Heri Romadhon : PAN Jatim Satu Komando Dibawah Kepemimpinan Zulhas

by Redaksi

SabdaNews.com – DPW PAN Jawa Timur tetap dukung penuh kepemimpinan DPP PAN dibawah komando Zulkifli Hasan sampai masa jabatannya berakhir pada tahun 2025 mendatang.

“Saya tegaskan seluruh DPW PAN se Indonesia termasuk di Jatim tegak lurus mendukung kepemimpinan Pak Zulhas sampai habis masa jabatannya. Jadi tak ada isu untuk menggoyang dan mengganti kepemimpinannya,” tegas ketua Fraksi PAN DPRD Jatim Heri Romadhon saat dikonfirmasi Rabu (27/12/2023).

Pria yang juga bendahara DPW PAN Jatim  ini mengatakan banyak perkembangan yang sangat maju bagi PAN saat dipimpin oleh Zulhas.

“PAN semakin hari semakin maju dan tren PAN dalam survei selalu meningkat terutama bagi kalangan anak muda dan generasi Z. Jadi seluruh kader dan simpatisan PAN kompak akan menjaga terus tegak lurus dibawah kepemimpinan Pak Zulhas,” politikus asal Blitar.

Lontaran pernyataan Zulhas yang bikin polemik dan membahayakan nasib PAN di Pemilu 2024, membuat PAN digoyang isu kepemimpinan. Muncul wacana agar Zulhas mundur dari PAN dan digantikan Erick Thohir dimana pergantiannya tanpa ada konflik.

Pidato Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan yang membawa-bawa atribut keagamaan dalam Rakernas Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), di Semarang, Selasa (19/12) lalu, dinilai dapat memicu protes dari kader untuk mengganti ketua umum PAN.

Pengamat politik Citra Institute, Efriza mengamati, sosok Ketua Umum PAN yang kerap disapa Zulhas itu telah menggunakan bahasa yang dianggap publik mempolitisasi agama. Menurutnya, hal itu berpotensi menurunkan elektabilitas partai di Pemilu 2024.

Akibat Zulhas menggunakan atribut agama saat berpidato di acara APPSI itu maka berpotensi tidak disukai kader dan masyarakat. Sehingga, ada kemungkinan dirinya diganti oleh sosok lain untuk menjabat Ketua Umum PAN.

“Memungkinkan kader-kader PAN juga mulai jenuh sama Zulkifli Hasan sebab di kepemimpinannya, PAN terancam tidak lolos parlemen, dan malah melakukan blunder politisasi agama dalam  komunikasi politiknya,” ujarnya.

Senada dengan Efrizal, Direktur Lembaga Riset Lanskap Politik Indonesia, Andi Yusran mengatakan, posisi Zulhas sebagai ketua umum memang patut dievaluasi karena posisi PAN saat ini di persimpangan jalan.

Menurut Andi, Zulhas juga dianggap gagal memimpin PAN karena sekarang hanya menjadi pengekor. Padahal PAN punya sejarah memiliki capres atau cawapres sendiri, seperti Amien Rais dan Hatta Rajasa di Pilpres sebelumnya.

Analis politik Universitas Nasional itu melanjutkan, posisi politik Zulhas nantinya akan banyak ditentukan dari hasil pemilihan umum legislatif 2024 mendatang. Jika PAN tidak lolos parlemen atau mendapat kursi sedikit maka Zulhas layak dicopot.

Adapun sebagai gantinya, Andi memandang sosok Erick Thohir layak menjadi ketua umum partai berlambang matahari itu. (pun)

You may also like

Leave a Comment