GRESIK ,SabdaNews.com– Sulitnya menanam akibat kondisi tanah gersang mendorong Pemerintah Desa (Pemdes) Sukodono, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik untuk mulai bertani melon menggunakan metode green house. Dengan metode green house, para petani dapat menanam tumbuhan sepanjang tahun tanpa khawatir pada iklim atau musim serta terhindar dari hewan perusak tanaman.
Kepala Desa Sukodono Agam Prasetyo, mengatakan bahwa kondisi pertanian di wilayahnya hampir 70 persen mengandalkan sistem tadah hujan akibat tanahnya gersang. “Dari sini kami kemudian belajar cara budidaya dengan metode green house. Alhamdulillah Bumdes Sukodono sudah memiliki 2 green house,” ungkap Agam, Senin (21/12/2024).
Tak hanya itu, Bumdes Sukodono juga melakukan pendampingan kepada 3 green house yang dibuat oleh warga. “Ini bagian dari usaha kami dalam membantu petani,” ucapnya.
Agam menyebut, untuk satu green house melon sekali panen dapat menghasilkan uang Rp8 juta sampai Rp12 juta. “Banyak juga outing class dari berbagai sekolah belajar ke green house kami,” terangnya.
Menurut Agam, keberhasilan green house tak bisa dilepaskan dari kolaborasi semua pihak. Khususnya para pemuda yang bersemangat belajar dan berkontribusi bagi desa. “Melalui petani muda kami selalu mencari sistem pertanian yang baik untuk diterapkan di Desa Sukodono,” ucapnya.
Lebih lanjut, ketika ditanya mengenai komoditas pertanian utama di Sukodono, Agam mengungkapkan bahwa jagung menjadi komoditas paling banyak ditanam. “Selain jagung, mangga juga menjadi produk pertanian unggulan,” kata dia.
Selain pertanian, ketersediaan air bersih juga menjadi salah satu perhatiannya sejak dirinya menjabat Kades Sukodoni. Saat ini, sebanyak 500 rumah tangga sudah teraliri air bersih. “Pada awalnya air disini sulit. Kemudian kami terus melakukan pengeboran dan akhirnya air bisa dimanfaatkan untuk warga dan petani. Mudah-mudah bisa memberikan manfaat,” kenang Agam. (adv/gus/red)