SabdaNews.com – Kekeringan air saat musim kemarau, menjadi permasalahan yang biasa dialami petani di Jawa Timur. Untuk mengatasi persoalan itu, petani biasanya menggunakan diesel untuk memenuhi kebutuhan air sawah mereka.
Namun demikian, irigasi menggunakan pompa diesel, tentu akan semakin menambah beban biaya yang harus dikeluarkan petani untuk pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM).
Melihat permasalahan ini, anggota Komisi B DPRD Jatim Subianto mendorong Pemprov Jatim agar menciptakan teknologi tepat guna. Misalnya dengan menggandeng akademisi dalam menciptakan teknologi solar cell dalam mendukung irigasi pertanian.
“Jadi langsung pompa itu pakai solar cell, jauh lebih irit. Itu ke depan harusnya pakai itu (solar cell). Kasihan petani kalau mengunakan BBM karena biaya yang dikeluarkan terlalu tinggi,” kata politikus Partai Demokrat, Jumat (23/6/2023).
Pria asli Kediri itu menegaskan, bahwa jangan sampai petani semakin terbebani dengan biaya yang lebih besar hanya untuk kebutuhan irigasi pertanian.
Sebab petani sudah mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi akibat adanya pembatasan dari pemerintah sehingga mereka harus disupport dengan pupuk non-subsidi yang belum tentu selalu tersedia.
“Kami harapkan ke depan Dinas Pertanian menggandeng ITS (Institut Teknologi 10 Nopember) atau apa, untuk menciptakan alat bantu irigasi menggunakan solar cell. Jadi (dipasang) di tengah sawah itu pakai teknologi yang tepat guna,” harap Subianto.
Ia juga mengungkap di wilayah Dapilnya yakni Dapil VIII Jatim, meliputi Kota Kediri dan Kabupaten Kediri kerap mengalami kekeringan saat memasuki musim kemarau. Hanya saja, hal itu juga berdampak terhadap turunnya rendemen atau kadar kandungan gula dalam tebu.
“Pengaruh terhadap tebu itu banyak yang kering, rendemen juga tidak bagus. Jadi kasus ini (kekeringan) juga ada kaitannya dengan rendemen tebu,” pungkas Subianto. (tis)