Dosen ASN Kemendiktisaintek Jawa Timur Berangkat Kepung Istana untuk Menagih Utang

Sepuluh tahun tukin dosen ASN tak dibayar, sudah selayaknya kami menagih utang ini

by Redaksi

SabdaNews.com – Hari ini, Minggu (2/2/2025), tiga bus rombongan dosen Jawa Timur yang tergabung dalam Asosiasi Dosen ASN Kemendiktisaintek Seluruh Indonesia (ADAKSI) berangkat ke Jakarta. Keberangkatan ini dalam rangka aksi damai menuntut pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan tunjangan kinerja yang telah menahun.

Aksi ini akan dilaksanakan di Istana Presiden, untuk menggugah Presiden Prabowo agar dapat memberikan perhatian langsung pada permasalahan ini. Dosen ASN Kemendiktisaintek sudah tidak percaya lagi pada kementerian yang tidak dapat memberikan jaminan pembayaran tunjangan kinerja.

Perlu diketahui, Kemendiktisaintek atau nomenklatur kementerian sebelumnya, tidak membayar tunjangan kinerja kepada ribuan dosen ASN. Bahkan tidak tampak ada itikad baik untuk membayar utang tunjangan kinerja selama kurang lebih lima tahun.

Bahkan jika ditarik lebih jauh, dosen ASN Kemendiktisaintek telah didiskriminasi sejak era tunjangan kinerja diberlakukan pada tahun 2013. Melihat tidak adanya itikad baik dari kementerian, ADAKSI sepakat melaksanakan aksi demonstrasi dan jika tetap berlanjut pengabaian utang ini, akan melaksanakan mogok nasional.

Aksi damai di depan istana yang digelar pada Senin (3/2/2025), akan diikuti oleh dosen dari berbagai daerah. Sampai saat press release ini dibuat, beberapa dosen dari Sumatera dan Sulawesi telah tiba di Jakarta. Aksi demonstrasi dosen secara nasional adalah yang pertama dalam sejarah peradaban bangsa. Tentu jiwa pendidik dosen mengalami dilema ketika memilih melakukan aksi demonstrasi. Namun diskriminasi sepuluh tahun dirasa harus segera diakhiri, bagaimanapun caranya.

Aksi damai dimulai dengan sambutan dari koordinator aksi, Anggun Gunawan, S.Fil., M.A. Untuk memastikan tersampaikannya aspirasi, tujuan aksi akan disampaikan langsung oleh koordinator aksi. Berikutnya akan ada beberapa orasi yang disampaikan.

Orasi pertama disampaikan oleh perwakilan ADAKSI pusat dan dilanjutkan dengan orasi dari perwakilan dosen dari berbagai daerah. Aksi simbolis dan teatrikal juga menjadi salah satu agenda yang akan digelar pada aksi damai. Rangkaian agenda ini disusun untuk satu tujuan: bayarkan tunjangan kinerja ASN Kemendiktisaintek.

Selain tiga bus, beberapa anggota ADAKSI Jawa Timur juga berangkat secara mandiri dengan berbagai moda transportasi seperti kereta api dan pesawat. Data sementara, sebanyak 150 peserta aksi dari Jawa Timur, yang berasal dari beberapa PTN baik akademik maupun vokasi serta juga dosen LLDIKTI.

Sedangkan titik keberangkatan aksi terbagi menjadi tiga, Bangkalan, Surabaya, dan Madiun. Selain dosen dari PTN di Jawa Timur, ADAKSI Jawa Timur juga memfasilitasi dosen luar Jawa Timur yang kebetulan saat ini sedang tugas belajar di Jawa Timur.

Rio, koordinator wilayah ADAKSI Jawa Timur, menyatakan bahwa dana aksi ini murni dari hasil penggalangan donasi dari seluruh dosen ASN Kemendiktsaintek. “Capaian hasil donasi menunjukkan bahwa perjuangan ini didukung oleh dosen ASN Kemendiktisaintek”. Dana terus bertambah bahkan hingga saat ini. Selain itu, relawan peserta aksi juga meningkat pesat pada dua hari terakhir.

Faktor pembakar semangat dosen ASN Kemendiktisaintek adalah dua surat dinas yang dikeluarkan Kemendiktisaintek pada saat libur nasional dan cuti bersama. Dua surat dinas di hari libur ini justru menunjukkan adanya upaya Kemendiktisaintek memberangus kebebasan berpendapat. Selain itu sosialisasi tunjangan kinerja yang dilaksanakan pada Jumat (31/1/2025) tampak tanpa melalui persiapan matang. Banyak penjelasan yang tidak gamblang. Bahkan, banyak yang menilai bahan tayang pemaparan sangat jauh dari format resmi sebuah acara kementerian.

ADAKSI Jawa Timur juga menyerukan kepada seluruh dosen ASN Kemendiktisaintek untuk menggelar aksi solidaritas di hari Senin (3/2/2025) di kampus masing-masing. Aksi solidaritas ini dimaksudkan sebagai dukungan moral dan meresonansi isu tunjangan kinerja ke khalayak.

Tunjangan kinerja tidak hanya terkait dengan kesejahteraan dosen. Jauh dari itu, tunjangan kinerja akan berdampak pada semakin sehatnya postur anggaran PNBP perguruan tinggi. Jika pemerintah mengambil porsi kesejahteraan dosen ASN melalui pembayaran tunjangan kinerja dari APBN, maka perguruan tinggi tidak lagi berupaya meningkatkan PNBP untuk membayar remunerasi dosennya.

Diakui atau tidak, sumber PNBP terbesar adalah UKT mahasiswa. Tidak dibayarkannya tunjangan kinerja dosen ASN Kemendiktisaintek selama sepuluh tahun menyebabkan UKT semakin tinggi, daya tampung mahasiswa meningkat dan berujung jam kerja dosen bertambah. Eksploitasi dosen ini akan berakibat pada menurunnya mutu pendidikan.(pun)

 

You may also like

Leave a Comment