Home HomePernyataan Abdul Azis tentang Survei Seismik di Kangean, Bisa Bias

Pernyataan Abdul Azis tentang Survei Seismik di Kangean, Bisa Bias

by sabda news

Opini Publik

Oleh : H.Safiudin

SabdaNews.com- Sebagai bagian dari warga Kangean yang mengikuti perkembangan situasi terkait aktivitas survei seismik PT Kangean Energy Indonesia (KEI), saya, H. Safiudin, merasa perlu memberikan tanggapan atas pernyataan saudara Abdul Azis yang diberitakan dalam berbagai media.

Pertama, saya menghormati kepedulian Saudara Azis terhadap tanah kelahirannya. Namun, terdapat poin substansial yang perlu diluruskan agar diskursus publik mengenai eksplorasi–eksploitasi migas tidak bergerak di jalur yang keliru.

Saudara Azis menyampaikan kritik terhadap minimnya komunikasi dari KEI, namun forum yang dipilih untuk berdiskusi justru tidak tepat.  Jika yang ingin dicari adalah penjelasan teknis, data ilmiah, standar keselamatan, dampak lingkungan, atau prosedur mitigasi seismik, maka mitra dialog yang seharusnya didatangi bukanlah PWI, melainkan SKK Migas atau perwakilan teknis KEI sendiri.

PWI adalah organisasi profesi pers. PWI tidak memiliki mandat, kapasitas teknis, ataupun kewenangan dalam urusan permigasan. Karena itu, diskusi dengan PWI pasti akan menghasilkan kesimpulan yang bias, sebab keduanya — baik Azis maupun PWI — tidak berada di koridor teknis eksplorasi migas.

Dalam isu sebesar seismik laut lepas, kita tidak boleh membangun opini hanya berdasarkan persepsi, apalagi asumsi yang tidak didukung data dan metodologi.
Warga membutuhkan pendidikan informasi yang benar, bukan sekadar kekhawatiran yang tidak dikonfirmasi pada regulator resmi.

Kedua, mengenai kekhawatiran dampak terhadap masyarakat Kangean, hal itu wajar dan patut didengarkan. Namun, penyelesaian persoalan tidak cukup hanya melalui alarm sosial.
Yang dibutuhkan adalah ruang dialog yang terstruktur, ilmiah, dan melibatkan pihak yang berwenang, yaitu:  SKK Migas sebagai otoritas hulu migas,  KEI sebagai pelaksana kegiatan, Pemerintah daerah, serta tokoh masyarakat representatif.

Tanpa menghadirkan para pemegang data dan keputusan, maka gagasan atau analisis apa pun hanya berpotensi memperlebar kesalahpahaman.  Ketiga, saya juga ingin menegaskan bahwa membandingkan kondisi Pagerungan dengan Kangean tanpa data konkret adalah tindakan yang tidak tepat secara metodologis. Setiap wilayah memiliki struktur operasi, jenis reservoir, model investasi, dan kebijakan CSR yang berbeda.

Kita tentu ingin Kangean maju, tetapi kemajuan itu harus dibangun dengan informasi yang benar, cara berpikir yang jernih, dan dialog dengan pihak yang tepat, bukan dengan ruang diskusi yang  melahirkan kesimpulan prematur.  Saya berharap ke depan, siapa pun yang ingin menyuarakan kegelisahan warga agar terlebih dahulu memastikan bahwa kanal komunikasi yang digunakan adalah kanal yang tepat. Kepedulian harus diiringi ketepatan langkah, agar tidak menyesatkan persepsi publik.  ( Penulis : adalah Pemerhati Kebijakan Publik dan Sosial/Red)

You may also like

Leave a Comment