GRESIK, SabdaNews.com — PT Freeport Indonesia (PTFI) terus menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan melalui pendirian Rumah Kompos di tiga desa di Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik. Ketiga desa tersebut adalah Manyar Sidorukun, Manyarejo, dan Manyar Sidomukti, yang menjadi bagian dari wilayah prioritas PTFI di sekitar area operasional Smelter Gresik.
Inisiatif ini merupakan bagian dari program Waste for Waste, yang bertujuan mengolah sampah organik rumah tangga menjadi pupuk kompos bernilai guna, sekaligus memberdayakan masyarakat melalui pendekatan ekonomi sirkular.
Rumah Kompos tersebut akan dijalankan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) lokal, yakni KSM SABAR (Desa Manyar Sidorukun), KSM MAKiN GEMES (Desa Manyarejo), KSM Mukti Survive Compost (Desa Manyar Sidomukti) Ketiganya akan didampingi oleh mitra pelaksana Wahana Edukasi Harapan Alam Semesta (Wehasta) yang bertugas melakukan assessment dan penguatan kapasitas masyarakat agar program ini berkelanjutan.
Kepala Desa Manyar Sidomukti, Ach Chasin, mengapresiasi kontribusi Freepor. “Rumah Kompos ini bukan hanya membantu mengurangi sampah, tapi juga membuka peluang ekonomi bagi warga. Kami berharap program seperti ini terus berjalan dan membawa manfaat jangka panjang.” terangnya.
Menariknya, dana pembangunan Rumah Kompos ini berasal dari hasil pengelolaan dan penjualan sampah konstruksi Smelter PTFI yang dikelola oleh mitra sosial PTFI, Pusat Transformasi Bersama (PTB). Dana tersebut kemudian dikembalikan ke masyarakat dalam bentuk infrastruktur pengelolaan sampah di sembilan desa penerima manfaat.
Selain Rumah Kompos, PTFI juga sedang mengembangkan Bank Sampah di tiga desa kawasan Mengare dan Desa Karangrejo, Fasilitas TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle) di Desa Banyuwangi dan Desa Bedanten
Sebagai bentuk perayaan sekaligus menyambut Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, PTFI menggelar acara tasyakuran di ketiga desa yang dihadiri perangkat desa dan masyarakat setempat. Rumah Kompos ini ditargetkan akan selesai dan mulai beroperasi pada Juli 2025. PTFI berharap program ini menjadi contoh pengelolaan sampah yang berkelanjutan, yang tidak hanya melibatkan perusahaan, tapi juga mengedepankan kolaborasi aktif dengan masyarakat dan mitra lokal. (Red)