GRESIK,SabdaNews.com-Tiga program pengelolaan lingkungan hidup yang dijalankan Petrokimia Gresik melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) mendapatkan apresiasi tertinggi atau Platinum Award dalam ajang Indonesian SDGs Award (ISDA) 2022, di Jakarta, baru-baru ini.
Ketiganya adalah Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove Mengare (PRPM Mengare) di Desa Tanjung Widoro, Gresik; kemudian Kali Lamong (Kalam) Mangrove di Desa Sukorejo, Gresik; serta program Lingkungan Peternak Sapi Terintegrasi (Literasi) di Desa Sumbersari, Lamongan. Atas capaian tersebut, Petrokimia Gresik yang merupakan perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia dinobatkan sebagai The Most Committed Corporate on SDGs for Environment Pillars. Sementara Vice President (VP) CSR Petrokimia Gresik, Muhammad Ihwan F juga terpilih sebagai Manager CSR/TJSL Terbaik II di ajang yang sama.
Terpisah, Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo, pada Senin (28/11) menyampaikan bahwa semua program tersebut berawal dari permasalahan lingkungan yang kini berhasil menjadi solusi insipiratif dan memberikan dampak tidak hanya pada perbaikan lingkungan, tetapi juga memberikan dampak baik pada kesejahteraan masyarakat setempat.
“Pengelolaan lingkungan menjadi salah satu program prioritas dari TJSL Petrokimia Gresik. Hal ini sesuai dengan arahan Menteri BUMN Republik Indonesia, Bapak Erick Thohir dimana TJSL BUMN difokuskan pada tiga bidang, yaitu pendidikan, lingkungan hidup dan UMKM. Ketiga program tersebut merupakan implementasi dari fokus TJSL kami di bidang lingkungan, dan telah layak untuk dikembangkan di tempat lain,” tandas Dwi Satriyo.
PRPM Mengare merupakan program pemberdayaan masyarakat pesisir Desa Tanjung Widoro, melalui konservasi ekosistem pesisir untuk mengurangi laju abrasi, meningkatkan produktivitas perikanan dan terciptanya alternatif lapangan kerja melalui ekowisata pesisir terpadu.
“Sepanjang pesisir Mengare telah mengalami abrasi cukup hebat dan rawan bencana rob. Berbagai upaya telah dilakukan namun masih belum berhasil. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang lebih masif agar kualitas ekosistem dapat pulih dan terjaga,” ujar Dwi Satriyo.
Dalam Pelaksanaannya, Petrokimia Gresik bersinergi dan berkolaborasi dengan Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Desa Tanjung Widoro sebagai kelompok sasaran penerima program. PRPM Mengare dinilai mampu berkontribusi dalam pencapaian SDG 15 Ekosistem Daratan.
Tahun lalu di ajang yang sama, PRPM Mengare juga mendapatkan prestasi, yaitu Gold Award karena dinilai mampu berkontribusi dalam pencapaian SDG 13.1, yaitu memperkuat kapasitas ketahanan dan adaptasi terhadap bahaya terkait iklim dan bencana alam di semua negara.
Berikutnya, perusahaan bersama masyarakat Sukorejo berupaya mengubah kawasan sempadan sungai Kali Lamong dari semula hanya sebagai tempat pembuanhan sampah menjadi ekowisaya mangrove yang nyaman untuk dikunjungi.
Sementara untuk Literasi, Program ini telah dilakukan pendampingan dan pengembangan sejak tahun 2018. Program pemberdayaan masyarakat ini kini telah maju hingga mampu menerapkan ekosistem smart agribusiness, dengan menciptakan solusi pada berbagai risiko pertanian dan peternakan. Salah satunya adalah program asuransi dan tabungan berbasis limbah pertama di Jawa Timur.
Program ini sekarang dikembangkan menjadi konsep edufarm. Masyarakat dapat belajar pembuatan silase, yakni pengelolaan limbah pertanian menjadi pakan ternak fermentasi, pembuatan media tanam. Selain itu, limbah kotoran sapi juga diolah menjadi biogas sebagai bahan bakar kompor dan lampu untuk aktivitas operasional di kandang. Residu biogas cair kemudian dimanfaatkan menjadi akuakultur dan residu padat menjadi media budidaya cacing yang juga bernilai ekonomi, sehingga tidak menyisakan limbah yang terbuang sia-sia (zero waste).
“Dengan menukar limbah pertanian dan kotoran sapi, anggota juga dapat memiliki asuransi untuk hewan ternak dan lahan pertaniannya. Banyak sekali yang bisa kita pelajari di sana,” tandas Dwi Satriyo.
“Pencapaian ini adalah sebuah keseriusan perusahaan dalam peran sustainable bisiness exellent sejalan dengan spirit dan effort pada SDGs dan tidak hanya berfokus pada added value yang berdampak pada laba-rugi perusahaan saja. Prestasi ini menggambarkan secara nyata bahwa semangat tersebut terus kita tingkatkan untuk kebermanfaat kepada masyarakat, iklim dan lingkungan,” pungkas Dwi Satriyo.
Sementara itu, ISDA 2022 merupakan ajang pemberian penghargaan yang diberikan kepada perusahaan atau institusi atas kontribusinya dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. ISDA diselenggarakan oleh oleh Corporate Forum for CSR Development (CFCD). Tahun 2022 ini diikuti 103 perusahaan dengan berbagai latar bidang usaha dengan total 223 best practice. (Redaksi)