Komisi E DPRD Jatim Minta Kurikulum Merdeka Dievaluasi

by Redaksi

SabdaNews.com – Anggota Komisi E DPRD Jatim  Imam Makhruf minta agar penerapan Kurikulum Merdeka dikaji ulang oleh pemerintah pusat. Hal itu untuk memastikan bahwa Kurikulum Merdeka berjalan dengan efektif dan mencapai tujuan secara maksimal dalam penerapan proses belajar mengajar.

“Saya minta agar dikaji ulang Kurikulum Merdeka itu, ada plus dan minusnya,” katanya usai melakukan Sidak ke SMAN 3 Taruna Angkasa, Kota Madiun pada Rabu (3/7/2024) kemarin.

Anggota DPRD Jatim dari Fraksi Partai Gerindra menjelaskan bahwa, Kurikulum Merdeka mengharuskan guru untuk melakukan banyak kegiatan administratif, seperti menyusun modul pembelajaran, melakukan asesmen, hingga  membuat laporan.

Dampaknya, lanjut politikus asal Nganjuk, waktu yang dimiliki guru atau tenaga pengajar banyak tersisa untuk hal hal administratif daripada untuk mengajar dan berinteraksi dengan siswa.

“Guru disibukkan terus untuk laporan-laporan sehingga tatap muka guru dan murid menjadi kurang,” ungkap mantan bendahara PW GP Ansor Jatim itu.

Menurut Abah Makruf sapaan akrabnya, pola proses kegiatan belajar mengajar secara konvensional dinilai lebih baik daripada pola yang digunakan saat ini, dimana lebih mengedepankan penggunaan gadget dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Ketergantungan anak didik pada gadget, lanjut Makruf justru akan berdampak negatif dan tidak efektif, sehingga harus ada kajian lebih  mendalam agar Kurikulum Merdeka bisa lebih optimal dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.

Ia khawatir, jika hal tersebut dibiarkan, maka kualitas pembelajaran akan semakin menurun karena guru yang sibuk mungkin tidak memiliki cukup waktu untuk mempersiapkan pembelajaran dengan baik.

“Wong ditunggui aja belum tentu mengerjakan, apalagi ditinggal. Itu yang perlu diperbaiki dan memperbanyak pembelajaran sistem konvensional,” harapnya.

Di sisi lain, kegiatan membaca dan menulis pada siswa juga menurun, sehingga tingkat literasi generasi bangsa kedepan juga semakin menurun. Akibatnya, sudah bisa dilihat saat ini banyak orang sumbu pendek di media sosial sehingga kerap membuat suasana gaduh di masyarakat. (pun)

You may also like

Leave a Comment