SabdaNews.com – Paska Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mendeklarasikan dukungan dan kesiapannya menjadi jurkamnas pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabumingraka. Tim Kampanye Nasional (TKN) Paslon Nomor Urut 02 pun langsung menindaklanjuti dengan menerbitkan SK bagi Khofifah.
Dalam SK TKN Prabowo-Gibran yang dirilis dan dibacakan oleh Nusron Wahid diterangkan bahwa Khofifah Indar Parawansa akan aktif menjadi jurkamnas Prabowo-Gibran mulai 21 Januari 2024. Selama menjadi jurkamnas, Khofifah juga otomatis akan nonaktif dari jabatan Gubernur Jatim yang akan berakhir pada 13 Februari 2024.
“SK berlaku pada 21 Januari mendatang, Bunda Khofifah aktif di TKN menjadi jurkamnas Prabowo-Gibran,” ujar Nusron Wahid di Jakarta, Kamis (11/1/2024).
Sementara itu pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokim Abdussalam mengapresiasi pilihan Khofifah mendukung paslon Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024.
“Bu Khofifah sudah melabuhkan pilihan itu juga sesuatu yang layak dihormati dalam politik. Ya 02 tentu menganggap bergabungnya bu Khof itu berkah dan bisa menjadi tambahan energi,” jelasnya.
Semua orang, lanjut Surokim juga tahu kalau Khofifah Indar Parawansa merupakan vote getter yang sangat seksi di Jatim karena pemilih di Jatim adalah terbesar kedua secara nasional setelah Jabar. Selain itu, Khofifah juga menjadi
“Tentunya wajar kalau Bu Khofifah jadi rebutan para paslon yang maju di Pilpres mendatang. Pilihan Bu Khofifah ke Paslon 02 itu akan membuat Jatim kian dinamis,” ungkap peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC).
Di sisi lain, bergabungnya Khofifah ke paslon 02 juga bagian dari investasi yang menguntungkan bagi Gubernur Jatim karena akan maju lagi di Pilgub Jatim mendatang.
“Saya pikir itu yang nampak kasat mata bisa kita lihat terkait bergabungnya Bu Khofifah ke Paslon Prabowo-Gibran. Selebihnya apa yang ada di panggung belakang kita tidak tahu,” jelas Surokim.
Relasi elit Jakarta dan dukungan parpol untuk maju Pilgub Jatim serta faktor Jokowi menjadi penguat utama bergabungnya perempuan yang juga Ketum PP Muslimat NU ke TKN Prabowo-Gibran.
“Bisa jadi ini politik balas budi, tetapi sesungguhnya itu juga mutual simbiosis untuk saling menguatkan kedua belah pihak dan menjadikan kontestasi Pilpres di Jatim kian sengit dan kompetitif,” ungkap Surokim.
Bergabungnya Khofifah apakah bisa dimaknai dukungan paslon 02 diambang limit untuk bisa memenangkan Pilpres dalam satu putaran, sehingga butuh dukungan nyata dari sosok Khofifah supaya bisa menang tebal tebal di Jatim untuk bisa menutupi kekalahan di provinsi-provinsi yang lain?
“Bisa jadi demikian, sebab Jatim adalah battle ground peperangan di Pilpres 2024. Siapa yang berhasil memenangkan Jatim maka kemenangan di Pulau Jawa ada di depan mata sehingga kemenangan Pilpres satu putaran bisa terwujud karena hampir 55 persen lebih suara pemilih ada di Pulau Jawa,” jelas Surokim.
Kelebihan Khofifah Indar Parrawansa yang sudah diketahui publik dan dibuktikan dalam tiga kali kontestasi Pilgub Jatim adalah memiliki pasaukan diam yang sangat loyal, yakni Muslimat NU.
“Pasukan diam itu tinggal diremote, bu Khofifah kemana mereka akan sami’na wa’atho’na. Investasi dan kontribusi nyata bu Khofifah itu ditunjukkan dengan dukungan terbuka ke Prabowo-Gibran dengan harapan balas budi di Pilgub Jatim mendatang,” terang akademisi asal Lamongan ini..
Di singgung soal peluang terjadinya vacum of power di Pemprov Jatim lantaran Gubernur dan Wagub Jatim akan non aktif selama masa kampanye terbuka? Dengan lugas Surokim menyatakan bahwa hal itu tentunya bisa diatur sesuai dengan Standar Operating Prosedure (SOP) dan mekanisme yang berlaku.
“Saya kira beliau beliau pasti sudah punya rencana dan memahami mekanisme yang patut dilakukan guna menghindari kekosongan kekuasaan di Pemprov Jatim,” pungkas Surokim Abdussalam. (pun)
