Home POLITIKKusnadi : Memasuki Tahun Politik, Kabar Hoax Perlu Diwaspadai Masyarakat

Kusnadi : Memasuki Tahun Politik, Kabar Hoax Perlu Diwaspadai Masyarakat

by Redaksi

Puasa Jangan Hanya Menahan Lapar dan Dahaga

SabdaNews.com – Memasuki tahun politik, banyak kabar yang beredar ke publik baik melalui media massa maupun media sosial kebenarannya perlu dicrossek sehingga tidak bisa ditelan mentah mentah karena bisa menimbulkan polemik.

Pernyataan itu disampaikan ketua DPRD Jatim Kusnadi saat reses I Tahun 2023 di Kelurahan Magersari Kabupaten Sidoarjo, Senin (27/3/2023) petang.

Politikus PDI Perjuangan itu mencontohkan kabar tentang larangan buka puasa bersama untuk pejabat dan ASN yang tertuang dalam surat sekretaris kabinet nomor 38/Seskab/DKK/03/2023 tertanggal 21 Maret 2023 itu sebenarnya bersifat internal pejabat seperti para menteri, jaksa agung, panglima TNI, kapolri, kepala badan/lembaga maupun kepala daerah serta ASN.

Namun oleh beberapa pihak, larangan itu disalahartikan sehingga membuat polemik di publik. Padahal, tujuan Presiden Jokowi sangat baik untuk menghindari merebaknya kembali covid-19 dan anggaran berbuka bersama bisa dialihkan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat.

“Seperti menyantuni anak yatim, membantu fakir miskin dan membuka pasar murah untuk membantu masyarakat. Tujuan pemerintah itu baik di saat pejabat banyak mendapat sorotan publik karena bergaya hidup mewah justru pemerintah menyarankan supaya mereka membantu masyarakat yang membutuhkan,” kata Kusnadi.

Menurut Kusnadi, politik kepentingan kerap kali menghalalkan segala cara sehingga etika maupun norma tidak berlaku lagi. Bahkan dampak yang bisa ditimbulkan dari kabar bohong juga tidak pernah dipikirkan.

“Lebih miris lagi, masyarakat kurang peduli dengan pentingnya kekayaan literasi, sehingga kabar yang tersebar ditelan mentah mentah bahkan ikut menyebarkan ulang sehingga ikut memperluas fitnah,” jelas politikus asal Sidoarjo.

Ia berharap di bulan suci ramadhan 1444 H ini masyarakat bisa menahan bicara yang tak bermanfaat apalagi fitnah sehingga ibadah puasanya bisa lebih berkualitas bukan hanya menahan lapar dan dahaga tetapi juga bisa menjaga mulut, pandangan mata maupun hati.

Politikus yang akrab dengan sejumlah ulama ini mengaku pernah diberikan cerita seorang kiai yang difitnah oleh warga masyarakat dan warga tersebut akhirnya meminta maaf.

Yang menarik, usai memberi maaf kiai tersebut memberikan sulak (kemucing) kepada orang yang pernah menfitnah sambil memerintahkan supaya mencabuti bulu kemucing di sepanjang perjalanan menuju rumahnya.

Merasa kebingungan setelah perintah sang kiai sudah dilaksanakan, orang tersebut kembali mendatangi kediaman kiai sambil menanyakan setelah bulu kemucing sudah tercabut semua lantas apa yang harus dilakukannya?

Kiai tersebut kemudian memerintahkan orang tersebut supaya mengumpulkan kembali bulu kemucing yang sudah tercabut dan dibuang di sepanjang perjalanan. Hasilnya, dari ratusan bahkan ribuan bulu yang sudah dibuang ternyata yang bisa dikumpulkan kembali hanya puluhan.

“Itulah fitnah atau kabar bohong (hoax) sekali disebar bisa kemana-mana. Bahkan kalaupun mau diperbaiki juga tidak akan bisa maksimal. Makanya mari kita sama sama berkata dan berbuat jujur sebab awal kebohongan itu karena kita tidak jujur,” pungkas Kusnadi. (tis)

You may also like

Leave a Comment