SabdaNews.com – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menyatakan bahwa warga Nahdliyin tidak haram coblos Partai Amanat Nasional (PAN). Pernyataan itu disampaikan saat memberikan sambutan pada acara Simposium Nasional Satu Abad NU yang digelar PAN di Hotel Sheraton Surabaya, Sabtu (18/2/2024).
“Saya sebagai Ketua Umum PBNU mengatakan bahwa orang NU tidak haram mencoblos PAN. Tapi, PAN tetap sebagai Partai Amanat Nasional, bukan menjadi Partai Akan NU,” kelakar KH Yahya Cholil Staquf disambut riuh tepuk tangan ribuan kader PAN yang hadir.
Kiai yang juga anggota Wantimpres ini mengaku tahu dan paham, mengapa Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan Bang Zulhas menggelar acara simposium ini bertujuan agar warga NU juga bisa memilih PAN di pemilu mendatang.
“Langkah ini menunjukkan, bahwa transformasi PAN menjadi partai yang lebih rasional. Kalau dulu PAN dianggap partainya orang Muhammadiyah, tapi sekarang PAN lebih terbuka. Di PAN itu, tidak ada drama pencurian partai. Tapi saya kan nggak boleh kampanye untuk mencoblos PAN, karena memang saya bukan kader PAN,” kata pria humoris dan berpenampilan kalem ini.
Kiai Yahya Cholil Staquf juga menegaskan, bahwa NU dan Muhammadiyah bisa rukun di Indonesia itu karena memiliki perasaan saudara sebangsa dan setanah air.
“Ini berbeda dengan di negara lain, antara Sunni-Syiah dan Wahabi-Non Wahabi yang tidak pernah rukun, padahal sama-sama Islam. NU ngotot secara tegas menolak politik identitas. Dan, kita tidak mau masuk kompetisi politik yang hanya membela identitas, karena itu mengarah argumen yang irasional,” dalihnya.
Ia tak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada saudara tua Muhammadiyah yang disebutkan telah banyak membantu dalam Resepsi Puncak Harlah Satu Abad NU di GOR Delta Sidoarjo kemarin.
“Jangankan Muhammadiyah yang sama-sama Islam, yang agama lain saja juga mau membantu, ini sangat luar biasa dan mengharukan,” ungkap Gus Yahya sapaan akrabnya.
Dari laporan yang diterima PBNU, lanjut Gus Yahya, Muhammadiyah membuka masjid-masjid beserta menyediakan hidangan makanan dan minuman, termasuk bakso yang sangat banyak bagi jamaah warga NU yang sholat di masjid maupun beristirahat selama pelaksanaan resepsi puncak satu Abad NU.
“Ini mengharukan dan saya sangat berterimakasih, termasuk menyediakan bakso yang lebih banyak dibandingkan bakso di saat Muktamar Muhammadiyah,” tambahnya, disambut gemuruh tepuk tangan dari kader dan pengurus PAN.
Di tempat yang sama, Ketum PAN Zulkifli Hasan mengatakan, dalam menghadapi perubahan dunia yang cepat, tentu diperlukan persatuan dalam keragaman.
“Sekarang NU dan Muhammadiyah bisa duduk bareng, kita senang dan rakyat juga senang. Duduk berang tidak harus sama, tapi perlu harmoni. Kalau umat islam bersatu maka kita bisa fokus membangun,” terangnya.
Pria yang juga menteri perdagangan ini mengaku memasuki abad kedua NU berharap perekonomian warga nahdliyin bisa meningkat. Khususnya para pelaku UMKM dari yang kecil bisa menjeadi menangah dan yang menengah bisa menjadi besar.
“Yang kita pikirkan adalah hal-hal yang produktif. Tidak lagi mempermasalahkan cebong lah, kampret lah atau lainnya yang tidak produktif. Sebab umat yang bersatu dan kuat bisa dikompresi menjadi kekuatan ekonomi. Itulah cita-cita Indonesia Merdeka,” tegas Zulhas sapaan akrabnya.
“Saya memang ingin mendudukkan NU dan Muhammadiyah sebagai bapak kandungnya Republik agar nanti bisa memberikan inspirasi kita menjadi negara yang baik,” imbuhnya. (tis)