SabdaNews.com -Plt. Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menghadiri Rapat Koordinasi Daerah Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Timur Tahun 2025 di Hotel Ciputra World Surabaya, Kamis (13/11/2025).
Didampingi Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsin Emil Dardak dan Ketua Dekranasda Kab/ Kota se Jawa Timur, Emil menyampaikan Rakorda dimaksudkan sebagai forum koordinasi serta konsolidasi antara Dekranasda Provinsi dan Kabupaten Kota sektor kerajinan dalam upaya mendorong Jawa Timur sebagai pusat ekonomi kreatif Indonesia.
“Ini jadi momentum penting untuk Dekranasda mewujudkan Jawa Timur sebagai pusat industri kreatif berbasis budaya terkemuka di Indonesia,” kata Emil Dardak.
“Artinya disini kita menyatukan langkah, menyusun strategi, dan memperkuat sinergi lintas daerah dalam upaya membina serta mengembangkan sektor kerajinan, kriya, dan industri kreatif Jawa Timur,” tambahnya.
Menurutnya, sektor kerajinan dan Industri Kecil Menengah (IKM)menjadi tulang punggung ekonomi kreatif Jawa Timur. Produk unggulan seperti batik, tenun, anyaman, kriya kayu, kulit, perak, dan logam telah mengisi rantai ekonomi kreatif daerah.
Dirinya meyakini sektor ekonomi kreatif ini menyumbang pertumbuhan perekonomian Jawa Timur yang menunjukkan tren positif. Pasalnya, Triwulan III Tahun 2025, ekonomi Jawa Timur tumbuh positif sebesar 5,22% (y-on-y), lebih tinggi dibanding rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,04%.
“Inilah yang dilakukan Dekranasda. Kita masuk dalam level membina karena mayoritas pelaku ekonomi kreatif ini Ibu-ibu. Bagaimana pelaku industri kreatif masukkan unsur kreatif dalam produknya,” tambahnya.
“Mereka punya tenaga dan waktu supaya bisa produktif. Mereka punya daya tahan. Tugas kita mengembangkan supaya bisa sama-sama maju,” lanjutnya.
Emil lantas memuji Dekranasda Kabupaten Tuban, karena 12 November 2025 lalu telah berhasil menjadi pionir pertama di Jawa Timur dalam memperoleh perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Komunal berupa Indikasi Geografis (IG) untuk produk kerajinan non-pangan, yaitu Batik TulisTenun Gedhog Tuban.
“Dekranasda Tuban sudah mendorong IG, jadi mereka punya ke khasan. Kalau sudah Gedhog itu pasti punya Tuban. Nanti kemudian pelaku usaha kecil bisa memanfaatkan supaya bisa membangun citra atau branding ini secara konsisten,” imbuhnya.
“Keberhasilan ini adalah tonggak sejarah yang penting. Batik Tulis Tenun Gedhog Tuban memiliki keunikan luar biasa karena dibuat dengan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) dari benang kapas yang dipintal manual, ditenun secara tradisional, dan dihiasi dengan motif batik tulis khasTuban yang sarat nilai budaya,” tambahnya.
Dirinya menyebut, dengan diperolehnya sertifikat IG, maka Batik Gedhog Tuban kini memiliki perlindungan hukum yang kuat, jaminan mutu, serta daya saing yang lebih tinggi di pasar domestik maupun internasional.
Tak hanya itu, Emil optimis, kedepannya, Kabupaten Tuban bisa menjadi pilot project bagi daerah lainnya agar terus mengawal perkembangan produk unggulan ini, menjaga kualitas, keaslian, dan kesinambungan produksi, sekaligus mengembangkan sentra-sentra baru di wilayahnya untuk memperluas manfaat ekonomi bagi masyarakat.
Sementara itu, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsin Emil Dardak mengatakan Rakorda merupakan wadah mengetahui bagaimana program Dekranasda Provinsi dan Kabupaten Kota tersinkronisasi dengan baik.
“Rakorda dilakukan untuk mengetahui arah program kerja Dekransada agar dapat disinkronisasikan khususnya kerjasama Dekranasda Provinsi Jawa Timur dan Dekranasda Kabupaten Kota agar dapat terlaksana dengan baik,” kata Arumi.
“Hari ini kita selaraskan program dan kuatkan sinergi bersama. Saya mengajak seluruh jajaran Dekranasda untuk memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah, dunia usaha, dan lembaga pendidikan. Tujuannya adalah memajukan ekonomi kreatif daerah melalui inovasi dan kolaborasi,” pungkasnya. (pun)
