GRESIK, SabdaNews.com- Angka prevalensi stunting di Kabupaten Gresik, Jawa Timur berdasarkan hasil survey Status Gizi Indonesia (SSGI) terus menurun. Data terakhir menunjukkan angka stunting di Gresik berada di angka 10,7 persen.
Meski demikian, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) terus meluncurkan sejumlah program guna menekan angka stunting terutama di wilayah pedesaan. Sejalan hal itu, atensi khusus guna menuntaskan masalah stunting juga dilakukan Pemerintah Desa (Pemdes) Pejangganan Kecamatan Manyar Gresik sebagai upaya membangun sumber daya manusia terutama balita dan lansia.
Plt Kepala Desa (Kades) Pejangganan Manyar sekaligus Sekretaris Desa (Sekdes) Pejangganan Manyar, Suwandi mengatakan stunting merupakan masalah yang harus dituntaskan bersama sama. Untuk itu pihaknya berkolaborasi dengan dengan segenap pihak utamanya tenaga kesehatan, bidan desa dan kader posyandu. ” Kami memberikan atensi khusus untuk menurunkan angka stunting, untuk itu kami alokasikan dana khusus untuk pemberian tambahan makanan,” ujar Suwandi, Senin (23/12/2024).
Suwandi menjelaskan Pemdes Pejangganan rutin melakukan kegiatan pos pelayanan terpadu (Posyandu) setiap bulan untuk balita dan juga lansia berkolaborasi dengan tenaga kesehatan. Dalam kegiatan ini, selain pemeriksaan balita dan lansia pihak desa juga ada pemberian makanan tambahan (PMT).
Selain posyandu rutin tiap bulan, tambah Suwandi, untuk percepatan penurunan stunting pihaknya setiap 3 bulan sekali memberikan tambahaan asupan makanan bergizi berupa bahan makanan diantara lain kacang hijau 1 kg, telur 1 dan vitamin.
Suwandi menyebut tambahan makanan bergizi ini diberikan kepada balita yang berstatus stunting maupun balita yang terindikasi stunting dan juga lansia rentan. ” Pemberian tambahan makanan bergizi ini untuk penuntasan stunting balita dan juga lansia” jelas Suwandi
Sementara itu, Wiwik Sulastri Kader TP PKK Desa Pejangganan menambahkan upaya penurunan stunting dengan pemberian bahan makanan tambahan bergizi yang berprotein tinggi dan Air Susu Ibu (ASI) atau susu eksklusif mulai membuahkan hasil. ” Dari data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Gresik saat ini balita stunting di desa Pejangganan tinggal 15 balita,” ujar Wiwik.
Wiwik menambahkan selain monitoring berkelanjutan dan evaluasi melalui kegiatan rutin Posyandu, pihaknya juga melakukan langkah pencegahan dengan edukasi atau penyuluhan secara masif melalui kelas stunting kepada ibu hamil sejak usia dini ” Meski dari segi angka, balita stunting di desa kami fluktuatif namun trennya terus turun.Kami optimis iditahun mendatang desa pejangganan menuju Bebas Stunting,” pungkas Wiwik.(Gus/Red)