GRESIK, SabdaNews.com- Bertempat di UPT SD Negeri 282 Gresik digelar sebuah pelatihan inovatif yang berfokus pada teknik Eco-Print dengan Methode Ponding. Acara ini diselenggarakan oleh Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan Dukun sebagai bagian dari inovasi untuk memberikan pengalaman belajar praktik kepada Guru-guru SD Negeri/Swasta se- Kecamatan Dukun sebagai bentuk refleksi dari Penguatan Poyek Profil Pelajar Pancasila (P5), Kamis, (2/5/2024).
Ketua K3S Dispendik Kecamatan Dukun mengatakan, Workshop Ecoprint ini adalah kelanjutan dari pelatihan ecoprint yang pernah dilakukan di UPT SD Negeri 287 Gresik, 5 bulan yang lalu yang juga nara sumbernya dari UNIVERSITAS PGRI ADHI BUANA Surabaya.Harapan kami dengan kegiatan pada pagi ini, Bapak/Ibu Guru dapat melaksanakan kegiatan dengan sebaik-baiknya dan mengimbaskan pada anak didik kita di satuan pendidikan kita masing-masing.”tutur Bapak Nur Cholis.
Ibu Bani Mashuda, S.Pd.M.M mengucapkan terima kasih dan mengapreasiasi kepada bapak/Ibu Guru SD Negeri/Swasta Se -Kecamatan Dukun atas kebersamaan dan kekompakan dalam mensukseskan kegiatan Workshop Ecoprint dengan teknik Ponding. Kegiatan ini merupakan bentuk Penerapan Penguatan Proyek Profil Pelajar Pancasila ((P-5) Kurikulum Merdeka. “Teknik pounding merupakan teknik pembuatan motif pada kain yang paling sederhana, karena pembuatannya hanya dengan memukulkan palu atau batu ke atas daun atau bunga yang sudah ditata pada kain”. Maka dengan workshop pada pagi ini, ikuti momen ini dengan sebaik-baiknya dan ilmunya ditransfer kepada anak didik kita semua. Dengan ucapan bismillahirrahmanirrahim, kegiatan Worshop pada hari ini saya buka dan dapat dilaksanakan kegiatan berikutnya, semoga berjalan dengan lancar dan sukses ” Ungkap Pengawas SD Dispendik Kecamatan Dukun ini.
Menurut Bapak Zaenal, pemateri dan narasumber dari Universitas PGRI Adhi Buana Surabaya ,”Tehnik eco pounding yaitu teknik mentransfer pigmen warna daun ke kain dengan cara dipukul menggunakan alat pemukul yang terbuat dari kayu. Teknik eco pounding tidak perlu direbus karena transfer pigment warna sudah didapat melalui proses pemukulan atau tumbuk pada daun ke bahan kain.
“Proses pembuatan eco pounding yang pertama adalah kain harus melalui merendam bahan pada larutan TRO kemudian dicuci bersih dan dikeringkan. Bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa bahan kimia yang masih menempel pada bahan, kemudian harus dimordanting dulu dengan cara direbus pada larutan tawas dan soda ash. Kemudian dicuci bersih dan dikeringkan tujuannya agar pori-pori kain terbuka sehingga bisa menerima pigmen warna dari daun.” Jelas Research Ecoprint Ponding UNIV.PGRI ADHI BUANA Surabaya.
Dijelakan pula oleh Bapak Zaenal, “Langkah berikutnya setelah melalui proses mordanting adalah proses penempelan dedaunan pada kain ditata sesuai keinginan, diberi alas plastik pada bagian bawah dan atas agar pigmen daun tidak menimbulkan bercak di sekitar bahan kain.”
“Setelah dialasi plastik maka daun bisa dipukul-pukul menggunakan pemukul yang terbuat dari kayu. Pastikan semua pigmen daun sudah tertransfer di kain, teknik pukul daun bisa dilakukan satu per satu sampai tercipta motif yang diinginkan. Setelah pigmen sudah menempel di kain, maka sisa-sisa daun bisa dilepas sampai bersih. Setelah itu diamkan selama 24 jam.
“Proses terakhir adalah proses fiksasi proses yaitu mengunci warna, proses ini dilakukan dengan tujuan agar pigmen warna daun tidak mudah luntur atau berubah. Proses fiksasi dilakukan dengan cara kain yang sudah dieco pounding dimasukkan ke dalam larutan tawas dan tunjung dengan cara dicelupkan dan diremas-remas selama 15 menit. Kemudian dicuci bersih dijemur dengan cara diangin-anginkan lalu disetrika, kain eco pounding siap digunakan.”
Alhamdulillah, kegiatan workshop dapat dilaksanakan oleh bapak/ibu guru dengan sukses dan luarbiasa dengan menghasilkan bentuk karya batik dari ecoprint ponding. Selamat dan Hebat, Guru-Guru SD Negeri/ Swasta Kecamatan Dukun
(Mushlikh/Red)