Plt. Bupati ajak seluruh lapisan masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam penurunan AKI, AKB dan Stunting di Kabupaten Gresik

by Redaksi

GRESIK, SabdaNews.com- Dengan rangkaian acara penuh hikmah Plt Bupati Gresik, Ibu Dr. Hj. Aminatun Habibah bersama Kadinkes Gresik, dr. Mukhibbatul Khusnah, MM, M.Kes menghadiri kegiatan pendampingan Inovasi Penurunan AKI, AKB dan Stunting di Kabupaten Gresik Tahun 2024 yang dihadiri oleh Muspika, Ketua TP PKK, Rombongan Dinas Kesehatan, Tim Kerja Puskesmas Ujungpangkah dan Puskesmas Sekapuk, Dokter Spesialis Obgyn, Perwakilan Koordinator Penyuluh KB Kecamatan Ujungpangkah, Serta perwakilan Kader Kesehatan Se-Kecamatan Ujungpangkah, bertempat di halaman Puskesmas Ujungpangkah. Dalam acara ini dilakukan penggalangan komitmen bersama atas dilaksanakannya upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI),

Angka Kematian Bayi (AKB) dan Stunting di Kecamatan Ujungpangkah dengan berbagai kegiatan di antaranya:  1. Gerakan Minum Tablet Tambah Darah pada remaja putri setiap hari jum’at (Jum’at Barokah) 2. Memastikan Ibu Hamil mendapatkan pelayanan pemeriksaan kehamilan minimal 6 kali dengan 2 kali USG oleh dokter  3. Melakukan pendampingan balita stunting dan mendukung Inovasi kabupaten “GUS” Gresik Urus Stunting  4. Meningkatkan pemahaman buku KIA bagi ibu hamil, Ibu balita, kader dan tenaga kesehatan melalui kegiatan Sinau BuK! (Sinau Buku KIA)  5. Melaksanakan inovasi penurunan AKI, AKB Puskesmas Ujungpangkah “Warung Prilly” WhatsApp Group Para Ibu Hamil Resiko Tinggi, dan inovasi penurunan stunting “Mpok Darti Periang” Kelompok sadar Stunting Dengan sebutir telur tiap hari dalam menu MP ASI generasi Cemerlang

6. Melaksanakan inovasi penurunan AKI, AKB Puskesmas sekapuk “Salin Samara” Sehat Persalinan bersama pendamping keluarga, dan inovasi penurunan stunting “CENTINI REMATRI” Cegah Stunting sejak dini dan pemberian FE pada remaja putri

Komitmen bersama penurunan angka kematian ibu angka kematian bayi dan stunting ditandatangani oleh PLT Bupati Gresik, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik, Camat Ujungpangkah, Ketua TP-PKK Kecamatan Ujungpangkah, Kepala Puskesmas Ujungpangkah, Kepala Puskesmas serta 2 orang perwakilan kader kesehatan desa.

Dalam kesempatan ini juga dilakukan Tes Mantoux kepada sejumlah balita stunting untuk mendeteksi adanya infeksi tuberkulosis (TBC) dengan cara menyuntikkan cairan tuberkulin di bawah kulit lengan. Karena adanya infeksi seperti halnya TBC pada balita dapat mempersulit penyembuhan stunting atau perbaikan gizi balita.
Selain itu dr. Ahmad Khof Albar, Sp.OG yang bertindak sebagai narasumber juga menyampaikan materi terkait berbagai komplikasi yang menyebabkan terjadinya AKI dan AKB.

Sebagai informasi, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan upaya kesehatan Ibu dan Bayi di suatu wilayah. Angka kematian Ibu dan Bayi di Indonesia masih tergolong tinggi. Dalam lingkup pelayanan kesehatan reproduksi, masalah kesehatan ibu menjadi isu yang penting dan membutuhkan perhatian dan prioritas karena Ibu yang sehat akan mencetak generasi yang berkualitas dan mampu bersaing di era globalisasi jika mendapatkan adanya jaminan kelangsungan hidup dan kesehatan yang optimal.

Dalam mengatasi masalah stunting di Kabupaten Gresik yang sebelumnya cukup tinggi, setiap tahunnya Dinas Kesehatan memiliki berbagai kegiatan salah satunya pemberian PMT (Pemberian Makanan Tambahan). Sebagai evaluasi program pemberian PMT yang telah dilaksanakan di tahun 2023, di tahun 2024 ini Dinas Kesehatan juga telah berhasil bekerjasama dengan TP PKK Kecamatan dan Desa, Puskesmas, Tim Pendamping Keluarga serta Kader Kesehatan dalam pemberian menu PMT berbasis bahan lokal yang bervariasi setiap harinya kepada Ibu Hamil KEK (Kurang Energi Kronis), Balita Stunting dan Balita Gizi Buruk yang diberikan dalam kurun waktu tertentu.

Upaya untuk menurunkan AKI-AKB serta pencegahan dan penurunan stunting harus dilaksanakan bukan pada saat hamil saja, namun harus dimulai sejak saat sebelum hamil yaitu melalui skrining serta pemberian Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dan konseling kesehatan reproduksi bagi seorang perempuan bahkan sejak menginjak masa remaja. (Fety Nurhayati, S.KM/Syafik Hoo/Red)

You may also like

Leave a Comment