KWG dan Dinkes Gresik Kolaborasi Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi

oleh -189 Dilihat

GRESIK, SabdaNews.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gresik, Jawa Timur, menegaskan komitmennya untuk menekan angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), serta stunting di wilayahnya.

Komitmen ini dituangkan dalam acara talk show “Strategi Penurunan AKI, AKB, dan Stunting melalui Pendekatan Integrasi Layanan Primer di Kabupaten Gresik”. Kegiatan hasil kolaborasi antara Dinkes Gresik dan Komunitas Wartawan Gresik dibuka langsung oleh Plt Bupati, Aminatun Habibah di Gedung Nasional Indonesia Gresik, Senin (30/9/2024).

Plt Bupati Gresik Aminatun Habibah menyampaikan bahwa pendekatan integrasi layanan primer akan memberikan dampak terhadap penurunan AKI, AKB, dan stunting. “Saya berharap dari kegiatan ini kita bisa menemukan solusi yang bermanfaat bagi teman-teman di Puskesmas dan Dinkes untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan,” katanya.

Lebih lanjut, Aminatun mengatakan angka kematian ibu dan bayi serta stunting dipengaruhi berbagai hal, diantaranya faktor sosial ekonomi baik kemiskinan serta pola asuh kurang tepat  “Faktor ekonomi, terutama kemiskinan, menjadi salah satu penyebab utama, juga kesalahan pola asuh,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Gresik, dr. Mukhibbatul Khusnah, menjelaskan mulai tahun 2022 terjadi peningkatan angka kematian bayi (AKB) dan prevalensi stunting.

Dari data, angka kematian ibu di Gresik mencapai 99 per 100 ribu kelahiran, angka kematian bayi 4,8 per 1000 kelahiran. “Melalui upaya kolaborasi, kami yakin masalah ini bisa diselesaikan bersama, kami menggandeng media agar menyosialisasikan hal ini ke masyarakat,” tambahnya.

Baca Juga:  MAN 1 Gresik Salurkan 770 Zakat Fitrah kepada Masyarakat Sekitar Madrasah

Kadinkes juga mengungkapkan bahwa penyebab utama kematian ibu kini mulai bergeser dari pendarahan dan hipertensi menjadi penyakit lain seperti diabetes dan hepatitis.Sementara itu, penyebab utama kematian bayi adalah berat badan lahir rendah (BBLR) di bawah 2,5 kg, yang mengakibatkan daya tahan tubuh bayi rentan terhadap infeksi.  “Oleh karena itu, kami terus berupaya melakukan edukasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk memberikan akses yang lebih baik bagi ibu hamil, terutama yang mengalami kekurangan energi kronis dan status gizi rendah,” tutupnya. (adv/gus/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.