Dosen UNUSA Agus Wahyudi, kepala MI dan sebagian peserta seminar (ali/SabdaNews.com)
GRESIK ,SabdaNews.com- Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) melalui Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, dalam menyambut serta memasuki masa ta’aruf lingkungan sekolah bagi siswa baru PGSD UNUSA berkolaborasi dengan MI Darul Ulum Gresik mengadakan Seminar Pendidikan Anti Bullying dengan tema “Bersama-sama Melawan Bullying menjadi Pahlawan Anti Bullying di Sekolah” di MI Darul Ulum, Gresik.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam kepada para siswa mengenai bullying serta dampak negatifnya bagi pelaku dan korban. Latar Belakang Bullying merupakan tindakan yang merugikan baik secara fisik maupun psikologis. Tindakan ini mencakup mengancam, mempermalukan, memberi panggilan nama, dan menyebarkan gosip buruk.
Pelaku sering kali melakukan tindakan fisik seperti mendorong, menendang, dan menghancurkan barang milik korban. Untuk mengatasi permasalahan ini, seminar diadakan sebagai bentuk sosialisasi dan penyuluhan mengenai bahaya dan dampak buruk dari bullying.
Seminar ini bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran siswa tentang bullying dan dampak negatifnya, mengajarkan strategi pencegahan dan penanganan bullying, membangun keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi situasi bullying, meningkatkan kolaborasi antara siswa, guru, dan masyarakat dalam mencegah dan menghadapi bullying.
Kepala Sekolah MI Darul Ulum,
Sri Wahyuni memberikan sambutan selamat datang, , dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Agus Wahyudi, dosen dari UNUSA dengan tema “Mengenal Bullying”. ” Saat ini lagi marak di masyarakat juga dilingkungan sekolah terkait buly mem buly, kalau kita bisa memberikan pencerahan sekaligus pencegahan, tentu akan sangat membantu proses belajar mengajar menjadi berdaya guna sekaligus berhasil guna,”, terang Agus. Rabu sore (24/7).
Sesi teori dan panel diskusi memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya langsung kepada para ahli dan mendapatkan wawasan yang lebih mendalam mengenai bullying. Dari kegiatan ini mampu memberikan penyadaran bagi guru dan siswa baru dan lama tentang imbas dari perilaku perundungan atau bullying.
Sekitar 90% siswa dari 80 siswa peserta mampu mengidentifikasi tindakan bullying dan mengetahui bagaimana mekanisme cara pelaporannya dan pengaduannya. Guru memahami tanda-tanda bullying dan dapat memberikan dukungan kepada siswa yang mengalami atau terlibat dalam bullying. Seluruh peserta seminar merasakan wawasan yang sangat berharga untuk dapat diterapkan di lingkungan sehari-hari, khususnya di sekolah.
Seminar Pendidikan Anti Bullying ini merupakan langkah awal dalam menciptakan lingkungan sekolah yang bebas dari bullying. Dengan meningkatnya kesadaran dan pemahaman mengenai bullying, diharapkan dapat tercipta generasi muda yang berperilaku baik terhadap sesama, serta meningkatkan pengawasan orang tua dan masyarakat terhadap anak-anaknya. Mari kita bersama-sama melawan bullying dan menjadi pahlawan anti bullying di sekolah. ( ali/Red)