Oleh : Abdul Salim
Sabnews.com– Antusias para Kepala Desa dan Ketua Kelompok Kerja Kampung KB yang diundang pada acara Fasilitasi dan Pembinaan Kampung Keluarga Berkualitas (KB) yang berlangsung di Gedung Putri Mijil Komplek Pendopo Bupati pada Jum’at, (9/6/2023) patut diacungi jempol. Betapa tidak, karena semua perwakilan dari desa dan Kampung KB yang diundang hadir. Setidaknya ada perwakilan dari desa tersebut yang ikut menghadiri. Mereka semua ingin tahu lebih banyak tentang Kampung KB. Maklumlah, para Kades dan Ketua Pokja Kampung KB tersebut baru dikukuhkan pada Senin, 22 Mei 2023 lalu.
Mereka ingin tahu banyak dan belajar tentang Kampung KB untuk mensukseskan program Pemerintah dalam Penurunan stunting. Bahkan beberapa kades dan pokja diataranya juga banyak belajar kepada Kampung KB yang sudah berdiri lebih dulu. Kampung KB sebagai satuan wilayah setingkat desa dimana terdapat integrasi dan konvergensi penyelenggaraan pemberdayaan dan penguatan institusi keluarga guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia, keluarga dan masyarakat.
Optimalisasi penyelenggaraan pemberdayaan penguatan institusi keluarga, maka perlu didorong penyelenggaraan Kampung Keluarga Berkualitas di setiap desa/kelurahan. Ternyata, antusias para kades dan ketua Pokja Kampung KB ini seiring dengan harapan Pemerintah Pusat maupun Bupati Gresik untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Gresik. Masih ingat ketika mengikuti kunjungan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Gresik, Nurul Haromaini Ali Fandi Ahmad Yani pada awal tahun 2022 lalu. Saat itu, isteri orang nomer satu di Kabupaten Gresik ini tengah mengunjungi salah satu keluarga stunting di salah satu desa di wilayah kecamatan Kebomas Gresik.
Isteri Bupati yang didampingi para Kepala Organisasi Perangkat Daerah bertekad untuk menekan angka stunting di Gresik yang saat itu mencapai 23%. Melalui program yang ada di Satkernya, para Kepala OPD memberikan bantuan baik berupa logistik maupun bantuan pendampingan agar kasus stunting di Gresik turun.
Bu Nurul, demikian panggilan akrab isteri orang nomer satu di Gresik ini meminta kepada Camat untuk mengajak dunia usaha berpartisipasi dalam penurunan stunting ini. Alhasil, dari berbagai upaya yang telah dilakukan seluruh jajaran Pemkab Gresik, yang dikomandani Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani penurunan angka stunting di Kabupaten Gresik pada tahun 2023 bisa ‘anjlok’ sampai 10,7%.
Kegigihan segenap unsur di Pemkab Gresik termotivasi karena Angka stunting di Kabupaten Gresik yang cukup tinggi. Pada tahun 2021 angka stunting sebesar 23 persen pada 2022 turun menjadi 10,7 persen sesuai Survey Studi Status Gizi Indonesia (dirilis SSGI tahun 2023), Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Angka itu lebih rendah di bawah rata-rata Provinsi Jawa Timur yang angkanya mencapai 19,2 persen dan rata-rata nasional yang statusnya bertengger 21,6 persen. Intinya, Pemerintah Kabupaten Gresik lebih cepat 2 tahun dari target Nasional yang 14 persen pada Tahun 2024.
Tentang target penurunan stunting Nasional dirilis setelah ditandatanaginya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 Pada tanggal 5 Agustus 2021, oleh Presiden Joko Widodo Peraturan Presiden. Perpres tentang Percepatan Penurunan Stunting tersebut memuat acuan yang harus dicapai oleh pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting. Terbayang sudah, betapa beratnya pekerjaan tersebut kala melihat angka stunting di Gresik tahun 2021 yang dirilis SSGI pada 2022. Saat itu angka syunting di Gresik mencapai 23 persen.
