MADIUN.SabdaNews.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa terus mengembangkan inovasi pelayanan publik di Jatim hingga ke pelosok desa. Hal ini guna menjawab harapan masyarakat terhadap pelayanan publik yang terus berkembang.
Untuk itu, Pemprov Jawa Timur menggelar Festival Inovasi Desa Tahun 2022 yang bertujuan agar tiap desa di Jatim bisa saling belajar dan bersinergi dari satu desa ke desa yang lain.
Kegiatan yang dirangkai dengan Penganugerahan Top Inovasi Terpuji Kompetensi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik) Jatim 2022 ini dibuka langsung Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Abdullah Azwar Anas bersama Gubernur Khofifah dan Bupati Madiun Ahmad Dawami di Alun-Alun Kireksogati Caruban, Kab. Madiun, Rabu (7/12/2022).
Dalam sambutannya, Gubernur Jatim Khofifah menjelaskan, festival ini menjadi inspirasi mewujudkan sekaligus cara cepat mereplikasi kisah sukses yang telah banyak dicapai oleh desa-desa yang ada di Jatim.
“Saya rasa festival ini adalah cara paling cepat bagi desa lain untuk mereplikasi succes story dari keberhasilan tiap desa di Jatim. Karena pada dasarnya untuk memulai dan membentuk desa mandiri dan sukses membutuhkan banyak ide atau inspirasi yang tidak mudah,” ungkapnya.
Khofifah menambahkan, setiap desa dan perangkatnya terkadang memiliki banyak ide yang sering kali susah diimplementasikan. Karenanya, lewat Festival Inovasi Desa ini setiap desa bisa mereplikasi cara sukses membangun desa maju dan mandiri melalui cara-cara sederhana sehingga berdampak kepada kesejahteraan masyarakat.
“Di tiap kunjungan kerja saya selalu menyempatkan untuk melihat dan menggali setiap potensi dari desa untuk bisa dikembangkan antara lain menjadi desa devisa,” terangnya.
Lebih lanjut disampaikan Khofifah, pada Bulan Oktober yang lalu Jatim telah melakukan skema _communal branding_ yang terbukti berhasil mengekspor perdana komoditas kopi ke Mesir dengan total 200 ton.
“Communal branding ini berhasil memasarkan hasil kopi petani dari tiga kabupaten di Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo – Jember, Desa Wonosalam, Kecamatan Wonosalam – Jombang, serta Desa Kare, Kecamatan Kare – Madiun. dengan total sebanyak 200 ton yang dikirim secara bertahap dengan nilai mencapai Rp 6,2 miliar,” ujarnya.
“Communal branding ini adalah format baru untuk menggali banyak potensi desa menjadi desa devisa agar ekspor dari Jawa Timur bisa tumbuh dan meningkat,” imbuhnya.
Khofifah mengaku bersyukur karena banyak inovasi lahir dari desa, dan terus tumbuh produktif mengantarkan Jatim terbebas dari wilayah desa tertinggal. Hal ini, berdasarkan data dari SK Menteri PDT RI No. 80 Tahun 2022 tentang status kemajuan dan kemandirian desa Tahun 2022 jumlah Desa Mandiri di Jatim sebesar 1.490 desa mandiri. Jumlah ini adalah jumlah desa mandiri tertinggi se Indonesia.
“Secara umum, Jatim memiliki jumlah desa paling banyak se-Indonesia yakni 8.576 desa. Dari jumlah tersebut, terdapat 2.326 desa berstatus Desa Berkembang, kemudian 3.906 desa berstatus Desa Maju, dan 1490 desa berstatus Desa Mandiri (tertinggi Nasional), atau dengan kata lain sebesar 23,88% Desa Mandiri Nasional berada di wilayah Jatim,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Khofifah menegaskan, Pemprov Jatim terus berkomunikasi dengan Lembaga Pengembangan Ekspor Indonesia (LPEI). Nantinya, banyak produk dari Jatim untuk dimaksimalkan oleh desa desa produktif di Jatim bisa masuk Lembaga Pengembangan Ekspor Indonesia (LPEI).
Menpan RB Sebut Jatim Sebagai Provinsi Lumbung Inovasi Di Indonesia
Dalam gelaran Festival Inovasi Desa ini, yang tidak kalah spesial adalah bahwa Jatim berhasil menjadi Provinsi dengan capaian Inovasi Instansi Pemerintah tertinggi nasional dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tahun 2022.
Bahkan, secara khusus Menpan-RB RI Abdullah Azwar Anas menyebut Jatim sebagai Provinsi Lumbung Inovasi Nasional. Tercatat sejak 2014 hingga 2022, Jatim berhasil menghasilkan 34 Top Inovasi yang juga mendapat pengakuan nasional.
“Kita patut berbangga bahwa Jatim adalah Lumbung dari gudangnya inovasi,” puji Azwar Anas.
Bukan hanya Jatim secara keseluruhan, capaian gemilang juga diraih oleh Kabupaten Banyuwangi dan Kota Surabaya sebagai Kab/Kota dengan jumlah Top Inovasi tertinggi. Masing-masing telah mencatatkan 18 dan 19 Top Inovasi yang telah diapresiasi oleh pemerintah pusat.
“Jadi kedepannya kalau perlu semua inovasi ini bisa dibukukan untuk menjadi ladang jariyah bersama,” lanjutnya.
Di akhir, Menpan-RB juga turut menyampaikan apresiasi penuh atas terselenggaranya Festival Inovasi Desa dan Penganugerahan Top Inovasi Terpuji Kovablik Jatim Tahun 2022. Menurutnya, ini adalah sebagai wujud konsistensi Pemprov Jatim dalam mendukung berbagai inovasi di ranah birokrasi.
“Tentu kita mendorong agar desa-desa terus inovatif. Yang paling cepat adalah mereplikasi. Maka acara seperti ini saya kira bagus karena ibu Gubernur menyiapkan replikasi bagi desa-desa yang lain,” tuturnya.
Hal ini juga sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk terus memberi perhatian serius dalam pembangunan desa di tanah air.
“Bapak Presiden juga memberikan perhatian yang serius karena kalau desanya tertangani dengan baik, Insya Allah daerahnya pasti akan segera maju,” pungkasnya.
Dalam kesempatan tersebut, turut diserahkan berbagai penghargaan kepada Kab/Kota maupun instansi berprestasi dalam sektor pelayanan publik. Untuk kategori umum, tercatat 30 instansi penerima diantaranya UPT Puskesmas Poncol Kabupaten Magetan, SD Negeri 6 Klodan Kabupaten Nganjuk Kabupaten Nganjuk, UPT Puskesmas Trawas Kabupaten Mojokerto serta berbagai instansi dari seluruh Jatim.
Sedangkan untuk Kategori Replikasi diraih oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dengan Bank SEgSI (Bank Sperma Terintegrasi) dan Kategori Kelompok Khusus atau Outstanding Achievement of Public Service Award diberikan diraih oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu dengan inovasi Among Tani CROP (Cepat Respon Opini Publik).
Sementara, penghargaan bergengsi yakni Pengukuhan Desa BerAKHLAK yang pertama kalinya di Indonesia. Penghargaan diberikan kepada tiga Desa Berprestasi yaitu Desa Cermo, Kecamatan Kare, Kab. Madiun, Desa Balun, Kecamatan Turi, Kab. Lamongan dan Desa Setail, Kecamatan Genteng, Kab. Banyuwangi. (pun)