Peringati Isra’ Mi’raj 1444 H, Gubernur Khofifah Ajak Masyarakat Tingkatkan Kesalehan Sosial Dengan Jalan Memberi, Mencintai dan Peduli

by Redaksi

SabdaNews.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengharapkan Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW tahun 1444 Hijriah dapat menjadi momentum meningkatkan kinerja Pemerintah Provinsi Jatim menjadi lebih meningkat dan lebih baik lagi.

Gubernur yang akrab disapa Khofifah itu menjelaskan, kinerja para pengabdi negara dapat menjadi lebih efisien dengan keseimbangan profesional – spiritual. Yakni jika iman dan ketaqwaannya kepada Allah SWT seiring dengan kebaikan hubungannya kepada manusia.

“Menurut para Ulama Ahlussunnah, iman itu bisa bertambah dan berkurang. Bagaimana caranya untuk menyiram iman tanpa menguap? Yaitu menyiram dengan kebaikan-kebaikan,” ujarnya saat menghadiri Peringatan Isra’ Mi’raj di Islamic Center, Surabaya, Sabtu (18/2/2023) malam.

“Mudah-mudahan berkumpulnya kita di majelis ini bisa menyiram iman kita. Dengan berkumpul, habluminannas dan habluminallah akan terjaga seimbang. Maka InsyaAllah kerja kita di Pemprov Jatim juga akan makin produktif, kreatif, inovatif, dan akan memberikan manfaat yang lebih besar lagi bagi masyarakat dan bangsa,” imbuh Khofifah.

Selain itu, orang pertama di Jatim itu menekankan pentingnya kesalehan sosial. Yang mana, seseorang dapat menyebarkan virus positif filantropisme modern pada masyarakat maju yang menyadari bahwa mendekati Tuhan Yang Maha Kuasa Allah SWT bisa dengan jalan memberi (Giving), mencintai (Loving) dan peduli (Caring).

Tak hanya itu, Khofifah juga berpesan agar setiap orang dapat menjadi enabler leader, yakni pemimpin yang bisa memungkinkan solusi di segala situasi. Hindari sosok trouble maker yaitu sosok yang sering menimbulkan masalah.

“Hari ini kita juga butuh kesalehan sosial, yaitu mereka yang menjunjung tinggi act of giving, loving, and caring. Kalau sudah seperti ini, insyaAllah jalan untuk menjadi enabler leader bisa mulus. Di mana kita harus menjadi problem solver, bukan menjadi trouble maker,” tegasnya.

Lebih jauh, mantan Menteri Sosial RI itu menerangkan kepada kurang lebih 2.500 undangan yang hadir, Isra’ Mi’raj merupakan peringatan turunnya perintah shalat kepada Nabi Muhammad SAW. Oleh karenanya, dia berpesan agar semua orang dapat memperbaiki shalatnya.

“Kita ini mengulang-tahuni turunnya perintah shalat. Yang kemarin shalatnya tidak khusyu, mudah-mudahan makin khusyu. Yang kemarin tidak tertib, mudah-mudahan shalatnya makin tertib. Mudah-mudahan ibadah shalat kita diterima oleh Allah dan kelak kita juga mendapat syafaat Rasulullah SAW di hari akhir nanti,” pungkasnya.

Menurut Khofifah, hal tersebut menjadi penting karena sebagai ummat Nabi Muhammad SAW, kita harus mengerti makna dan hikmah peringatan Isra’ Mi’raj yang diadakan setiap tahun. Intinya adalah turunnya perintah sholat dan hidup memberikan keberkahan bagi sekeliling kita.

“Ini menjadi bagian yang penting karena yang kita peringati adalah Isra Mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW. Bagaimana Rasullulah diisra’kan dan mi’rojkan ke Sidhratul Muntaha. Dan bagaimana agar kita semua bisa mendapat keberkahan bulan Rajab dan Sya’ban dan dipertemukan dengan Ramadhan,” tuturnya.

Sementara itu, Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Prof. M. Zainuddin menyebutkan dalam tausiyahnya bahwa peristiwa Isra’ Mi’raj bukan sesuatu yang mustahil. Sebab, pengetahuan manusia tidak akan bisa menjangkau seluruh wilayah alam semesta.

“Ilmuwan-ilmuwan abad 20 itu semakin menyadari kekurangannya, bahwa pengetahuan manusia tentang alam semesta ini hanya 3% saja. Sedangkan 97%-nya masih misteri. Bahkan filsuf Jerman, Immanuel Kant, mengatakan, “Saya harus berhenti untuk melakukan penyelidikan dan harus menyisakan hati saya,”” terang Zainuddin.

Maka dari itu, dirinya mengingatkan untuk selalu memberi ruang bagi iman dan bukan hanya mengandalkan akal. Karena hakikat iman adalah mempercayai bahwa apa yang dikatakan Allah adalah yang sebenar-benarnya.

“Kita diberi mandat oleh Allah bahwa kebenaran yang harus kita yakini secara haq adalah kebenaran dari Tuhanmu. Jangan diragukan sedikitpun. Nah, oleh sebab itu kita mesti tawadhu’ dan tidak boleh sombong setinggi apapun ilmu atau status sosial kita,” ungkap Zainuddin.

Turut hadir dalam acara tersebut Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Sekretaris Daerah Jawa Timur Adhy Karyono, dan organisasi keagamaan Islam di Jawa Timur.

Antara lain PW Nahdlatul Ulama, PW Muhammadiyah, PW Muslimat NU, PW Fatayat NU, PW ‘Aisyiyah, PW Nasyi’atul ‘Aisyiyah, PW LDII Jawa Timur dan Pimpinan Wanita LDII Jawa Timur. (pun)

You may also like

Leave a Comment