GRESIK.SabdaNews.com – Ada fenomena menarik pada pelaksanaan proses pemungutan suara (coblosan) Pilkada Kabupaten Gresik tahun 2024. Sebagian pemilih setelah menggunakan hak suaranya di sejumlah TPS, justru mengaku bangga bisa mencoblos kotak kosong. Mengingat, fenomena ini jarang terjadi dalam perhelatan kontestasi Pilkada di Kabupaten Gresik maupun di Indonesia sejak pilkada langsung mulai diberlakukan.
Pengakuan pemilih yang mencoblos kotak kosong di Pilkada Gresik itu dapat dengan mudah ditemukan di sejumlah warung kopi yang biasa dijadikan tempat mangkal anak-anak muda maupun warkop yang ada di sekitar lokasi TPS.
Pantauan SabdaNews.com di lapangan menemukan ada beragam alasan kenapa warga Gresik memilih kotak kosong. Begitu juga dari segi usia pendukung kotak kosong beragam mulai dari para orang tua, orang dewasa maupun pemilih pemula.
“Selama mengikuti pemilu, baru kali ini ada calon tunggal melawan kotak kosong di Pilkada Gresik sehingga bisa memilih kotak kosong itu pengalaman pribadi yang tak terlupakan,” kata Cak Mus saat ditemui Rabu (27/11/2024) kemarin.
Ia sengaja memilih kotak kosong karena ingin mencari sensasi dan anti kemapanan. Terlebih bagi Cak Mus siapapun yang menjadi Bupati Gresik tidak terlalu berdampak bagi dirinya maupun keluarga.
“Siapapun yang jadi Bupati Gresik, tetap ngudek kopi mas. Apalagi uang saku yang diberikan paslon cuma Rp,20 ribu, itu setara 4 cangkir kopi,” kelakar pria paruh baya ini.
Fenomena penolakan calon tunggal di Kabupaten Gresik sebenarnya terbaca jauh hari. Hal itu terlihat dari banyaknya baliho dukung kotak kosong yang tersebar di gapura desa maupun dusun yang ada di berbagai kecamatan di Kabupaten Gresik.
Informasi yang didapat SabdaNews menyebut, desa desa yang memiliki pondok pesantren ternama pasangan Yani-Alif kalah dengan kotak kosong. Bahkan dibeberapa kecamatan seperti di Kecamatan Gresik, Manyar, Bungah, Sidayu, dan Ujungpangkah, berdasatkan perhitungan sementara dimenangkan kotak kosong. Namun secara total untuk sementara dimenangkan pasangan Yani-Alif dengan perolehan kisaran 60%.
Meskipun paslon tunggal yang didukung hampir seluruh parpol yang ada, namun kemenangan Yani -Alif patut menjadi catatan karena tingkat partisipasi pemilih juga rendah. Sehingga besar kemungkinan jika suara golput dijumlahkan dengan suara kotak kosong, paslon tunggal di Kabupaten Gresik bisa tumbang. (pun)