Gubernur Khofifah: Miliki Kemampuan Complex Problem Solving dan Jadilah Enabler Leader

oleh -549 Dilihat

BLITAR.SabdaNews.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberi pesan khusus pada para lulusan program sarjana Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar yang hari ini, Sabtu (28/1/2023), dikukuhkan sebagai wisudawan dan wisudawati.

Dalam orasi ilmiahnya, Gubernur Khofifah berpesan agar para lulusan sarjana UNU Blitar harus memiliki kompetensi complex problem solving. Menurutnya, kemampuan tersebut merupakan kualitas yang harus dimiliki pemimpin sejati.

“Hari ini Kita sudah masuk pada industri 4.0. Maka sebetulnya kompetensi pertama yang harus dimiliki adalah complex problem solving. Ini penting untuk menjawab perubahan-berubahan yang sering muncul dengan ketidakpastian. Seperti pandemi Covid-19, pemanasan global dan sebagainya,” ucapnya di Hall Hotel Puri Perdana, Kota Blitar.

Di depan 225 wisudawan wisudawati yang berasal dari Fakultas Ilmu Eksakta, Fakultas Ilmu Sosial dan Pendidikan, dan Fakultas Agama Islam UNU Blitar, Khofifah menjelaskan, seseorang harus menjadi enabler leader atau pemimpin yang pemungkin. Di mana, tidak pernah ada sesuatu yang mustahil bagi pemimpin dalam menyelesaikan masalah.

“Kita harus bisa menjadi _enabler leadership_. Jadi bisa mencari kemungkinan-kemungkinan dan solusi dari berbagai perubahan-perubahan di tingkat lokal, regional, nasional, maupun global,” tuturnya.

“Yang mungkin dianggap orang lain impossible, karena dia punya enabler leadership, maka bagi dia bisa jadi possible. Maka dimana dia hadir, dia akan selalu bisa jadi problem solver dan dia akan selalu mengasah inovasi, kreativitas dan kolaborasi untuk kita mencari solusi dari berbagai tantangan,” ucap Khofifah.

Baca Juga:  Guru UPT SD Negeri 273 Gresik, Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah (KTI) dalam rangka HUT TNI ke-78 mewakili Desa Sembunganyar Kec.Dukun Kab.Gresik

Selain itu, untuk menguasai peradaban dunia, mantan Menteri Sosial RI itu menekankan pentingnya listening society, schooling society, reading society, dan writing society. Sehingga tercipta masyarakat teredukasi yang dapat beradaptasi dengan kemajuan zaman.

“Alhamdulillah, saya pikir sekarang society ini sudah menemukan tempat yang semakin kuat. Karena kita tidak bisa mencapai peradaban dunia tanpa memperkuat listening, schooling, reading, dan terakhir writing,” jelasnya.

Selain itu, gubernur perempuan pertama Jatim itu menekankan bahwa hal penting lainnya adalah menjaga toleransi dan moderasi untuk membangun bangsa. Mengingat, banyak situasi kritis terjadi akibat perpecahan.

“Saat saya kunjungan kerja ke Mesir dan bersyukur bisa diterima Grand Syech Al-Azhar, beliau berpesan agar umat manusia bersatu jangan bercerai, bersatu jangan berpecah. Pesan ini bukan pesan sederhana. Karena bisa kita lihat bagaimana ekonomi dunia kemudian terpengaruh karena efek perang Rusia-Ukraina,” terangnya.

Lebih jauh, Ketum PP Muslimat NU ini menegaskan, kekuatan Indonesia berada pada moderasi dan toleransi antar sesama. Sebab meski Indonesia memiliki 714 suku bangsa, persatuan dan perdamaian tetap dapat terjaga.

Di sisi lain, Rektor UNU Blitar Prof. Moh. Mukri menegaskan, kehadiran gubernur Jatim di tengah prosesi wisuda dapat menjadi akar serabut para wisudawan dan wisudawati dalam membangun spirit kemajuan.

“Kita tidak ada pilihan selain menjadi orang-orang cerdas. Ke depan harus bisa bersaing dengan kota lain bahkan negara lain. Kalau tidak membaca dan belajar, kita menjadi bukan siapa-siapa. Jadi sekali lagi, kita tidak punya pilihan selain menjadi masyarakat yang intelektual,” pungkasnya. (tis)

Baca Juga:  Momen Istimewa di Penghujung Ramadan, Kepala Kemenag Gresik Sampaikan Tausiyah di Pondok Pesantren Refah Islami

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.