SabdaNews.com – Pasangan gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak, tak hanya menjadi sorotan karena dinilai sukses selama memimpin Jawa Timur selama 5 tahun. Namun juga karena kekompakan dan kedekatan mereka berdua sehingga patut menjadi tauladan bagi para pemimpin daerah bahkan pemimpin nasional.
Baru-baru ini, Pokja Wartawan Indrapura secara blak-blakan memberikan pandangan mereka tentang alasan di balik kesan ‘romantis’ dari pasangan Khofifah-Emil yang kian santer bakal maju kembali di Pilgub Jatim 2024.
Menurut Ketua Pokja Wartawan Indrapura, Riko Abdiono, kedekatan dan keharmonisan antara Khofifah dan Emil bukanlah hal yang dipaksakan atau rekayasa.
“Kesamaan visi, komunikasi yang terbuka, dan saling menghargai dan mengisi menjadi kunci dari hubungan ‘romantis’ mereka,” ujarnya saat menghadiri undangan buka puasa bersama di kediaman Khofifah di Jemursari, Surabaya, Minggu (8/4/2024) kemarin.
Riko menjelaskan bahwa dalam setiap kesempatan, Khofifah dan Emil selalu terlihat saling mendukung dan menghormati satu sama lain.
“Mereka tidak hanya sebatas mitra politik, tetapi juga teman hidup yang saling membangun dan menguatkan,” dalihnya.
Mendekati pelaksanaan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur 2024, sorotan terus tertuju pada pasangan gubernur dan wakil gubernur petahana ini.
Dalam beberapa kesempatan terbaru, sinyal kehadiran mereka kembali dalam arena politik semakin terang. Terakhir, Emil Dardak menghadiri undangan Khofifah di rumahnya Jemurasi, Surabaya dalam acara buka puasa bersama dengan segenap tokoh masyarakat setempat.
“Saya bersama istri dan anak sowan ke Ibu Khofifah. Karena besok (hari ini, red) saya sudah mudik ke Jakarta mengunjungi ibunda,” kata Emil Dardak didampingi istrinya Arumi Bachsin dan Keysa anak perempuannya.
Dukungan dari berbagai elemen masyarakat dan partai politik tampaknya semakin memperkuat keinginan Khofifah-Emil untuk melanjutkan perjalanan kepemimpinan mereka di Jawa Timur lima tahun kedepan.
Pada kesempatan sama, Khofifah mengakui bahwa Emil Elestianto Dardak adalah sosok yang mudah beradaptasi dan santun.
“Dalam banyak kegiatan, Mas Emil dan Mbak Arumi mudah sekali beradaptasi. Saya melihat mereka sangat santun,” ungkapnya.
Ketum PP Muslimat NU ini juga mengingatkan Emil dan seluruh bapak-bapak agar memperhatikan pendidikan agama terutama sholat dan akhlak anak-anaknya. Sebab tugas tersebut sesuai dengan amanat Al Quran merupakan tanggungjawab seorang bapak.
“Tapi faktanya justru banyak dijumpai tugas tersebut dibebankan kepada seorang Ibu. Itu tidak sepenuhnya salah karena ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anak,” beber Khofifah.
Di akhir ramadhan 1445 H ini, hampir semua umat muslim berharap bisa ketemu ramadhan tahun depan. Padahal saat dipertengahan dan awal ramadhan berharap bisa bertemu dengan Lailatul Qodar.
“Semoga kita semua diberikan Allah kesehatan sehingga bisa bertemu dengan ramadhan tahun depan,” terang Khofifah.
Kembali, Riko pun menyebut pasangan Khofifah-Emil Periode 2019-2024 berhasil menumbuhkembangkan desa-desa yang ada di Jatim. Melalui Perda Pengembangan Desa Wisata ini sudah mulai dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sehingga kesejahteraan masyarakat desa meningkat.
“Dengan kekayaan alam dan keregaman budaya yang dimiliki Jawa Timur, pengembangan desa wisata menjadi strategi yang tepat untuk memperluas basis kunjungan wisatawan dan meningkatkan pendapatan masyarakat lokal,” beber Riko.
Dengan adanya Desa Wisata di Jawa Timur, kata Riko, potensi alam, budaya, dan sejarah yang dimiliki oleh desa-desa yang meliputi keindahan alam, warisan budaya, tradisi lokal, kuliner khas, dan kerajinan tangan mampu tumbuh menjadi pusat ekonomi baru.
“Masyarakat setempat yang dilibatkan dalam proses pengembangan desa wisata sangat penting. Masyarakat harus diberdayakan untuk menjadi pelaku utama dalam pengelolaan dan pemasaran destinasi wisata mereka sendiri,” ulasnya.
Kendati demikian, Riko memastikan adanya infrastruktur dasar yang memadai seperti akses jalan, air bersih, sanitasi, dan listrik menjadi langkah penting dalam pengembangan desa wisata. Selain itu, pembangunan fasilitas penunjang seperti homestay, restoran, dan sarana rekreasi juga perlu diperhatikan.
“Nah, adanya promosi dan pemasaran secara aktif baik secara offline maupun online menjadi kunci dalam meningkatkan popularitas desa wisata. Itu yang kami lihat kinerja Khofifah-Emil saat menjabat sudah mulai terasa,” jelasnya.
Dengan implementasi langkah-langkah tersebut, diharapkan pengembangan desa wisata di Jawa Timur dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang signifikan bagi masyarakat lokal sambil melestarikan warisan alam dan budaya yang dimiliki. (tis)