13
JAKARTA.SabdaNews.com – Keberadaan anjungan Jatim yang ada di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) harus benar-benar diperhatikan oleh Pemprov Jatim. Terlebih, keberadaa anjungan tersebut telah dipercaya oleh pengelola TMII sebagai pilot project tidak hanya sebagai tempat promosi pementasan budaya tapi juga sebagai perwakilan untuk menarik investasi bagi daerah melalui produk produk UMKM dan potensi yang dimiliki Jatim.
Hal ini terungkap saat komisi E DPRD Jatim melakukan kunjungan kerja di anjungan Jatim di Taman mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta beberapa hari lalu. Bahkan Kepala Badan Penghubung Daerah Provinsi Jatim Zaenal Fanani secara gamblang memaparkan keberadaan anjungan Jatim di TMII yang bertambah tidak hanya sebagai btempat promosi pementasan budaya tapi lebih dari itu.
“Kalau nggak salah bulan Juni 2022 ada surat dari manajemen TMII menunjuk Jawa Timur tidak hanya sebagai tempat promosi budaya tapi juga pusat data semacam Daya Guna Tekhnologi Informatika (DGTI) untuk pengembangan dan promosi potensi daerah dan produk-produk UMKM,” ujarnya Rabu (11/1/2023).
Menurut Zaenal, anjungan Jatim di TMIII tidak hanya mempromosikan budaya saja. Kota/Kabupaten di Jatim juga diminta untuk menyediakan slide dan promosi potensi daerah dan pameran produk UMKM yang ada untuk ditampilkan disini sehingga menarik investor maupun membuka pasar baru produk UMKM.
“Kita sudah sampaikan hal ini ke Bu Gubernur, dan Bu Gubernur mendukung. Beberapa perbaikan sarana dan prasarana juga sudah dilakukan. Dinas lain seperti Koperasi dan UMKM, Disperindag dan SDM serta yang lainnya juga sudah mensupport,” bebernya.
“Kita akan maksimalkan ini sehingga buyer dan investor yang ada di Ibukota bila akan melihat potensi prodak UMKM dan potensi lainnya untuk berinvestasi bisa lewat anjungan Jatim di TMII,” imbuhnya.
Menanggapi hal ini Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Hikmah Bafaqih menyatakan mendukung kabar yang sangat menggembirakan bagi Jatim karena keberadaan anjungan Jatim di TMII tidak hanya sebagai tempat promosi budaya, tetapi juga dikembangkan mirip kantor perwakilan dagang Jatim.
“Ini harus didorong dan ditopang dengan semaksimal mungkin. Ini menunjukkan seni budaya juga bisa sebagai sarana pergerakan ekonomi,” terang politikus PKB.
Lebih jauh mantan ketua PW Fatayat Jatim itu juga ingin memastikan dukungan dari Kabupaten/Kota di Jatim untuk pro aktif mempromosikan potensi yang dimiliki daerah maupun produk-produk unggulan UMKM daerah tersebut.
“Kita tahu pengunjung wisatawan yang datang ke TMII tidak menutup kemungkinan merupakan investor sehingga bisa melihat potensi yang ada di berbagai daerah di Provinsi Jatim,” harap Hikmah Bafaqih.
Senada, anggota Komisi E lainnya Kodrat Sunyoto mengatakan pengembangan fungsi anjungan Jatim di TMII ini bisa menjadi potensi baru untuk meningkatkan promosi bagi perekonomian Jatim.
“Tapi kita tidak boleh meninggalkan fungsi awal yakni promosi budaya. Perhatian terhadap pegiat seni yang ada disini meski bukan orang Jatim tapi pegiat seni Jatim tetap harus diperhatikan,” harap politikus Partai Golkar Jatim ini.
Di sisi lain, lanjut Kodrat menyatakan pengembangan anjungan Jatim di TMII yang bukan hanya promosi budaya tapi juga promosi potensi ekonomi dan produk UMKM Jatim juga perlu ditopang anggaran yang memadai.
Hal yang sama juga diutarakan Hadi Dediansyah anggota Komisi E yang meminta agar Pemprov Jatim menambah anggaran untuk Badan Penghubung Daerah Provinsi Jatim di anjungan TMII pada Perubahan APBD Jatim 2023 mendatang.
“Anjungan ini sangat potensi untuk siar, tidak hanya sebagai promosi budaya tapi juga promosi potensi daerah dan produk UMKM untuk menarik investasi dan pasar. Kepercayaan manajemen TMII menjadikan anjungan Jatim sebagai pilot project harus didukung penuh,” harap politikus Partai Gerindra.
Kuantitas dan kualitas anjungan Jatim, kata Cak Dedi sapaan akrabnya harus terus ditingkatkan. Peningkatan anggaran harus benar-benar dilakukan. Tidak malah turun seperti saat ini dibandingkan tahun sebelumnya.
“Untuk itu saya minta Gubernur Jatim benar-benar memperhatikan ini dan menjadikan keberadaan anjungan Jatim menjadi tempat promosi tidak hanya potensi budaya tapi juga potensi daerah dan produk UMKM untuk investor dan buyer,” jelasnya.
“Saya akan meminta agar anggaran bagi anjungan Jatim di TMII ini benar benar diperhatikan dan tidak ada pengurangan. Kita minta pula ada tambahan di Perubahan APBD 2022 nanti. Ini potensi lho, keberadaannya,” imbuh Cak Dedi. (pun)