JEMBER.SabdaNews.com – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump telah mengumumkan Liberation Day (Hari Pembebasan) pada 2 April 2025 di Gedung Putih. Dengan kebijakan tersebut, Amerika Serikat akan memberlakukan bea masuk baru untuk barang import ke Amerika Serikat sebesar 10 persen untuk seluruh negara di dunia.
Sementara untuk 60 negara atau blok perdagangan yang memiliki defisit perdagangan tinggi dengan AS akan dikenakan tarif import lebih tinggi atau itilahnya tarif imbalan balik separuh dari tarif yang mereka berlakukan terhadap AS. Contohnya, Indonesia yang akan dikenakan bea masuk sebesar 32 persen.
Menghadapi dampak dari kebijakan tersebut, Bupati Jember Muhammad Fawait mengaku optimis bahwa Indomesia dibawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang sudah pengalaman menghadapi berbagai tantangan dan ancaman krisis bakal mampu menghadapinya dengan baik.
“Apalagi bangsa Indonesia ini kan sudah berpengalaman menghadapi berbagai krisis dan tantangan. Mulai krisis 1998, ancaman krisis 2008 sampai ancaman krisis karena pandemi Covod-19. Pak Prabowo bersama tim sudah memprediksi dan juga diantisipasi oleh presiden dengan adanya efisiensi sehingga kita punya anggaran yang lebih kuat yang akan dipakai untuk mengantisipasi dampak penerapan tarif yang dilakukan Amerika Serikat,” tegasnya, Jumat (4/4/2025).
Di sisi lain, lanjut Gus Fawait sapaan akrabnya setelah retreat kepala daerah seluruh Indonesia beberapa waktu lalu, salah satu hal yang paling menghasilkan adalah komunikasi yang baik antar kepala daerah dan para kepala daerah satu komando terhadap Presiden Prabowo, termasuk terkait masalah perang dagang ini.
“Hasil komunikasi kami dengan beberapa kepala daerah baik di Jawa Timur maupun di luar Jawa Timur juga sependapat dan akan satu komando tunduk dan patuh dan saling menguatkan untuk menjaga Marwah Indonesia dibawah komando Presiden Prabowo,” bebernya.
Diakui Gus Fawait ada dua komoditas asal Jember yang akan terdampak dari kebijakan Presiden Trump yaitu Cerutu dan Kopi karena kedua produk itu banyak diekspor ke Amerika Sekitar.
“Makanya kami akan memberikan subsidi atau insentif kepada sektor ini sebagai bagian dari upaya antisipasi dampak kenaikan bea masuk ke Amerika Serikat,” jelas pria yang juga Ketua TIDAR Jatim ini.
Di sisi lain, pihaknya juga mengajak para kepala daerah untuk meningkatkan anggaran APBD dalam upaya menggerakkan dan memperkuat sektor informal untuk menjaga stabilitas perekonomian daerah dan domestik ketika sektor ekspor terkena hantaman perang tarif impor ke Amerika Serikat.
“Kami akan bina UMKM, kami akan bina para pedagang pasar tradisional, PKL dan sektor informal lainnya seperti pedagang mlijo dan lainnya untuk meminimalisir dampak buruk perang dagang yang dilakukan Amerika Serikat dan mempertahankan perekonomian Indonesia dibawah komando Presiden Prabowo,” jelas Presiden Laskar Sholawat Nusantara (LSN) ini.
“Saya yakin presiden Prabowo beserta seluruh jajaran pemerintah pusat sudah mengantisipasi dan memiliki langkah-langkah taktis untuk meminimalisir dampak tersebut dan komunikasi tentunya dengan pihak lain dalam hal ini adalah presiden kami tidak khawatir kami tidak pesimis, kami masih optimis dan tetap semangat bahwa Indonesia akan on the track di bawah kepemimpinan presiden Prabowo,” imbuhnya. (pun)