SabdaNews.com – Anggota DPRD Jawa Timur Erma Susanti mendorong adanya gerak cepat (gercep) dari Pemprov Jatim maupun Pemkab Tulungagung untuk menekan tingginya kasus penyakit TBC di Kabupaten Tulungagung.
Politikus PDI Perjuangan itu menjelaskan bahwa gercep perlu dilakukan agar jangan sampai TBC menjadi pandemi di wilayah Tulungagung.
“Tentunya jika dibiarkan bisa meluas hingga menjadi pandemi seperti Covid-19 lalu,” ungkap Erma Susanti, Minggu (25/12/2022).
Diakui Erma pemberantasan TBC sering kali menghadapi sejumlah kendala, salah satunya tingkat ketelatenan pasien dalam menjalani proses pengobatan. Sebab proses pengobatan dan terapi pasien TBC membutuhkan waktu lama dan harus minum obat teratur tanpa putus.
“Biasanya tiga bulan pertama itu pasien sudah mulai membaik, batuknya berkurang, berat badannya meningkat, nafsu makan juga membaik, sesak nafas hilang. Dianggap itu sudah sembuh, padahal bakterinya baru klenger saja. Akhirnya pasien berhenti minum obat hingga kambuh lagi,” jelasunya.
TBC, lanjut Erma, sering kali dianggap aib maupun penyakit keturunan oleh sebagian orang. Akibatnya, pasien cenderung menutup diri dan enggan untuk menjalani pengobatan dengan baik.
“TBC itu Indonesia peringkat kedua dunia setelah India. Makanya dibutuhkan kolaborasi antara Pemprov, pemkab maupun elemen masyarakat di Tulungagung agar nantinya di tahun tahun depan Tulungagung sudah bisa terbebas dari TBC,” harap Erma.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung telah ditemukan 1.332 pasien tuberculosis (TBC) baru selama tahun 2022 ini. Jumlah itu masih sekitar 54,43 persen dari target yang ditetapkan yakni sebanyak 2.447 pasien.
Sebelumnya Kementerian Kesehatan RI juga memberikan target untuk menemukan terduga (suspect) TBC di Kabupaten Tulungagung sebanyak 13.249 orang.
“Jadi dari suspect yang sudah diperiksa itu, ditemukan pasien baru sejumlah 1.332 orang,” terang Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Tulungagung, Didik Eka.
Sebelumnya, lanjut Didik, pada tahun 2020-2021 proses investigasi kontak dan pencarian suspect TBC terhenti karena pandemi covid-19. Apalagi Tulungagung sempat masuk ke Level 1 PPKM, sehingga kunjungan ke rumah-rumah dilarang. (tis)