SabdaNews.com – Banyaknya atlet berprestasi di Jawa Timur yang lahir dari berbagai cabang olahraga (Cabor) nampaknya tidak berbanding lurus dengan dukung dengan anggaran yang memadai dari Pemprov Jatim. Hal itu bisa dilihat dari alokasi anggaran hibah untuk KONI Jatim tahun 2023 hanya sebesar Rp.55 miliar.
Besaran anggaran itu jauh lebih kecil dibandingkan dengan dua provinsi lain yang menjadi pesaing Jatim di setiap gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON). Misalnya, DKI Jakarta mendapat kucuran sebesar Rp.270 miliar dan Jawa Barat sebesar Rp.90 miliar.
Ironisnya lagi untuk pemusatan latihan daerah (Puslatda) Jatim untuk persiapan PON XXI Aceh-Sumatera Utara terancam tidak maksimal akibat minimnya anggaran yang dimiliki KONI Jatim.
Kondisi realistis tersebut membuat Komisi E DPRD Jatim pun harus bersikap. Dalam waktu dekat mitra kerja KONI Jatim ini akan menggelar rapat koordinasi dengan Sekretaris Daerah (Skeda) Jatim terkait keluhan atlet maupun pengurus Cabor hingga KONI Jatim.
“Surat KONI sudah kami terima. Kita akan segera ajukan rakor dengan Sekdaprov Jatim,” kata Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Hikmah Bafaqih Selasa (9/5/2023).
Politisi PKB ini mengaku bahwa surat dari KONI Jatim sudah dipegang Komisi E. Dalam surat tersebut, KONI Jatim telah mengajukan anggaran Porprov sebesar Rp21,5 miliar sejak Agustus 2022 lalu. namun tak kunjung mendapat kepastian sehingga KONI Jatim kembali melayangkan surat yang berkaitan anggaran kepada Pemprov Jatim dan DPRD Jatim.
“Kemarin saat di Pansus LKPJ, saya ketemu tim anggaran Pak Sekda dan tim sudah dalam pembicaraan. Tinggal kami menentukan di APBD Perubahan mendahului, berapa kekuatan dan kemampuan Pemprov untuk membiayai Porprov,” ungkap Hikmah Bafaqih.
Politikus asal Malang itu memastikan bahwa anggaran Porprov tetap akan diberikan hanya saja masih dalam perhitungan karena ada banyak beban belanja baru termasuk gaji pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) baru yang harus dihitung hingga Desember 2023 nanti.
“Sebetulnya kebutuhan rutin seperti ini idealnya masuk di APBD murni. Namun, kadang hitungan di murni tidak sesuai yang kita sangkakan bahwa ada pembebanan belanja baru yang tiba-tiba harus kita keluarkan. Sehingga kemudian membuat hitungannya menjadi tidak memungkinkan,” jelasnya.
Senada, Ketua Komisi E DPRD Jatim, Wara Sundari Renny Pramana membenarkan bahwa anggaran KONI Jatim dipangkas oleh tim anggaran Pemprov Jatim.
“Kami sudah jadwalkan hearing dengan dinas terkait. Memang anggaran KONI Jatim dipangkas banyak oleh tim anggaran Pemprov,” tegas politikus PDI Perjuangan ini.
Sebelumnya, muncul kabar bahwa Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) Jatim untuk persiapan PON XXI Aceh-Sumatera Utara terancam tak bisa berjalan maksimal. Hal itu disebabkan minimnya anggaran yang dimiliki KONI Jatim.
Tahun ini, KONI Jatim hanya menerima anggaran sebesar Rp55 miliar dari Pemprov Jatim. Uang itu dinilai sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan KONI, yang kini tengah melakukan puslatda. Akibatnya, induk organisasi olahraga itu harus memotong semua pengeluaran, termasuk uang saku atlet.
Dampaknya, ada dua atlet angkat besi yang terpaksa mengundurkan diri dari Puslatda Jatim, karena merasa uang yang diterimanya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya.
Dua atlet angkat besi yang mengundurkan diri itu adalah Muh Reynaldi Saenal dan Sofyan Listianto, mengundurkan diri. Keduanya terpaksa mundur dari Puslatda untuk persiapan PON karena merasa kecewa akibat pemotongan uang saku yang sangat besar. (pun)
