Imaji & Dialektika Simbol Ana Sangaji // Kajian Anang Prasetyo, Perupa, Guru dan Pembina Komunitas Padhang Njingglang

by Redaksi

GRESIK,SabdaNews,com- Segalanya adalah sesuatu yang harus disimbolisasikan. Saya rasa itu narasi deskriptif yang dominan dalam karya perupa muda Anas Sangaji. Mengutip dari Wikipedia, Simbol (serapan dari bahasa Belanda: symbool) artinya melempar bersama-sama, melempar atau meletakkan bersama-sama dalam satu ide atau gagasan objek yang kelihatan, sehingga objek tersebut mewakili gagasan.

Simbol dapat mengantarkan seseorang ke dalam gagasan masa depan maupun masa lalu. Simbol diwujudkan dalam gambar, bentuk, gerakan, atau benda yang mewakili suatu gagasan. Meskipun simbol bukanlah nilai itu sendiri, tetapi simbol sangatlah diperlukan untuk kepentingan penghayatan akan nilai-nilai yang diwakilinya. Simbol dapat digunakan untuk keperluan apa saja, semisal ilmu pengetahuan, kehidupan sosial, juga keagamaan. Bentuk simbol tak hanya berupa benda kasatmata, tetapi juga melalui gerakan dan ucapan. Simbol juga dijadikan sebagai salah satu infrastruktur bahasa, yang dikenal dengan bahasa simbol.

Maka menilik definisi simbol seperti diatas, tatkala seseorang mengungkapkan kedalam bahasa visual, itu tanda bahwa seseorang itu memiliki intelektualitas dengan kadar mumpuni. Kecerdasan menemukan sesuatu kemudian membuat simbol atasnya merupakan kecerdasan diatas rata – rata.

Untuk seusia Anas, ini adalah pencapaian meta visual intellegince. Sebab, tidak banyak perupa muda yang mampu mengolah hal -hal yang nampak secara visual kemudian mengubahnya menjadi sebuah sandi, pesan rahasia dan simbolisasi.

Benar bahwa anak – anak memiliki imajinasi dalam mewujudkan warna, bentuk, gambar di atas kanvas. Namun kesadaran diri atas warna, bentuk dan gambar menjadi sebuah pesan dan simbol tentu tidak banyak yang mencapai capaian ini.

Itulah mengapa bagi anda yang menyukai film petualangan, sebutlah National Threasure dengan Nicholas Cage sebagai pemeran utamanya, ada keasyikan tersendiri bagi penonton untuk mengikuti keseruan setiap pesan dan setiap tanda yang ada

Di akhir film itu dikisahkan, ada kalimat yang simbolis, yang akhirnya mampu membuka harta karun yang tersembunyi di Gunung Rushmore. Nah, Anas Sangaji dalam karya – karya visualnya seakan bermain – main dengan pesan, tanda dan semacamnya. Itu sebagai bahasa ungkap dia sebagai anak yang beranjak remaja.

Bagi anda yang tertarik mendalaminya, tentu akan secara asyik mampu mendeteksi dan membaca tanda visual yang diciptakannya. Tentu saja jika mampu membaca setiap tanda yang dibuat oleh Anas. Itu menariknya dari karya seni rupa Anas. Sebab, saya meyakini satu tanda yang dibuat olehnya bisa muncul dan sebaliknya tidak nampak pada karya yang lain. Itulah keunikan dan keasyikannya.

Maka, pada titik itulah imaji penonton diajak untuk terus dialektis. Tidak terpasung pada suatu simbol tertentu, namun juga secara awas terus menyusun narasi deskripsi yang bersesuaian dengan aoa yang diimajinasikan oleh Anas.

Sehingga, inilah cerdasnya karya seorang Anas. Ia sekaligus mebgajak penotonnya untuk secara cerdas, tanpa harus mengernyitkan dahi. Sebab apa yang ia tawarkan adalah simbolisasi atas ide dan gagasan yang indah estetik dan artistik.

Disitulah menariknya karya – karya Anas. Perupa muda yang kelak mampu menguak tabir misteri karya para perupa di level dunia. Sekaligus ia kemudian menawarkan simbol, tanda dan bahasa meta visual yang arkaik.  Selamat Berpameran  Selamat menikmati !  Anang Prasetyo *Penulis adalah perupa, guru dan pembina Komunitas Padhang Njingglang di Tulungagung) ( Red)

You may also like

Leave a Comment