Restu dari rais syuriah PWNU Jatim menjadi penentu
SabdaNews.com – Surat pemberhentian (pemecatan) KH Abdussalam Shohib dari jabatan Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim oleh PBNU sejatinya tidak terlalu berdampak. Pasalnya, kepengurusan PWNU Jatim saat ini masa khidmahnya tinggal beberapa hari, tepatnya pada 3 September 2023 akan berakhir.
Bahkan PWNU Jatim juga sudah mengajukan surat pengajuan ke PBNU beberapa bulan lalu untuk menggelar Konferwil. Namun PBNU baru memberikan surat balasan beberapa waktu lalu yang isinya memerintahkan PWNU Jatim segera mengajukan perpanjangan.
Karena PWNU itu hirarkinya ada di bawah PBNU secara organisasi, maka PWNU Jatim akan segera mengajukan perpanjangan menunggu hasil istisyaroh dan mohon pertimbangan dari Mbah KH Anwar Manshur selaku rais syuriah PWNU Jatim terlebih dahulu.
“Jadi apa yang didawuhkan Mbah Manshur itulah yang akan kita usulkan ke PBNU,” kata KH Marzuki Mustmar usai menggelar rapat di kantor PWNU Jatim, Rabu (16/8/2023).
Soal nama-nama pengurus PWNU Jatim masa perpanjangan, lanjut pengasuh Ponpes Sabilur Rosyad Malang juga akan dikonsultasikan terlebih dulu kepada rais syuriah PWNU Jatim.
“Kalau nantinya yang disetujui dalam SK PBNU itu sesuai dengan usulan PWNU atau masih perlu diotak utik PBNU, kita akan manut lagi,” jelas KH Marzuki Mustamar.
Ia tidak menampik nama KH Abdussalam Shohib juga berpeluang dicantumkan dalam usulan kepengurusan perpanjangan PWNU Jatim asal disetujui oleh KH Anwar Manshur walaupun yang bersangkutan sudah diberhentikan oleh PBNU.
“Kalau Mbah War bilang masukkan, ya kita masukkan namanya. Tapi bisa juga Mbah War bilang jangan dimasukkan dulu, ya tidak kita masukkan. Tapi kita belum sowan ke Lirboyo,” jelas KH Marzuki Mustamar.
Ditegaskan Kiai Marzuki, persoalan antara Gus Salam sapaan akrab KH Abdussalam Shohib dengan PBNU itu urusan pribadi beliau dengan PBNU sebagai bagian konsekwensi atas ikhtiar amar makruf nahi mungkar mengajukan gugatan ke pengadilan terhadap keputusan PBNU terkait PCNU Jombang.
Masih di tempat yang sama, KH Abdussalam Shohib menyatakan bahwa pihaknya siap menerima apapun keputusan PWNU Jatim dalam menindaklanjuti surat keputusan PBNU terkait pemecatan dirinya sebab itu adalah konsekwensi atas tindakan yang diperbuat.
“Saya mohon maaf khususnya kepada masyayikh dan para kiai, mungkin apa yang saya perbuat ini membuat gaduh, keresahan diantara warga NU,” jelas pemangku Ponpes Denanyar Jombang ini.
Diakui Gus Salam, berkhidmat ke NU itu bagian dari manifestasi kecintaan dan kewajiban sehingga keberadaan dirinya baik di dalam struktur maupun di luar struktur itu tidak penting.
“Bagi saya yang terpenting dimanapun saya berada, saya akan berkhidmah kepada jamiyah NU. Dengan berharap tentu saya tetap diakui sebagai santri para muassis,” pungkas Gus Salam. (tis)