GRESIK. SabdaNews.com- Anggota DPRD Gresik dari PPP, Lilik Hidayati, memiliki respek cukup tinggi terhadap perlindungan dan pemberdayaan nelayan yang belakangan area tangkapannya kian menyempit, sehingga berimbas pada potensi turunnya pendapatan mereka. Karena itu, ia berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik, lewat organisasi perangkat daerah (OPD) yang berkompeten, cepat tanggap dan melakukan langkah konkret.
Salah satu yang ia harapkan adalah, agar Pemkab membantu pengadaan peralatan pendeteksi (detektor) ikan di laut, sehingga memudahkan para nelayan mendapat hasil tangkapan. Pada gilirannya, secara berangsur tingkat kesejahteraan nelayan juga terangkat. Usulan ini ia sampaikan mengadopsi apa yang dilakukan beberapa Pemkab di Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Waktu melakukan kunjungan dan studi banding, kami memang mendapati beberapa Pemerintah Daerah di Bali di NTB itu membantu para nelayan alat pendeteksi keberadaan ikan di laut, sehingga dengan alat itu, para nelayan tidak terlalu susah mencari lokasi yang banyak ikannya,” ungkah Lilik seusai melakukan Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan (Sosper) kepada masyarakat Kecamatan Gresik dan Kebomas di rumahnya, Sabtu (28/1/2023).
Kepada lebih dari 100 perwakilan warga di 2 kecamatan tersebut, Lilik melakukan sosialisasi 2 Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Gresik. Keduanya adalah Perda No. 1/2022 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan dan Perda No. 7/2022 tentang Penyelenggaraan Ketenagakerjaan. Antusias warga untuk mengikuti sosialisasi cukup tinggi, terbukti banyaknya respon saat sesi tanya jawab dibuka.
Dikatakan, di wilayah Kabupaten Gresik sebaran nelayan banyak terdapat di Kecamatan Gresik, Kebomas, Ujung Pangkah dan Panceng. Namun, seiring dengan perkembangan industrialisasi, area tangkapan ikan para nelayan di Kecamatan Gresik dan Kebomas makin menyempit dan memaksa mereka untuk melaut dengan jarak lebih jauh dengan tingkat spekulasi yang tinggi.
“Mereka yang di Kecamatan Gresik, seperti para nelayan di Kelurahan Lumpur, juga di Desa Sukorejo, Kecamatan Kebomas, nyari ikannya makin jauh ke tengah laut dan spekulatif, karena mereka tidak tahu persis di titik mana banyak ikannya. Kalau mereka secara kelompok punya alat pendeteksi keberadaan ikan, kan lebih mudah dalam mendapatkan ikan,” ujar Ning Kaji Lilik, sapaan akrab Hj Lilik Hidayati.
Ia memaklumi, dengan kondisi APBD yang tak sebesar 2 tetangganya, yakni Surabaya dan Sidoarjo, Gresik memang memiliki keterbartasan untuk melakukan pengadaan peralatan itu dalam waktu dekat. Namun, Lilik berharap Pemkab tak menjadikan keterbatasan anggaran sebagai alasan pembenar untuk tidak care terhadap nasib nelayan di Gresik.
“Ya, paling tidak ada kepedulianlah, yang diwujudkan dalam perencanaan yang serius. Soal realisasinya kapan dan bertahap, itu soal lain. Yang penting tunjukkan, bahwa pemerintah memang peduli terhadap upaya-upaya pemberdayaan nelayan. Jangan hanya diam, atau malah pura-pura tidak tahu dengan kondisi atau nasib nelayan di lapangan,” tandasnya. (Luck/Red)