Home HomeDinosaurus Melaut : Pameran Tunggal KE-4 Ariel Ramahan// Momentum Hari Kebangkitan Nasional 2023 Siswa Sanggar Daun Gresik

Dinosaurus Melaut : Pameran Tunggal KE-4 Ariel Ramahan// Momentum Hari Kebangkitan Nasional 2023 Siswa Sanggar Daun Gresik

by Redaksi

Oleh : Arik S. Wartono

Tanggal 20 Mei hari Kebangkitan Nasional menjadi momentum bagi Ariel Ramadhan untuk menggelar pameran tunggalnya yang ke-4 di Kalcer Social Space, Jalan Sulawesi No. 1 Surabaya, 20-31 Mei 2023. Pameran ini sekaligus rangkaian kegiatan bulan Menggambar Nasional yang dirayakan serentak selama bulan Mei 2023 oleh lebih dari 4000 seniman dari seluruh Indonesia dan lebih dari 250 komunitas.

Tahun 2023 ini perayaan mengambil tema “Gembira Menggambar”. Dan Ariel Ramadhan secara khusus mengusung tema “Lautan Kreasi” untuk pameran tunggalnya kali ini. Sama seperti tiga pameran tunggal sebelumnya, Ariel Ramadhan selalu konsisten melakukan eksplorasi tentang segala hal yang berkait dengan laut.

Hanya saja yang berbeda dari pameran-pameran sebelumnya, Ariel Ramdhan kali ini mulai menampilkan ojek dinosaurus bahkan potret diri dalam karyanya. Teknik drawing pun lebih menonjol dalam pamerannya kali ini, mengingat ini memang pameran untuk merayakan bulan Menggambar Nasional.

Tentang menggambar objek dinosaurus atau lebih tepatnya satwa purba, sebenarnya  bukan hal yang baru bagi Ariel Ramadhan, karena objek ini telah muncul dalam karya-karya drawingnya sejak dia masih usia TK, dan terus dikerjakan sampai hari ini. Hanya saja selama ini karya-karya dengan tema dinosaurus (satwa purba) memang belum pernah dia tampilkan dalam pameran untuk publik kecuali tahun lalu dalam sebuah pameran drawing bersama teman-temannya Sanggar DAUN, juga dalam rangka merayakan bulan Menggambar Nasional yang pertama tahun 2022: “DAUN Childrens Art School Drawing Exhibition”, 21-29 Mei 2022 di Galeri DAUN lantai 2 Icon Mall Gresik yang diperpanjang hingga bulan Nopember 2022. Karya “The Silent Dangerous” akrilik dan charcoal di atas kanvas 120 x 100 Cm, 2022 dengan objek utama Giant Octopus melilit perahu Pinisi yang sedang berlayar di tengah samudera.

Kali ini satwa purba khususnya dinosaurus darat, laut dan reptil terbang bahkan muncul secara berseri dalam karya-karya drawing Ariel Ramadhan, dipadu dengan teknik fotografi dan seni digital grafis yang diprint pada media kertas foto.

Karya “Aku dan Dinosaurus”, Akrilik di atas kertas foto, 90×60 Cm 2023 Ariel bahkan memanfaatkan karya fotografi temannya kelas DAUN Photography yakni Raden Anggoro (usia 13 tahun) yang memotret wajah Ariel kemudian diedit drawing style – negative film dalam software komputer grafis.

Karya fotografi-grafis close up potret diri ini diprint pada kertas foto, kemudian oleh Ariel digambari satwa purba Dimorphodon dan Tropeognathus (bukan dinosaurus tapi Reptil Terbang) pada bagian atas melintang dari telinga sampai kening serta rambut kepala sampai background. Sedangkan dari pundak kiri sampai leher menyentuh rahang kanan digambar Alamosaurus (satwa purba golongan Dinosaurus). Teknik drawing ini dikerjakan secara manual menggunakan alat semacam canting dari plastik yang diisi cat akrilik.

Selain melukis dan drawing (menggambar), Ariel Ramadhan juga menekuni fotografi, digital grafis dan animasi. Tahun 2021 lalu bahkan bersama 2 fotografer muda yakni Raden Anggoro (13 tahun) dan Alin (14 tahun) Ariel telah menggelar sebuah pameran fotografi mengusung tema “Art Journey into the future” DAUN Photography Exibition, 12-27 Juni 2021 di DAUN Gallery lantai 2 Icon Mall Gresik. Genre fotografi yang dieksplorasi oleh Ariel Ramadhan adalah Art Minimalism dan Miksang Photography.

Dalam pameran tunggalnya yang ke-4 ini Ariel mulai memadukan kemampuan teknik fotografi dengan skill manual drawing yang tegas, lugas sekaligus naif. Dan dalam karya lukis-drawingnya Ariel Ramadhan sebenarnya tidak sedang melukis-menggambar apa yang dia lihat, tetapi justru tentang apa yang dia katahui. Maka objek-objek yang dia lukis/gambar tentu saja yang muncul di kepalanya, membentang dalam ingatannya, bukan segala yang ada di hadapannya yang bisa dijangkau oleh pancaindranya.

