PDIP dan Gerindra Jatim Jajaki Kerjasama Politik Hadapi  Pilkada Serentak di 16 Daerah

by Redaksi

SabdaNews.com – Langkah progresif DPD PDI Perjuangan Jatim menghadapi kontestasi pilkada serentak 2024, dengan menggelar safari politik yang dikemas dalam bentuk silaturrahim mendatangi kolega sejumlah parpol di Jatim untuk menjalin kerjasama politik, nampaknya membuahkan hasil yang signifikan.

Setelah silaturrahim ke DPW PAN Jatim beberapa hari lalu sukses menjalin kerjasama politik di 13 kabupaten/kota di Jatim. Pada Senin (10/6/2024) malam DPD PDI Perjuangan Jatim giliran mendatangi kantor DPD Partai Gerindra Jatim di jalan Gayungsari Surabaya.

Sekretaris DPD Partai Gerindra Jatim Kharisma Febriansyah usai pertemuan tertutup menyatakan bahwa tujuan dari silaturrahim ini adalah bagaimana membangun kabupaten/kota di Jatim mendapatkan pemimpin yang terbaik, sehingga mampu memajukan provinsi Jatim secara keseluruhan.

“Sampai dengan saat ini kita sudah membahas 38 kabupaten/kota dan ada sekitar 16-17 daerah yang punya kesamaan visi. Tinggal posisi Jatim yang belum selesai,” ujar Kharisma.

Ia mengakui jumlah tersebut masih dinamis bisa bertambah dan berkurang. Mengingat, mekanisme keputusan Partai Gerindra ada di DPP, sehingga yang bisa dilakukan pengurus partai di tingkat provinsi hanyalah memberi masukan kepada pengambil keputusan di pusat.

“Pada prinsipnya kita satu visi, cuman di beberapa daerah yang lain sudah ada pasangan calon yang muncul duluan sehingga perlu dibicarakan lebih lanjut sebelum rekom pasangan dikeluarkan oleh DPP,” jelas Kharisma.

Di contohkan Kharisma, di Kota Surabaya Partai Gerindra belum memiliki pasangan calon yang akan diusung sehingga pilihannya ada dua, yakni menyiapkan pasangan atau bergabung dengan partai lain yang sudah memiliki pasangan calon yang akan diusung.

Sementara itu, ketua harian DPD PDI Perjuangan Jatim Budi Kanang Sulistiyono menegaskan bahwa kerjasama politik yang dimaksud itu meliputi 3 hal. Pertama, kita bersama-sama, apakah yang nomor 1 dari Gerindra dan yang nomor 2 dari PDIP, atau sebaliknya.

“Kedua, salah satu parpol memang tidak punya calon sehingga cukup mendukung. Dan yang ketiga, kita sama-sama tapi tidak sambung dan kalau bertempur ya gak usah kenceng kenceng biar paska kontestasi tidak ada yang terluka parah, apalagi sampai masuk rumah sakit,” bebernya.

Tahun 2024 ini adalah pilkada serentak yang pertama kali di seluruh Indonesia, sehingga parpol kita ajak kumpul membicarakan mana daerah yang bisa kita usung bersama-sama, lalu mana daerah yang kita hanya mendukung karena paslonnya dari partai lain, dan mana daerah yang kita masing-masing mengusung sendiri itu ditata dengan baik.

“Harapan kita, sebagai sesama parpol nasionalis dan ingin wilayah ini tidak berdarah darah atau tidak ada bekas setelah pertempuran sehingga kondusivitas Jatim tetap terjaga. Jadi kita ini ingin membuat role pilkada sejak awal,” ungkap mantan Bupati Ngawi ini.

Ditanya soal Jatim (Pilgub), kembali Budi menjelaskan bahwa Gerindra sudah menentukan pilihan mengusung paslon incumbent (Khofifah-Emil), maka PDIP menghormati keputusan tersebut dan begitu juga sebaliknya yang kita harapkan.

“PDIP belum bersikap, insyaAllah dalam waktu dekat. Peluangnya fifty fifty, artinya bisa mengusung paslon lain sehingga tidak ada bangku kosong seperti itu. Atau bersama-sama kalau kita mampu diyakinkan bahwa satu pasang itu sudah bagus, ya kenapa tidak,” dalihnya.

Pertimbangan lainnya, lanjut Budi memang ada paslon tunggal atau lagi diupayakan cuma calon tunggal di Pilkada kabupaten/kota di Jatim.

“Seperti di Ngawi dan Sumenep yang calonnya dari kader kita. Begitu juga di daerah lain yang tengah diupayakan Partai Gerindra. Kalau kita bisa kompromikan kenapa tidak hanya satu paslon saja tanpa harus bertempur,” dalihnya.

Upaya menghindari pertarungan dahsyat terjadi di pilkada serentak mendatang terus dilakukan PDI Perjuangan Jatim, sehingga paska silaturrahim ke PAN dan Gerindra ini akan dilanjutkan bisa ke PKB, Demokrat, Golkar dan lain sebagainya.

Ditambahkan Kharisnya, komunikasi politik antar parpol ini sangat baik supaya tidak terjadi disorientasi dalam mencari pemimpin daerah semata. Tetapi juga memikirkan bagaimana menciptakan pemimpin yang bisa bekerja untuk rakyat.

Senada, sekretaris DPD PDIP Jatim Sri Untari Bisowarno menjelaskan bahwa pemerintahan daerah itu bukan semata mata eksekutif tetapi juga legislatif sebagai penyelenggaranya. Karena itu membangun kerjasama politik dengan seluruh partai adalah bagian dari upaya membangun situasi politik kondusif di Jatim.

“Hakikinya adalah bagaimana kita bisa menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat. Sehingga pemimpin daerah ini perlu kita desain karena mereka tidak akan bisa bekerja sendiri tapi harus bersama sama dengan DPRD,” bebernya.

Ketua Fraksi PDIP DPRD Jatim itu juga berterima kasih dan mengapresiasi lantaran cinderamata yang diberikan PDIP berupa lukisan Sang Proklamator Soekarno langsung dipasang di kantor DPD Partai Gerindra Jatim.

“Mudah mudahan Pak Prabowo bisa memimpin bangsa ini kedepan bisa seperti Bung Karno dalam menjalankan amanat rakyat,” pungkas Sri Untari Bisowarno. (pun)

You may also like

Leave a Comment