GRESIK, SabdaNews.com – Pemerintah Kabupaten Gresik terus menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan Gresik Baru yang Lebih Maju melalui pelaksanaan Program 100 Hari Nawakarsa. Program ini bukan sekadar janji politik, melainkan aksi nyata yang menyentuh berbagai aspek kehidupan masyarakat. Mulai dari digitalisasi pelayanan publik, pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, hingga penguatan ekonomi kerakyatan.
Di bawah kepemimpinan Bupati Fandi Akhmad Yani dan Wakil Bupati Asluchul Alif, Pemkab Gresik bergerak cepat melakukan konsolidasi internal, reformasi sistem, dan pendekatan berbasis empati. Melalui semangat Nawakarsa, Gresik mulai menampilkan wajah baru yang progresif dan berpihak kepada rakyat.
Transformasi sistem pemerintahan menjadi langkah awal, salah satunya dengan mengintegrasikan 46 OPD ke dalam Gresik Integrated Smart System. Inisiatif ini merupakan bagian dari strategi Gresik Tuntas untuk menjamin pelayanan publik yang cepat, efisien, dan berbasis data.
Program-program jemput bola seperti PAK DALANG KEPASAR, Anjangsana, serta kolaborasi SIGAP antara Dispendukcapil dan Pengadilan Agama menjadi bukti konkret reformasi birokrasi di lapangan.
Di sektor pendidikan kependudukan, program SETIA diterapkan untuk membangun kesadaran akan dokumen sejak usia sekolah. Dalam kerangka Gresik Seger, berbagai program perlindungan sosial dilaksanakan dengan pendekatan empatik—di antaranya pendistribusian ribuan paket sembako untuk nelayan yang tidak dapat melaut, bantuan sosial untuk janda miskin, marbot, guru ngaji, anak yatim, hingga pelaksanaan PKH Inklusif bagi lansia dan penyandang disabilitas.
Program Bela Beli memperkuat sektor UMKM melalui fasilitas legalitas usaha, sertifikasi produk, dan pendaftaran merek. Di sisi pembangunan fisik, strategi Gresik Mapan diwujudkan melalui normalisasi Kali Lamong sepanjang 3,1 km serta perbaikan tanggul di tujuh titik kritis.
Peningkatan konektivitas dilakukan melalui pembangunan jalan-jalan tematik beton berkualitas yang kini memasuki tahap lelang. Gresik Mapan juga memperkuat ketahanan keluarga melalui Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) dan pembangunan Taman Asuh Ramah dan Sayang Anak (Tarasya).
Melalui strategi Gresik Agropolitan, para petani yang terdampak banjir memperoleh bantuan benih dan pupuk yang saat ini tengah dalam proses pengadaan. Inovasi pertanian juga hadir melalui Pameran Nasional Giri Kedaton Bonsai yang memadukan budaya lokal dan ekonomi kreatif.
Strategi Gresik Gema Karya menunjukkan hasil yang signifikan: partisipasi 70 perusahaan dalam kanal Gresik Kerja, pelatihan bersertifikat nasional, serta mini job fair yang mempertemukan puluhan profesi dengan pencari kerja, khususnya di wilayah selatan Gresik.
Pendidikan menjadi fokus utama dalam strategi Gresik Cemerlang. Insentif diberikan kepada lebih dari 4.000 guru swasta dari jenjang SD hingga SMP, beasiswa produktif bagi 125 mahasiswa berprestasi, serta program HTM (Hatiku Padamu) yang menyediakan layanan antar-jemput bagi 100 siswa penyandang disabilitas, didukung oleh 129 guru pendamping.
Di sektor kesehatan, Gresik Sehati memperkuat layanan dengan akreditasi fasilitas kesehatan dan peluncuran Rumah Sakit Gresik Sehat (RSGS), pelatihan 1.300 kader Posyandu, serta pengembangan Puskesmas rawat inap.
Penanggulangan stunting dilakukan melalui aplikasi GUS dan pendampingan terhadap 171 balita. Bahkan, pemeriksaan terhadap 6.100 pasien TBC yang tidak terduga berhasil melampaui target awal sebanyak 5.000 pasien.
Strategi Gresik Barokah memperkuat aspek budaya dan sosial melalui penyelenggaraan Pekan Kebudayaan Daerah dan memberikan bantuan hukum bagi warga kurang mampu. Dalam semangat Pesona Gresik, pelestarian lingkungan pesisir diwujudkan melalui pembangunan Pasar Apung, Pusat Restorasi dan Edukasi Mangrove, serta penanaman ribuan bibit mangrove dan pohon produktif.
Wakil Bupati Asluchul Alif menegaskan bahwa program 100 hari ini adalah bukti nyata kehadiran pemerintah di masyarakat tengah. “100 hari ini bukan tentang cepat-cepat meraih keberhasilan. Ini tentang membuktikan bahwa pemerintah hadir dengan hati nurani dan niat yang baik. Kami menumbuhkan semangat perubahan yang akan tumbuh menjadi masa depan yang lebih adil dan sejahtera,” ujarnya.
Seratus hari pertama hanyalah awal. Namun, benih perubahan telah ditanamkan: pemerintahan yang responsif, layanan publik yang inklusif, ekonomi kerakyatan yang tangguh, dan lingkungan yang lestari. Gresik kini hadir dengan wajah baru: muda, tanggap, dan terus bergerak maju. (gus/lim/Red)