SabdaNews.com – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jember memberikan penghargaan tokoh muda penggerak sholawat di Indonesia untuk Presiden Laskar Sholawat Nusantara (LSN) Gus Fawait.
Gus Fawait sapaan akrab Muhammad Fawait saat dikonfirmasi mengaku mengucapkan terima kasih atas penghargaan tersebut.
“Alhamdulillah, di awal tahun 2023 mendapat penghargaan tokoh muda inspiratif penggerak sholawat,” kata Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Jatim, Jumat (10/2/2023).
Menurut Gus Fawait sholawat itu bukan hanya dilihat dari kacamata ibadah saja, melainkan sholawat juga bisa untuk memajukan usaha bangsa Indonesia.
“Dengan memaksimalkan Komunitas LSN dengan sasarannya kaum perempuan atau emak-emak, LSN ingin membantu pemerintah menyiapkan generasi masa depan yang berkualitas dengan cara mengajak emak-emak untuk sholawatan di majelis taklim supaya lebih religius. Tentunya akan melahirkan anak-anak yang religius dan berkualitas pula,” jelasnya.
Selain itu, kata ketua PD TIDAR Jatim ini, sholawat juga bisa dilirik pemerintah khususnya pemerintah provinsi untuk membantu program pengentasan kemiskinan.
Pasalnya, kantong kemiskinan itu ada di desa dan emak-emak itu adalah tulang punggung ekonomi keluarga. “Ketika mereka berkumpul untuk bersholawat, itulah kesempatan Pemprov memberikan pelatihan untuk meningkatkan kesejahteraan kalangan emak-emak,”dalih pria asli Jember ini.
Diharapkan dengan memberikan pelatihan tersebut, lanjut gus Fawait, pemerintah bisa menciptakan ibu-ibu rumah tangga yang produktif.
“Tak usah keluar biaya besar untuk mengumpulkan mereka. Tentunya mereka akan ikhlas datang kalau untuk bersholawat melalui majelis taklim atau sejenisnya. Sudah saatnya Pemprov memberdayakan ibu rumah tangga yang produktif. Saya yakin kalau emak-emak produktif tentunya kemiskinan akan terangkat,” tegasnya.
Tugas pemerintah propinsi selanjutnya, lanjut Gus Fawait, adalah membantu untuk memasarkan produk-produk yang dibikin kaum emak-emak.
“Kendala utama produk UMKM dan ultra mikro adalah pemasaran. Kalau pemerintah bisa membantu, tentu mereka tidak memaksakan diri menjadi PMI (Pekerja Migran Indonesia). Padahal mereka tidak memiliki keterampilan yang memadai,” jelas Gus Fawait.
Melihat fakta-fakta tersebut, pihaknya mendorong agar majelis taklim, majelis dzikir dan majelis sholawat dibantu pemerintah dengan memberikan pelatihan-pelatihan untuk pengentasan kemiskinan.
“Tentunya Pemprov juga harus membantu menyambungkan dengan pihak perbankan dalam hal permodalan agar perekonomian masyarakat bisa hidup setelah adanya pelatihan-pelatihan tersebut,” kata Gus Fawait.
majelis Sholawat dan majelis dzikir, kata Gus Fawait, juga menjadi bagian penguatan NKRI dimana bisa menanamkan kecintaan kepada generasi muda untuk tanah air.
“Lewat ibu-ibu atau emak-emak yang tergabung majelis tersebut akan mengajarkan kepada anak-anaknya akan kecintaan terhadap Pancasila dan NKRI,” pungkasnya. (pun)