Dengan cara berkarya seperti ini, maka secara tidak sengaja Ariel Ramadhan bisa saja melempar aneka sombol dalam kerya-karyanya (secara epistimologi, simbol berarti “melempar bersama-sama”

Dalam memahami simbol, pertama kita perlu membuat batas perbedaan antara simbol dan tanda, karena simbol memang bukan tanda. Tanda tidak selalu berpartisipasi dalam realitas yang ditunjuknya, sedangkan simbol selalu berpartisipasi dalam realitas yang ditunjuknya. Tanda memiliki hubungan dengan suatu makna, dan makna dalam hal ini tidak selalu dilihat berdasarkan penampilan fisik atau aktualitasnya antara tanda dan petanda. Ambilah sebuah contoh misalnya objek perahu dalam karya-karya Ariel. Perahu adalah sebuah tanda, walaupun maknanya bisa saja terlepas dari petanda tentang alat transportasi laut yang diwakilinya.

Sedangkan simbol memiliki analogis yang maknanya terhubung secara langsung dengan penampilan dari eksternalitasnya. Perahu sebagai simbol berpartisipasi langsung dalam kaitannya dengan misalnya upaya mengarungi lautan sekaligus menghadapi segala gelombang tantangan. Sedangkan objek Dinosaurus adalah tanda yang mewakili satwa purba telah punah. Namun sebagai simbol ia hadir bisa lepas dari entitasnya sebagai sarwa purba yang telah punah, lebih dari itu ia bisa mewakili gagasan yang unik dalam imajinasi Ariel Ramadhan. Maka dalam hal ini perahu dan dinosaurus, juga ikan-ikan, terumbu karang serta aneka objek tentang laut yang tampil sebagai simbol dalam hal ini bisa saja bersifat personal, yang masih perlu mendapatkan ekspresinya pada dinamika ruang pemahaman publik.

Kemampuan simbol yang secara langsung merujuk pada sesuatu di luar dirinya merupakan kemampuan untuk melampaui batasan materialnya sendiri. Artinya simbol melepaskan diri dari realitas dan membuka  realitasnya sendiri yang unik.

Simbol dalam karya-karya lukisan-drawing Ariel Ramahan pun demikian, karena pada dasarnya karya seni bisa menciptakan simbol untuk tingkatan realitas yang mungkin sulit  untuk dicapai dengan cara lain. Karya seni memiliki ungkapan unsur-unsur realitas yang tidak dapat didekati secara ilmiah, karena dalam karya seni khususnya lukisan-gambar kita akan selalu menjumpai realitas dalam dimensi yang tertutup.

Namun secara bersamaan, sebenarnya simbol dalam lukisan-gambar telah membuka dimensi dan elemen jiwa kita yang memiliki ketersesuaian dengan dimensi dan elemen realitas. Sebab simbol memiliki sentralitas pada aspek relasional dengan kehidupan manusia, dan simbol dalam lukisan-gambar tampil dalam hubungannya dengan interpretasi manusia, lalu dihadirkan dalam bentuk visual-simbolik.

Berdasarkan aspek relasionalnya dengan kehidupan manusia, simbol memiliki nilai yang beragam tergantung konteks dalam penalaran etis. Simbolik dalam lukisan-gambar karya-karya Ariel Ramadhan yang berhubungan dengan interpretasi manusia, menyangkut akan nilai simbol yang bersifat memiliki lebih dari satu interpretasi, artinya nilai dalam simbol dipandang sebagai sesuatu yang dapat diperdebatkan, dan nilai dalam simbol yang kemungkinan tunduk pada sensitivitas etis, dapat dikesampingkan oleh pertimbangan etis yang lain.

Kita bisa saja menafsir imajinasi Ariel Ramadhan melalui objek-objek laut dan dinosaurus dalam karya-karyanya bahwa dia sedang berupaya membangkitkan kembali gen atau jiwa maritim Nusantara yang saat ini nyaris terlupakan oleh berbagai faktor sosial-politik global, dan pada saat yang sama kita juga bisa memperdebatkan tentang kesesuaiannya dengan visual karya-karya Ariel Ramadhan.

Terakhir, selain seri karya drawing satwa purba di atas karya fotografi, eksplorasi paling anyar yang perlu dicatat dari Ariel Ramadhan adalah upayanya menaklukkan bidang kanvas ukuran besar secara utuh. Sebuah langkah maju yang berpijak dari pameran tunggal sebelumnya di Galeri Raos kota Batu, 26 November – 4 Desember 2022 ketika dia mulai menikmati berkarya pada bidang kanvas besar ukuran lebih dari 200 Cm.

Karya terbarunya seri “Beautiful Ocean 1” dan “Beautiful Ocean 2”, akrilik di atas kanvas 300×150 Cm, Ariel Ramadhan tampak mulai piawai dalam eksplorasi karya-karya lukis berukuran besar dengan tingkat kematangan teknik yang semakin berekembang.

Seorang seniman muda memang sudah seharusnya begitu, terus melakukan inovsi baru dalam karya-karyanya sehingga publik seni terutama penggemar karya-karyanya selalu dimanjakan oleh eksplorasi yang selalu baru dan segar. ( Arik S. Wartono *Penulis,adalah Kurator, Pendiri dan Pembina Sanggar DAUN)

You may also like

Leave a Comment