Home POLITIKLuluk Nur Hamidah Nilai Pembekuan BEM Fisip Unair Adalah Pemasungan Nalar Kritis Mahasiswa

Luluk Nur Hamidah Nilai Pembekuan BEM Fisip Unair Adalah Pemasungan Nalar Kritis Mahasiswa

by Redaksi
logo Sabdanews oke

SabdaNews.com – Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 1, Luluk Nur Hamidah, akhirnya turut angkat suara perihal pembekuan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP Universitas Airlangga (Unair) oleh pihak kampus.

Meski saat ini pembekuan BEM Fisip Unair telah dibatalkan setelah mendapat kritikan banyak pihak, namun sikap represif pihak kampus tetap sangat disayangkan Luluk. Ia menganggap pembekuan BEM Fisip Unair memasung nalar kritis mahasiswa.

“Elit kampus jangan memasung nalar kritis mahasiswa,” tegas Luluk di Surabaya, Rabu (30/10/2024).

Mantan aktivis reformasi tersebut berpendapat, kampus merupakan rumah dalam mengasah nalar kritis mahasiswa dengan segala ekpresinya.

Dia mengatakan kebebasan berekspresi, kebebasan sikap merupakan bagian dari kehidupan berdemokrasi.

“Nah, cara kita melakukan pembinaan kepada mahasiswa itu ya dengan cara memberikan kebebasan,” katanya.

“Bukan dengan cara mengekang, apalagi dikit-dikit melarang, dikit-dikit mengancam. Mengurangi nilai kekritisannya malah,” lanjut Luluk.

Oleh sebab itu, Luluk menyayangkan keputusan tersebut terjadi, karena berpotensi meninggalkan trauma bagi mahasiswa lain untuk juga berfikir kritis dan menjalannya fungsi kotrolnya.

“Jadi kampus itu jangan selalu main kuasa. Jadi pendekatan kekuasaan itu tidak akan kondusif lah bagi kehidupan kampus,” tuturnya.

Luluk menilai, saat ini bukan waktunya membungkan apa yang menjadi kekritisan mahasiswa. Apalagi dilakukan oleh pihak kampus sendiri yang seharusnya menjadi payung penyemangat anak didik dalam mengasah pikirannya.

“Ini udah nggak zamannya, jadi di era keterbukaan semacam ini, sikap rektor yang semacam itu bukan malah mendapatkan simpati, tapi justru malah mendapatkan ya antipati lah. Lagi pula untuk apa? Mau cari muka depan penguasa?” tegasya.

Mantan Ketua Umum Kopri PB PMII ini mengatakan, civitas akademika Unair sangat terpandang dan menjadi contoh banyak kampus di Indonesia. Oleh karenanya, nama baik itu harus tetap terjaga dengan memberikan kebesan berfikir dan kebebasan berpendapat bagi mahasiswanya.

Alumni Lee Kuan Yew School of Public Policy berharap meski ada tragedi pembekuan BEM Fisip Unair, namun tetap tidak membuat pola kritis mahasiwa surut. Pihaknya akan terus mendukung apa yang menjadi buah pikir mahasiswa sebagai bagian dari demokrasi Indonesia.

“Yang kita harapkan teman-teman mahasiswa itu tetap semangat, tepat tidak menghilangkan sikap kritisnya dalam mengawal demokrasi secara konstruktif,” harapnya. (tis)

You may also like

Leave a Comment