SabdaNews.com – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staqut yang akrab disapa Gus Yahya mengintruksikan kepada seluruh warga nahdliyin maupun non nahdliyin untuk menahan diri (coolling down) terhadap persoalan perbedaan pendapat tentang kontroversi kaum Ba’alwi yang akhir akhir ini kian memanas.
Bahkan, pihaknya juga telah mengumpulkan dan menggelar rapat secara virtual terkait kasus penyerangan (penganiayaan) yang menimpa salah satu anggota Banser di Karawang dengan PWNU Jabar, PCNU Karawang maupun PCNU Bekasi.
Hasilnya, kata Gus Yahya sudah ada gambaran tentang persoalannya dan juga perkembangan kasusnya. Mengingat, kita tahu bahwa kemarin ada penyerangan pada suatu pengajian NU. Oleh karena itu PBNU juga sudah mengintruksikan kepada PWNU Jabar dan PCNU Karawang untuk menempuh jalur hukum menindaklanjuti kasus tersebut.
“Alhamdulillah sekarang kepolisian sudah proses dan kami minta supaya setelah teridentifikasi pelaku-pelakunya segera ada tindakan hukum yang jelas dan posesif untuk mencegah agar masalah ini tidak berlarut larut yang memungkinkan menjalar menjadi masalah yang lebih besar karena kita tahu sekarang suasananya juga di bawah ini memang agak problematis sehingga kalau ini tidak segera ada penyelesaian yang jelas, kita kuatir dengan potensi berkembangnya masalah ini secara lebih luas,” tegas Gus Yahya saat ditemui di kantor PCNU Kota Surabaya, Senin (12/8/2024) malam.
Untuk antisipasi kekhawatiran tersebut, PBNU telah mengintruksikan kepada seluruh jajaran Nahdlatul Ulama, khususnya kepada jajaran GP Ansor dan Banser untuk menahan diri dan mempercayakan sepenuhnya masalah ini kepada kepolisian atau aparat penegak hukum.
“Tidak boleh bertindak sendiri sendiri, tidak boleh melakukan reaksi apapun. Semua harus disiplin taat kepada hukum, khususnya kepada warga NU dan umumnya kepada seluruh masyarakat agar juga melakukan cooling down terhadap permasalahan ini, ” pinta Gus Yahya di dampingi Sekjen PBNU Saifulllah Yusuf, Bendum PBNU Gudfan Arif serta Wakil Ketua PBNU Amin Said Husni.
Ia juga mengingatkan seluruh warga nahdliyin agar mengedepankan persaudaraan. Apapun pandangan yang kita miliki, mari terus kita menjaga persaudaraan dan menghormati perbedaan diantara kita.
“Jangan melanjutkan artikulasi artikulasi yang saling memanasi, saling mencemooh, apalagi saling mencaci maki diantara sesama warga NU,” harap Gus Yahya.
Apapun masalahnya, kata Gus Yahya mudah mudahan masalah ini bisa menjadi pelajaran buat kita semua, khususnya warga NU bahwa permasalahan ini tidak boleh terus menerus dilanjutkan.
“Dan tentu saja, kita meminta kepada pihak pihak terkait, apakah merasa NU atau tidak, untuk juga bertanggungjawab menjaga suasana kondusifitas masyarakat. Dan tidak melakukan artikulasi artikulasi membuat pernyataan pernyataan yang tidak tidak, yang bisa memicu reaksi reaksi emosional dari pihak lain,” bebernya.
Ditambahkan, pihaknya memahami adanya perbedaan terkait nasab Ba’alawi karena memang realitasnya ada yang punya pendapat begini dan begitu, sehingga PBNU meminta agar semua pihak mau saling menghormati perbedaan dan tidak menjadikan masalah ini sebagai bahan olok olok, saling memanasi dan lain lain.
“Saya minta semuanya menahan diri untuk tidak membuat pernyataan pernyataan aneh aneh yang bisa memicu reaksi emosional dari pihak lain, supaya semuanya proporsional,” pungkas Ketum PBNU. (tis)