SabdaNews.com — Jawa Timur kembali menunjukkan posisinya sebagai lumbung pangan nasional setelah capaian panen raya tahun ini berhasil memenuhi target ketahanan pangan nasional. Hal ini disampaikan oleh anggota Fraksi NasDem DPRD Jawa Timur, Deni Prasetyo di Gedung DPRD Jawa Timur pada Kamis (26/6/2025).
Menurut Deni, keberhasilan panen padi kali ini patut diapresiasi. Namun, ia mengingatkan bahwa pencapaian swasembada pangan harus dipikirkan dalam konteks jangka panjang, bukan sekadar memenuhi target tahunan.
“Hari ini kita memang sudah memenuhi target. Tapi untuk ke depan, kita harus pikirkan keberlanjutan. Misalnya bagaimana pengelolaan tanah bisa lebih bijak tanpa harus menambah lahan yang sudah ada,” ujarnya.
Politikus asal Jember ini menyebutkan bahwa Jawa Timur memiliki potensi lahan pertanian seluas sekitar 1,2 juta hektare. Namun, produktivitas lahan perlu dijaga dengan mempertimbangkan aspek kesuburan tanah, penggunaan pupuk organik, serta integrasi dengan sektor peternakan.
Modernisasi dan Infrastruktur Menjadi Kunci
Anggota Komisi B DPRD Jatim ini juga menekankan pentingnya modernisasi pertanian serta pembangunan infrastruktur pendukung seperti jalan pertanian dan irigasi yang memadai.
“Kalau infrastruktur dan irigasi mendukung, serta modernisasi alsintan terus dilakukan, maka efisiensi pertanian bisa tercapai. Tapi kalau air irigasi hanya tersedia sebulan sekali, tentu akan menjadi kendala besar,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa keterhubungan antarwilayah pertanian dengan jalur distribusi seperti jalan dan saluran irigasi harus menjadi perhatian pemerintah daerah dan pemerintah pusat.
Deni juga menyoroti tren berkurangnya regenerasi petani muda, yang menurutnya menjadi salah satu penyebab alih fungsi lahan ke sektor industri atau perumahan.
“Anak-anak petani sekarang banyak yang tidak mau jadi petani. Maka pemerintah harus mendukung penuh generasi muda untuk tertarik ke sektor pertanian, dengan pelatihan, permodalan, dan infrastruktur,” ujarnya.
Usulan Pembentukan BUMD Pangan dan Koperasi Merah Putih
Di sisi lain, lanjut Deni untuk menunjang program swasembada pangan berkelanjutan juga dimungkinkan pembentukan BUMD pangan di Jatim sebagai ide yang potensial, namun perlu kajian yang matang.
“Kalau hanya sekadar untuk stabilisasi harga, bisa saja. Tapi BUMD pangan harus jelas potensi dan fungsi pengelolaannya, jangan sampai membebani APBD,” pintanya.
Deni juga mendukung program pemerintah pusat berupa “Satu Desa Satu Koperasi Merah Putih” sebagai upaya membangun kemandirian ekonomi di tingkat desa. Namun, ia mengingatkan bahwa koperasi tersebut harus benar-benar dijalankan oleh orang-orang yang profesional yang siap memenuhi regulasi dan administrasi.
“Saya yakin keberadaan Koperasi Merah Putih akan menunjang kemandirian ekonomi di tingkat desa,” pungkasnya. (pun)