GRESIK,SabdaNews.com- Ke depan tantangan dalam ber-Muhammadiyah akan lebih berat. Karena itu, dibutuhkan komitmen yang tinggi dan konsistensi, serta memaksimalkan peran semua elemen persyarikatan di masing-masing lini.
“Ke depan tidaklah ringan, makin berat, penuh tantangan. Karena itu, perlu terus meng-upgrade dan meningkatkan kapasitas diri. Ini untuk semua pihak yang terlibat atau aktif di persyarikatan Muhammadiyah,” ungkap M. Sulthon Amien, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, beberapa saat sebelum membuka Musyawarah Daerah (Musyda) XI Muhammadiyah Gresik di Gedung Dakwah Muhammadiyah (GDM) Gresik, Minggu (12/2/2023).
Dikatakan, untuk bisa mendongkrak peran, salah satu yang perlu dilakukan di antaranya adalah mengoptimalkan fungsi masjid. Ia lalu menyoroti banyaknya masjid yang belum maksimal fungsinya. Dalam pandangan dia, di Jatim, masjid yang berfungsi maksimal masih relatif sedikit, tak sebanding dengan jumlahnya.
“Yang sudah berfungsi maksimal bisa dihitung dengan jari. Membangun masjid itu tidak sekadar membangun fisiknya. Mari di-breakdown untuk dimaksimalkan fungsinya,” tandasnya.
Pada bagian lain, ia manekankan pentingnya redefinisi tentang konsep berjamaah, baik dalam menjalani praktik shalat di masjid maupun dalam berorganisasi. Dalam ber-Muhammadiyah. Katanya, detil kepentingan dan kondisi anggota atau jamaah harus diidentifikasi dengan baik oleh pimpinan. Hal itu untuk menentukan format solusi atas berbagai problem atau masalah.
“Dan, itulah hakikat hidup berjamaah atau berorganisasi. Kalau pimpinan tidak paham dengan kondisi anggota atau jamaahnya, gimana bisa menjalankan perannya sebagai pimpinan,” katanya memotivasi.
Karena itu, lanjut Sulthon, spirit kolaborasi antarelemen organisasi, termasuk dengan eksternal mesti terus diperkuat. “Perkuat juga jejaring. Jangan terlalu banyak dibahas masalah itu, tapi apa yang perlu dilakukan. Jadi, yang penting action,” ujarnya.
Sementara itu, pelaksanaan Musyda XI Muhammadiyah Gresik Minggu (12/2/2023) hari ini memasuki tahapan Sidang Pleno I. Dalam tahapan ini, ratusan peserta dibagi menjadi 2 Komisi, yakni Komisi I dan II. Dalam sidang Komisi I disajikan tentang laporan pertanggungjawaban PDM periode 2015-2022. Selanjutnya, peserta merespon laporan pertanggungjawaban tersebut sebelum akhirnya dinyatakan diterima.
Sedangkan pada sidang Komisi II banyak dibahas seputar rancangan program Muhammadiyah Gresik periode 2022-2027, termasuk isu-isu strategis yang berkembang saat ini hingga lima tahun mendatang. Pembahasan dalam sidang ini akhirnya dikemas dalam sebuah rekomendasi yang disampaikan dalam sidang pleno I.
Hasil sidang pleno I ini kemudian akan digodok dalam rangkaian sidang plena dalam Musyda lanjutan pada 19 Februari 2023. Dalam lanjutan Musyda yang akan digelar di kompelks pendidikan Muhammadiyah Bungah, Gresik itu, juga akan dipilih pengurus baru PDM periode 2022-2027. (Red)