SabdaNews.com – Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Luluk Nur Hamidah dan Lukmanul Hakim, berkomitmen untuk fokus pada pengentasan kemiskinan di wilayah Madura. Utamanya di Kabupaten Sampang, Bangkalan, dan Sumenep, yang menduduki peringkat 1 hingga 3 sebagai daerah dengan jumlah masyarakat miskin terbanyak di Jawa Timur.
Perempuan yang akrab disapa Mbak Luluk itu menyatakan bahwa pendekatan pengentasan kemiskinan di Madura harus dilakukan secara komprehensif dengan mempertimbangkan aspek kultural masyarakat setempat.
“Ceruk kemiskinan dan pemahaman sosiologis daerah menjadi penting dalam menyusun strategi pengentasan kemiskinan di Madura. Kita tidak bisa lepas dari konteks budaya yang ada di sana,” ungkap Luluk usai Media Gathering di Surabaya, Selasa (17/9/2024).
Menurutnya, pendekatan ini membutuhkan kolaborasi dengan berbagai tokoh masyarakat di Madura. Luluk menilai, tokoh-tokoh lokal Madura memiliki pengaruh kuat dalam membentuk opini dan sikap masyarakat. Oleh karena itu, dia berencana menggandeng mereka untuk merumuskan solusi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
“Kita akan menggandeng tokoh di Madura untuk rembuk bersama. Tidak hanya pendekatan pemerintah atau birokratis saja yang perlu dilakukan, tetapi kita juga harus mendengar suara mereka yang hidup dan tumbuh di tengah masyarakat,” terangnya.
Lebih lanjut, Luluk menjelaskan bahwa tantangan terbesar dalam pengentasan kemiskinan di Madura adalah soal isolasi wilayah, terutama di daerah-daerah kepulauan seperti Sumenep. Banyak desa yang sulit dijangkau, dan layanan dasar seperti kesehatan serta pendidikan masih belum merata.
“Misalnya di Sumenep, ada banyak desa di kepulauan yang hanya bisa dijangkau seminggu sekali. Kondisi ini tentu sangat mempengaruhi akses masyarakat terhadap layanan kesehatan dan pendidikan,” ujarnya.
Untuk mengatasi hal ini, Luluk dan Lukmanul berencana mengembangkan layanan puskesmas apung, yang akan berkeliling di wilayah-wilayah terpencil tersebut.
“Puskesmas apung ini sangat membantu masyarakat di kepulauan, dan kita akan terus meningkatkan layanan ini agar masyarakat di daerah yang sulit dijangkau bisa mendapatkan akses kesehatan yang memadai,” tegasnya.
Tidak hanya itu, pasangan Luluk-Lukman juga melihat potensi besar pada sektor pertanian dan perikanan di Madura, yang menurut mereka perlu didorong agar mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Secara khusus Luluk juga menyoroti pentingnya dukungan bagi petani tembakau di Madura. Harapannya, agar produk tembakau Madura dapat diproses hingga tahap akhir sehingga mampu memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi petani.
“Tembakau Madura punya kualitas yang baik, tapi kita harus memastikan bahwa para petani mendapatkan dukungan yang tepat agar mereka bisa naik kelas,” katanya.
Selain tembakau, sektor perikanan di Madura juga menjadi perhatian. Dengan daya dukung alam yang dimiliki, Luluk berencana mendorong pertumbuhan sektor perikanan secara lebih signifikan agar hasilnya dapat dinikmati oleh masyarakat setempat.
Ia juga menegaskan bahwa usaha kecil dan menengah (UKM) di Madura harus dilindungi dari kriminalisasi yang selama ini kerap terjadi. Menurutnya, perlindungan terhadap UKM adalah salah satu kunci untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan adil.
Sementara pada sektor pendidikan, Luluk dan Lukmanul berkomitmen untuk memberikan beasiswa yang lebih inklusif dan merata bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk kelompok-kelompok marginal seperti anak-anak petani, nelayan, dan buruh.
“Beasiswa ini bukan hanya untuk anak-anak yang pintar dan lolos seleksi ketat, tetapi harus juga diberikan kepada anak-anak dari keluarga petani, nelayan, buruh, dan perempuan yang selama ini seringkali tidak mendapatkan kesempatan. Kita harus hadir untuk memberikan kesempatan yang sama bagi mereka,” paparnya.
Dengan kebijakan afirmatif ini, Luluk berharap anak-anak dari keluarga kurang mampu di Madura mendapatkan akses pendidikan yang lebih baik, yang pada akhirnya bisa membantu mereka keluar dari lingkaran kemiskinan. Pendidikan, menurutnya, adalah salah satu pilar penting dalam strategi pengentasan kemiskinan yang berkelanjutan. (pun)