SabdaNews.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Timur menggelar Evaluasi dan Anugerah Kinerja MUI se-Jawa Timur Tahun 2022. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari proses akreditasi MUI Jawa Timur.
Dari proses akreditasi tersebut, ada lima kategori penerima anugerah kinerja MUI yaitu bidang manajemen organisasi diraih oleh MUI Gresik, bidang pelayanan diraih oleh MUI Banyuwangi, bidang inovasi dan kepeloporan diraih oleh MUI Batu, bidang kerja sama diraih oleh MUI Surabaya serta bidang dukungan pemerintah daerah diraih oleh MUI Kab Pasuruan. Dan juara umum diraih oleh MUI Gresik.
KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah, Ketua Umum MUI Jatim mengatakan bahwa program akreditas adalah perbaikan tata kelola sesuai sistem dan pola yang sudah dibuat oleh MUI Jatim, sekaligus upaya meningkatkan pelayanan mereka kepada umat.
“Alhamdulillah banyak MUI yang sebelumnya tidak punya kantor dan sekarang punya kantor sendiri. Kemudian MUI yang dulunya tidak aktif, sekarang bisa lebih aktif lagi,” katanya saat sambutan pada kegiatan tersebut, Rabu (28/12/2022).
Pada bagian lain, Kiai Mutawakkil mengungkapkan akan menindaklanjuti peluang yang diberikan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa seperti pemberdayaan ekonomi umat.
“Peluang yang diberikan gubernur tentu akan kami respons melalui komisi, lembaga dan badan yang ada di MUI yang berkaitan dengan pemberdayaan ekonomi umat. Karena ini merupakan kerja sama antara ulama dan umara,” ujar Pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong, Probolinggo itu.
Apresiasi Khofifah soal Millenial
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menegaskan, evalusi program dari MUI 2022 banyak hal yang dijadikan catatan dan best practice bagi daerah lain.
“Dengan penganugerahan ini, MUI kabupaten/kota bisa diberikan referensi bagaimana akreditasi manajemen organisasi, kerja sama dan seterusnya,” terangnya.
Di samping itu, Dewan Pertimbangan MUI Jatim tersebut menambahkan bahwa MUI memiliki banyak peluang yang tidak diambil pemerintahan.
“Misalnya peran MUI dalam proses penguatan sertifikasi halal termasuk juleha. Ini hal-hal yang tidak mudah dilakukan oleh pemerintah maupun Kemenag dan itu bisa disapa oleh berbagai program MUI yang bisa secara strategis mengantarkan ekonomi umat serta industri halal secara lebih sistemik,” ujarnya.
Pada bagian lain, Gubernur Jatim mengapresiasi Millenial sebagai inovasi MUI Jatim.
“Hal yang sangat patut kita apresiasi adalah Millenial. Jadi MUI yang notabene adalah kumpulan berbagai ormas Islam membuat ruang regenerasi dari Millenial ini. Selain itu, dakwah kita akan lebih mudah diterima apabila dengan cara-cara kekinian dan setara dengan pendengarnya,” tutur Khofifah.
Di samping itu, Khofifah menambahkan bahwa Millenial bisa menjadi corong untuk mengampanyekan Islam Rahmatan lil ‘Alamin.
“Saya rasa Millenial bisa memberikan referensi bagaimana bangunan Islam moderat dan toleran,” tambahnya.
Tidak hanya itu, Khofifah juga memberi respons positif atas gerakan MUI Jatim yang telah melakukan akreditasi tata kelola organisasi bagi MUI kabupaten/kota dengan beberapa kategori.
“Inovasi ini juga patut kita apresiasi atas keseriusan menstandarisasi tata kola organisasi di lingkungan MUI kabupaten/kota se-Jatim,” tutur Khofifah. (pun)