Home KESRADPRD Jatim Pertanyakan Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Buntut Meninggalnya Siswa MTSN Blitar

DPRD Jatim Pertanyakan Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Buntut Meninggalnya Siswa MTSN Blitar

by Redaksi

SabdaNews.com – Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim Hikmah Bafaqih pertanyakan kinerja unit baru dengan nama Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga bentukan Kemendikbud. Pertanyaan ini buntut dari kasus meninggalnya AJH (15) siswa kelas IX Madrasah Tsanawiyah (MTS) Negeri 1 Blitar.

“Yang perlu dipertanyakan adanya Direktorat khusus ini apa? impactnya terhadap kualitas dan ketahanan keluarga apa sih sebetulnya? program yang dicanangkan Kemendikbud terhadap pendidikan keluarga,” kata Hikmah saat dikonfirmasi, Selasa (29/8/2023).

Menurut politikus PKB ini, benteng pertama tumbuh kembang sang anak adalah keluarga, khususnya orang tua. Oleh karenanya, keluarga cerdas dapat mencegah perilaku negatif anak ditengah zaman yang serba mudah diakses.

“Ke depan itu yang paling harus diberdayakan adalah keluarga,” ujar mantan ketua PW Fatayat NU Jatim ini.

“Siapa yang paling dekat dengan anak orang tua. Mengandalkan sekolah saja tidak bisa,” lanjut Hikmah Bafaqih.

Dia mengaku sangat miris ketika pelaku penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia belajar pukulan dari video di YouTube. Ini merupakan bentuk dari literasi medsos yang rendah.

“Literasi medsos yang rendah, literasi kepada anak atau siswa kita untuk taat kepada agama juga (rendah),” tutur perempuan asal Malang.

Di dunia yang serba digital dan terbuka ini, kata Hikmah semakin sulit mengontol asupan pengetahuan sang anak. Sehingga seringkali pengetahuan masuk secara liar dan berimplikasi kepada kebiasaan kekerasan.

“Kekerasan itu bisa timbul dari mana saja, ini yang terbiasa mengasup konten-konten di YouTube yang implikasinya kekerasan, atau game-game yang menimbulkan efek tertentu, yang menyebabkan anak menyukai kekerasan dengan sendirinya,” kata Ketua Perempuan Bangsa Jatim ini.

Oleh karenanya, lanjut Hikmah asupan pendidikan keluarga harus dilakukan dengan baik. Dan Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga harus jelas wujudnya. Tidak hanya tataran pusat tapi juga daerah harus jelas bentuknya.

“Kalau di tingkat pusat ada Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, dibawah di Diknas Pendidikan provinsi, kabupaten/kota diterjemahkan sebagai apa? ora enek. Coba cek di Diknas, ada nggak yang mengurusi pendidikan keluarga,” dalih Hikmah.

“Ini kan artinya ada keterputusan, eman. Padahal soal keluarga ketahanan keluarga itu harus direspon multipihak,” pungkasnya. (pun)

You may also like

Leave a Comment