SabdaNews.com – Anggota DPRD Jawa Timur asal daerah pemilihan Banyuwangi, Bondowoso dan Situbondo, dr Agung Mulyono mengajak masyarakat Banyuwangi untuk lebih meningkatkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) agar kesehatan terjaga dengan baik dan tidak mudah sakit.
“Kita perlu tindakan preventif terhadap kesehatan. Ayo mulai hidup sehat. Biasakan gaya hidup sehat, olahraga rutin, dan rutin ngecek kesehatan secara menyeluruh,” kata alumnus Fakultas Kedokteran Unair Surabaya, Senin (19/8/2024).
Himbauan dan ajakan politikus asal Partai Demokrat itu dilontarkan sebagai bentuk keprihatinan karena pihaknya banyak mendengar laporan dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Blambangan Banyuwangi terkait meningkarnya pasien cuci darah.
Menurut bendahara DPD Partai Demokrat Jatim, sekarang ini frekuensi pasien cuci darah terus meningkat dari waktu ke waktu. “Bahkan, usianya cenderung semakin muda,” ungkap Agung.
Terlebih, hasil laporan itu menunjukkan bahwa tercatat sebanyak 175 pasien yang melakukan cuci darah. Bahkan, paling mencengangkan ada 24 pasien di antaranya masih berusia muda.
“24 diantaranya adalah pasien usia muda, di bawah 40 tahun,” ungkap dr Agung.
Pria yang juga gemar bersepeda ini mengatakan dengan melihat peningkatan penderita cuci darah di Banyuwangi maka perlu lebih fokus pada penanganan kesehatan.
“Okelah Banyuwangi kabupaten yang maju, hampir semuanya bagus, ekonomi good, pariwisata good, kemiskinan menurun dan semuanya bagus semua. Dan kini saatnya kesehatan lebih fokus,” jelasnya.
Dipaparkan olehnya, di Banyuwangi di sektor layanan primer perlu melaksanakan promotif dan preventif yang terukur. “Tidak hanya kuratif saja, melainkan sudah saatnya menerapkan slogan mencegah itu lebih baik daripada mengobati,” pinta Agung Mulyono.
Ia menambahkan, dengan meningkatnya kasus cuci darah di Banyuwangi, hal ini tentunya menjadi warning yang sangat berbahaya dan perlu strategi upaya dalam kesehatan terutama penerapan paradigma sehat.
“Tentunya keberhasilan dalam peningkatan UHC (Universal Health Coverage) bisa menekan tingginya pasien cuci darah. Ini yang perlu dilakukan Pemkab Banyuwangi,” terang ketua Komisi D DPRD Jatim.
Selama ini, kata Agung Mulyono, beban anggaran kesehatan mayoritas bahkan hampir 90 persen teroris pada upaya kuratif.
“Saatnya sekarang ini diberikan anggaran promotif dan preventif misalnya antara 25 hingga 40 persen,” jelasnya.
Agung Mulyono menambahkan sudah saatnya juga diterapkan dokter keluarga dengan jemput bola untuk mengetahui kesehatan keluarga.
“Bukan harus pasien terlebih dahulu datang ke rumah sakit untuk tahu penyakitnya. Namun, dokter harus setiap minggu mengecek langsung ke masyarakat tentang kondisi kesehatannya. Entah melalui kontak telpon atau menemui langsung,” terangnya.
“Selama ini dengan sistem BPJS dengan model kapitasi sudah bagus dengan menerapkan pembiayaan per orang sakit atau tidak sakit dibayar melalui puskesmas setempat. Tinggal pihak puskesmas memperbaiki sistemnya untuk lebih maksimal sehingga ke depan untuk lebih mengupayakan pencegahan daripada pengobatan. Ini perlu sekali diterapkan di Banyuwangi,” imbuhnya. (tis)