SabdaNews.com – Jelang Musyawarah Daerah (Musda) DPD Partai Golkar Jawa Timur, sejumlah kandidat pengganti Muhammad Sarmuji mulai bermunculan. Diantaranya, Blegur Prijanggono (Wakil Ketua DPRD Jawa Timur), Heru Tjahjono (anggota DPR RI Dapil Blitar-Kediri-Tulungagung) dan Ali Mufti (anggota DPR RI Dapil Ponorogo, Trenggalek, Pacitan, Ngawi dan Magetan).
Pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Dr Surokim Abdussalam menilai kandidasi ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur pada Musda Partai Golkar Jawa Timur yang akan digelar pekan depan adalah pertarungan antar anggota DPR dari Dapil Jawa Timur. Mengingat, sudah ada pola kebiasaan yang terbangun di Partai Golkar Jatim dalam satu dekade terakhir, dimana ketua DPD Partai Golkar Jatim adalah kepanjangan tangan DPP.
“Ketua DPD Partai Golkar Jatim sebelumnya, Zainuddin Amali adalah anggota DPR RI. Kemudian Muhammad Sarmuji ketua DPD Partai Golkar Jatim yang sekarang juga anggota DPR RI dari Dapil Jatim. Bisa jadi ketua DPD Partai Golkar Jatim berikutnya juga dari anggota DPR RI dari Dapil Jatim,” ujar Surokim Abdussalam, Senin (5/5/2025).
Selain itu, lanjut Wakil Rektor III UTM, pengaruh ataupun restu dari Muhammad Sarmuji yang saat ini menjabat Sekjen DPP Partai Golkar juga cukup menentukan kandidasi pada Musda Partai Golkar Jatim mendatang karena sudah pasti suara beliau akan didengar dan jadi pertimbangan Ketum sebelum membuat kebijakan.
“Kalau membandingkan antara Heru Tjahjono dan Ali Mufti, saya kok lebih cenderung ke Ali Mufti. Sebab beliau sudah dua periode di DPR RI dan juga Presiden KAHMI yang satu almamater dengan Pak Sarmuji saat masih jadi aktivis mahasiswa. Itu yang menjadi kelebihan untuk membangun relasi kuasa di pusat” terang Surokim.
Di sisi lain, akademisi asal Lamongan ini juga melihat ada pola kolaborasi antara orang pusat dengan orang wilayah untuk struktur kepengurusan DPD Partai Golkar Jatim pada satu dasawarsa terakhir, dimana ketuanya dari pusat (anggota DPR) dan sekretarisnya dari orang wilayah (anggota DPRD Jatim).
“Bisa jadi Ali Muftti akan dipasangkan dengan Mas Blegur Prijanggono sebagai sekretaris DPD Partai Golkar Jatim mendatang. Sama seperti Pak Sarmuji diduetkan dengan Pak Sahat,” jelas Surokim Abdussalam.
“Selama ini pola-polanya memang seperti itu, jadi ada pembagian tugas dimana tugas ketua adalah membangun komunikasi dengan DPP. Sedangkan sekretaris lah yang akan menjalankan roda partai sehari-hari di Jatim, sehingga keberadaannya akan afdhol jika berada di Jatim. Memang pola ini bukan baku karena semuanya juga tergantung pada kehendak ketua terpilih nantinya,” imbuhnya.
Surokim mengakui jika pola kebiasaan dipertahankan ada Musda DPD Partai Golkar Jatim mendatang bisa jadi aklamasi bahkan calon tunggal.
“Namun harapan saya, organisasi itu akan lebih dinamis kalau memang ada kompetisi atau voting. Tapi kalau kemudian ingin konsolidasi dengan cepat, ya pilihan musyawarah mufakat jauh lebih menjanjikan. Menuju musyawarah mufakat tidak gampang karena perlu prakondisi banyak hal dan biasanya sudah ada sharing power,” ungkapnya.
Apalagi jika dilihat dari makro politik, trend politik di Jatim juga tidak terlalu gonjang ganjing alias adem ayem saja karena tidak sedang menghadapi turbulensi sehingga peluang musyawarah mufakat jauh lebih mudah.
Sebagai partai yang sudah sangat dewasa, lanjut Surokim Partai Golkar dalam mengikuti kontestasi pemilukada juga memiliki perhitungan politik yang akurat, sehingga peluang menangnya tinggi. Makanya, jabatan ketua DPD belum otomatis atau jaminan akan berpeluang untuk dicalonkan maju di Pilkada.
“Siapa yang dipandang lebih kuat dan dikehendaki DPP, itulah yang akan didukung Partai Golkar pada kontestasi Pilgub Jatim,” pungkasnya. (pun)P