GRESIK,SabdaNews.com-Talk Show yang diadakan Komunitas Wartawan Gresik (KWG) memperingati Hari Pers Nasional (HPN) dan HUT Kota Gresik bersama Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaif, Ketua DPRD Gresik M Abdul Qodir dan Ketua Dewan Kesenian Kris Aji di Atrium Gress Mall menghasilkan sejumlah rumusan terkait pengelolaan cagar budaya dan benda cagar budaya guna kepentingan ilmu pengetahuan, sejarah, ekonomi dan budaya.
“Saat ini Gresik sudah punya Dewan Kesenian yang dipimpin oleh Pak Kris Aji. Soal agar kedepanya dibentuk tim khusus untuk mengawasi dan menginventarisasi aset cagar budaya nanti kita akan meminta dan memberi masukan kepada pemerintah. Atau nanti DPR bisa mengusulkan perda inisiatif,” kata Ketua DPRD Gresik M Abdul Qodir, kemarin.
Ketua DPC PKB Gresik ini juga menyampaikan dalam waktu dekat dirinya dan KWG akan bertolak ke DIY untuk merumuskan regulasi terkait keberadaan Bandar Grisse yang sudah mendapat antusias waraga Kota Pudak agar tatalaksana dan pemanfaatanya unruk kendorong ekonomi kreatif tercapai.
“Inysa Allah kita minggu depan kita akan belajar dan studi banding ke DIY. Disana ada Malioboro dan kita belajar menglola Bandar Grisse agar menjadi warisan yang manfaat. Sebab kika bukan generasi berkelanjutan maka warisan leluhur kita akan punah. Makanya memang perlu ada tim khusus untuk pengawasan keberadaan cagar agar tidak punah,” tandasnya.
Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaif juga menyampaikan Gresik memiliki banyak sejarah bwserta peninggalanya. Menurutnya sangat penting keberadaan tim khusus untuk mengembangkan dan mengenalkan bahwa Gresik adalah kota Budaya, kota Industri, Kota Santri yang agamis.
“Tidak ada Indonesia tanpa Gresik. Islam masuk wilayah Jawa pertama kali san sejarhnya lengkap juga diawali Gresik. Dan tidak ada kota yang memiliki pelabuham terbanyak seperti Gresik. Maka kami sebagai warga Gresik bangga. Karenanya saya menyatakan dan menyampaikan dengan tegas dalam talk show ini kita sepakati untuk segera dibentuk tim cagar budaya tingkat kabupaten. Ini sudah ada ketua DPR, ada ketua Dewan Kesenian tinggal merumuskan. Dan teman teman KWG nanti haris terlibat karena tim khusus ini butuh pebulis, butuh dokumentasi,” tegas Jazil yang didapuk KWG untuk menggunting pita sebagai tanda dibukanya Festival Nasi Krawu dan Pameran UMKM di Atrium Gress Mall, Kamis (9/3/23).
Jazil juga mengaku perihatin meski tidak terlaku kecewa, nasi krawu yabg sudah ditetaokan sebagai warisan budaya takbenda tapi masih kalah dengan bandeng pak elan meskipun Gresik sendiri juga memiliki andalan pasar bandeng.
“Terus tetang saja saya prihatin. Setiap tamu dari Jakarta mintanya ke Pak elan itu. Mestinya bagaimana agar tamu tamu itu mintanya ke nasi krawu, agar menjadi jujukan, karena krawu pak Timan masih kalah dengan Bandeng Pak Elan. Kalau soal bandeng kita pasar bandeng tahunan. Meski kita juga punya unggulan bandenga bansengan yang daerah lain juga ounya. Tetapi nasi krawu se nusantara bahkan dunia hanya ada di Gresik,” ungkap pria yang memilik pondok pesantren di Kecamatan Sidayu ini.
Sementara itu, Ketua Dewan Kesenian Kris Aji mengatakan, Nasi Krawu adalah asli kekuaran warga Gresik. Ia menampik jika Nasi Krawu dari Madura, karena literasinya jelas jika Nasi Krawu asli keluaran Gresik yang tisak terbantahkan. Karena menurutnya, itu terjadi karena warga Madura itu kreatif dan jago berjualan. Dan mereka meskipun asal Madura warga Gresik sehingga ada kampung yang namanya Meduran.
“Sepeti yang disampaikan Pak Jazil kita tidak bisa memisahkan sejarah. Itu kan orang tidak tahu sejarah. Krawu itu butiran parutan kelapa ada warna kuning, ada warna orange yang membuat rasa khas Nasi Krawu. Tidak benar kalau Nasi Krawu dari Madura. Kalau yang jualan Nasi Krawu keturunan Madura itu benar. Tetapi nasi Krawu rill asli Gresik ,” kata Kris Aji (Red)