SabdaNews.com – Tingginya angka pengangguran di Kabupaten Sidoarjo mendapat perhatian serius dari anggota DPRD Jatim asal Dapil Sidoarjo, Benjamin Kristianto. Pasalnya, meskipun sudah ada penurunan versi BPS, namun pengangguran di kota udang angkanya masih tinggi dibanding daerah-daerah lain di Jatim.
Politikus asal Partai Gerindra itu mengaku heran karena di Sidoarjo memiliki daerah kawasan industri yang mempekerjakan banyak pekerja tapi justru tingkat penganggurannya masih tinggi. Selain Sidoarjo, Gresik dan Surabaya juga mengalami hal yang serupa.
Ia berharap Pemkab Sidoarjo membuat kebijakan khusus dimana perusahaan-perusahaan yang berada di Sidoarjo diharapkan memberikan skala prioritas untuk mempekerjakan tenaga kerja lokal asal Sidoarjo sehingga warga asli Sidoarjo tidak banyak yang menjadi pengangguran.
“Pemkab Sidoarjo telah melakukan pelatihan-pelatihan usaha buat tenaga kerja asal Sidoarjo itu adalah sangat bagus. Namun membuka wirausaha dengan bekal pengalaman mengikuti pelatihan belum tentu bisa langsung menghasilkan uang yang banyak karena juga butuh waktu,” jelas anggota Komisi E DPRD Jatim, Kamis (8/12/2022).
Terpisah, Bupati Sidoarjo Muhdlor Ali membeberkan sejumlah strategi sektor ekonomi yang dipacu Pemkab Sidoarjo untuk mengurangi pengangguran yakni APBD dialokasikan untuk berbagai program yang menggerakkan ekonomi lokal. Di antaranya berbagai pembangunan infrastruktur jalan yang memudahkan mobilitas orang dan barang, dan dengan sendirinya menggerakkan ekonomi.
“Ada pula program Kartu Usaha Perempuan Mandiri (KURMA) yang memberikan modal usaha untuk ribuan kelompok, sehingga secara otomatis turut membuka lapangan kerja baru,” kata Bupati Muhdlor.
Di APBD Sidoarjo juga dialokasikan beragam program yang mendorong tumbuhnya kewirausahaan seperti fasilitasi anak muda di setiap kecamatan untuk memulai usaha dengan pelatihan keterampilan teknis dunia bisnis. Belanja APBD Sidoarjo juga dialokasikan besar untuk membantu UMKM.
“APBD itu milik rakyat. Hasilnya harus optimal untuk rakyat. Tidak boleh programnya elitis. Juga tidak boleh dibuat main-main. Maka kita optimalkan APBD untuk menggerakkan ekonomi rakyat, khususnya UMKM,” tegas Gus Muhdlor.
Sebagaimana diketahui, hasil survei terbaru dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Surabaya, pada 2022 ini TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) Sidoarjo tercatat tertinggi di Jatim. Angka pengangguran di kota udang itu mencapai 8,80 persen. Namun, angka ini sebetulnya sudah terjadi penurunan cukup signifikan. Sebab, tahun sebelumnya mencapai 10,87 persen atau turun 2,07 persen.
Penurunan TPT juga terjadi di Gresik. Pada 2021, angkanya masih mencapai 8 persen. Tahun ini menjadi 7,84 persen atau penurunan hanya 0,16 persen. Demikian juga di Kota Surabaya terjadi penurunan jumlah TPT. Dari tahun sebelumnya mencapai 9,68 persen, kini tinggal 7,62 persen. (tis)