Seketika Bupati dan Wakil Bupati, Aminatun Habibah beserta Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Gresik Nurul Haromaini Ali bersama seluruh OPD terkait membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting yang di ketuai oleh Wakil Bupati Gresik. Ternyata Upaya yang dilakukan Gus Yani Bupati Bersama jajarannya tersebut sukses. Terbukti target angka stunting di Gresik telah anjlok (turun drastis) sampai 10,7, sudah tercapai pada awal tahun 2023 bahkan jauh terlampaui. Padahal target Nasional sampai tahun 2024 sebesar 14 persen. Suatu capaian Pemerintah Kabupaten yang sangat luar biasa.
Meski Kini sudah 10,7%, namun Bupati Gresuk Tetap mengeluarkan Peraturan Bupati Nomer 9 Tahun 2023 tertanggal 21 Februari 2023 Tentang Percepatan Penurunan Stunting terintegrasi di Kabupaten Gresik. Dia bertekad untuk menjadikan Gresik sebagai Kabupaten bebas stunting (zero stunting). “Ïni hasil kerjasama semua pihak mulai dari Pemerintah, Swasta dan seluruh masyarakat Gresik. Kami harap Kerjasama ini tetap terjalin dan bahkan lebih ditingkatkan kualitasnya sehingga kedepan sudah tidak ada lagi stunting di Gresik alias zero stunting”. Ujar Bupati pada suatu kesempatan.
Seiring harapan Bupati dalam meniadakan Stunting di Gresik, Kepala Dinas Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KBPPPA) Kabupaten Gresik, Titik Ernawati menyampaikan bahwa upaya yang harus dilakukan saat ini adalah meningkatkan upaya pendampingan kepada keluarga yang punya bayi serta ibu hamil bahkan kepada para Calon Pengantin (Catin)
Terkait Tim Pendampingan Keluarga (TPK), Dinas KBPPPA Gresik sudah membentuk 1010 TPK yang setiap tim beranggotakan 3 orang kader, jadi jumlahnya 3030 kader di seluruh wilayah Kabupaten Gresik. “Pendampingan akan konsentrasikan kepada keluarga yang punya bayi utamanya para bayi dari keluarga yang tingkat ekonominya dibawah rata-rata. Dalam pendampingan ini, kami punya ribuan kader yang ada di setiap RT dan RW.”katanya.
Juga, para Penyuluh KB yang ada di seluruh Kecamatan di Gresik ini juga ikut membina kader yang lain pada Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) di 166 desa dan kelurahan. Kader di setiap Kampung KB ini jumlahnya puluhan. “Para Kader ini selalu setia dalam pendampingan keluarga terutama pada keluarga yang punya bayi dengan resiko stunting” tandas Titik
Saat ini di Gresik sudah ada 166 kampung KB, yang pada setiap Kecamatan ada Sembilan sampai sepuluh Kampung Kb. Sesuai Instruksi Presiden RI nomer 3 tahun 2022 tentang optimalisasi penyelenggaraan kampung Keluarga Berkualitas bahwa sampai tahun 2014 semua desa dan kelurahan harus punya kampung KB. Tentang adanya kader di kampung KB ini, siap selalu siap melakukan pendampingan mulai dari Calon Pengantin, Ibu hamil dan melahirkan, ibu menyusui dan ibu yang punya balita.
Belum lagi program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat). Program ini ada pada setiap kampung KB. Program Dashat ini selain memberikan pembinaan terkait gizi keluarga, juga menjadi dapur sehat andalan keluarga yang mempunyai balita di pedesaan. “Pendanaan program ini didapat dari beberapa pengusaha dan masyarakat yang ada di desa setempat. Terutama keluarga mampu yang peduli kepada masyarakat di desa dan kelurahan setempat” ujar Titik.
Melihat kekompakan ini, Titik Ernawati optimis stunting di Kabupaten Gresik akan akan mendekati angka zero stunting seperti harapan Masyarakat. Dia juga menyatakan Gresik lebih siap menghadapi era bonus demografi tahun 2030 hingga 2040 mendatang. Bonus demografi yang dimaksud adalah masa di mana penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan lebih besar dibanding usia nonproduktif (65 tahun ke atas) dengan proporsi lebih dari 60% dari total jumlah penduduk Indonesia. ( Penulis Wartawan SabdaNews.com)