Gaungkan Merdeka Stunting, Sumbangsih Pemkab Gresik Wujudkan Generasi Emas 2045

by Redaksi

GRESIK, SabdaNews.com- Indonesia diprediksi mengalami bonus demografi pada tahun 2045. Kerap disebut dengan Generasi Emas 2045, menggambarkan begitu besarnya optimisme dan harapan pemerintah terhadap fenomena tersebut.

Namun ditengah peluang tersebut, hingga saat ini Indonesia masih dibayangi dengan permasalahan stunting. Hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) menyebutkan, angka prevalensi stunting pada 2022 berada pada angka 21,6 persen. Angka ini menunjukkan satu dari lima anak Indonesia mengalami stunting.

Kondisi inilah yang terus mendapatkan perhatian, dari pemerintah pusat hingga daerah. Percepatan penurunan stunting pada Balita menjadi program prioritas Pemerintah sebagaimana termaktub dalam RPJMN 2020-2024. Target nasional pada tahun 2024, prevalensi stunting turun hingga 14%.

Upaya-upaya penurunan stunting ini juga mendapat prioritas di Kabupaten Gresik. Meski data menunjukkan penurunan prevalensi stunting yang signifikan dari tahun ke tahun, tidak membuat Pemkab Gresik kendor. Sebagai informasi, hingga tahun 2022, angka prevalensi stunting Kabupaten Gresik tercatat 10,7%. Angka ini turun jauh dibandingkan tahun sebelumnya dengan angka 23%.

Dengan berbagai upaya dan kolaborasi semua pihak, Pemkab Gresik terus berupaya menekan angka tersebut hingga 0%. Karenanya, sejalan dengan semangat kemerdekaan di Bulan Agustus, Pemkab Gresik menggaungkan merdeka stunting. Hal ini terungkap dalam kegiatan talkshow , yang mengambil tema “Menuju Gresik Merdeka Stunting”, Rabu (16/08/2023).

Dalam talkshow yang menghadirkan narasumber Ketua TP PKK Kabupaten Gresik, Nurul Haromaini Fandi Akhmad Yani dan Kadinkes Gresik Mukhibatul Khusnah ini disampaikan jurus jitu Pemkab Gresik guna mewujudkan merdeka stunting.

“Seperti yang sudah kita tahu, di tahun 2045 nanti kita akan menyambut bonus demografi atau yang kita sebut Generasi Emas 2045. Untuk mewujudkan itu, tentunya perlu kita siapkan sejak sekarang. Salah satunya adalah dengan menurunkan angka stunting, khususnya di Kabupaten Gresik,” ujar Nurul Haromaini Fandi Akhmad Yani atau yang biasa disapa Ning Nurul.

Stunting, yang merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang dan stimulasi lingkungan yang kurang mendukung. Secara fisik, ini ditandai dengan panjang atau tinggi badan anak berada di bawah standard. Studi lebih lanjut menunjukkan bahwa stunting tidak hanya berpengaruh secara fisik pada seorang anak, melainkan juga berpengaruh pada kecerdasan anak hingga emosional anak.

Berangkat dari itu, Ning Nurul bersama Kadinkes menjelaskan kolaborasi apik antara PKK Kabupaten Gresik lewat Pokja yang ada, dengan OPD terkait. “Selain melakukan intervensi spesifik, kita dari PKK dan dinas terkait juga tidak lepas melakukan pendampingan pada target. Ini penting karena tanpa membangun kesadaran pada masyarakat, intervensi yang dilakukan tidak akan maksimal hasilnya,” terangnya.

Hingga saat ini, beragam upaya dilakukan Pemkab secara serempak dari berbagai instansi yang ada. Tidak hanya dari sisi pemenuhan gizi dan penyuluhan pentingnya ASI, Pemkab Gresik juga mengupayakan pemenuhan bidang pendidikan pada anak putus sekolah. Tujuannya tidak lain adalah menekan angka perkawinan anak dibawah umur akibat putus sekolah.

Langkah lain dilakukan dengan menggandeng ASN di lingkungan Pemkab Gresik, dengan menjadi ayah/ibu asuh bagi anak stunting. Harapannya, melalui pendampingan tersebut selain bisa menumbuhkan kepedulian sekaligus berperan aktif dalam menurunkan angka stunting. Perhatian yang sama juga dilakukan lewat menjaga kebersihan lingkungan, termasuk sanitasi air bersih yang juga memiliki pengaruh dalam terjadinya stunting.

Menyambung apa yang disampaikan Ning Nurul, Kadinkes Mukhibatul Khusnah menambahkan bahwa dengan kompleksnya stunting, maka perlu upaya bersama untuk menanggulanginya.  “Stunting ini adalah urusan kita bersama. Kami yang ada dalam pemerintahan akan memfasilitasi dan memberikan support pada masyarakat. Sehingga masyarakat jadi paham tentang apa itu stunting, penyebabnya, hingga bagaimana cara menanggulanginya,” pesan dr Khusnah. (Rls/Red)

 

You may also like

Leave a Comment