GRESIK, SabdaNews.com- Didasari dengan besarnya keinginan warga Desa Bedanten yang ingin menguak sejarah kemerdekaan di Bedanten, Aliansi Kepemudaan menggelar acara bertajuk “Ngaji Kesejarahan Era Kemerdekaan”. Acara ini digelar bersamaan dengan momen Hari Santri Nasional (HSN) 2023, Hari Sumpah Pemuda sekaligus menyongsong Hari Pahlawan 10 November.
Tak tanggung-tanggung, acara yang digelar di Aula Makam Mbah Sayyid Khusaini Bedanten Bungah Gresik ini menghadirkan 3 narasumber ahli, yakni KH Drs. Mudhofar Usman M. Pd.I (Pemerhati Sejarah Islam), Ahmad Zaki Yamani, SH (Pemerhati Sejarah Kolonial), dan Eko Jarwanto, M.Pd (Guru, Penulis, dan Pemerhati Sejarah Gresik).
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Desa (Kades) Bedenten Abdul Majid, S.Pd.I mengatakan, perlunya generasi pemuda untuk melek sejarah belajar dari masa lalu nenek moyang kita yang berjuang melawan penjajah. “Untuk itu, Ngaji Sejarah Kemerdekaan ini sangat penting di tengah pesatnya pertumbuhan industri di Kabupaten Gresik pada umumnya dan di wilayah Desa Bedanten pada khususnya,” tandas Kades alumni Pondok Pesantren Sunan Drajat Yai Ghofur ini.
Sementara itu Ketua Panitia Moh. Ulul Albab mendampingi Ketua Pemuda Saiful Rizal mengatakan, kegiatan Ngaji Kesejarahan Era Kemerdekaan ini diprakarsai Karang Taruna Kerabat Bersama Aliansi Kepemudaan (Ansor, Fatayat, IPNU – IPPNU, Remas, OSIS, dan para Pekerja Santri Melek Industri, serta Pengurus Pelestarian Makam Penggede (PPMP) Bedanten.
Dijelaskan Rizal, dari penelusuran sejarah yang dilakukan Tim Kesejarahan pimpinan Abhiseka dan teman lainnya, ternyata terdapat puluhan lebih para mantan pejuang asli orang Bedanten Bungah. Mereka tergabung dalam Korps TKR/TNI dan Laskar-Laskar Rakyat, seperti Pasukan Penggempur Dalam dan Laskar Hisbullah yang dikomandani oleh Kyai Abdul Hamid Sampurnan Bungah, Laskar-Laskar Pemuda Rakyat di Bedanten langsung dilatih sendiri oleh Mayor Djarot beserta anak buahnya. Dari puluhan pemuda pejuang asli Bedanten terdapat nama : Mayjen KKO Koesnaniwanto, salah satu tokoh pendiri KKO sebelum menjadi Marinier.
Sementara Bapak Khoirul Abidin selaku Tokoh Masyarakat dan Pegiat Kesejarahan menyampaikan, Desa Bedanten, apabila dilihat rekam jejak history sejarahnya sangat luar biasa. Sejak tahun 1358 M, dengan ditandai Prasasti Canggu oleh Prabu Hayam Wuruk, dengan Maha Patih Gajah Mada pada masa kerajaan Majapahit , bahwa Desa ini merupakan Naditira Pradeca, yaitu salah wilayah yang diberi kewenangan memberikan jasa penambangan atau penyeberangan ( ferry ) di Mandala Pulau Jawa.
Selanjutnya, wilayah Desa Bedanten, termasuk para tokohnya mempunyai peran sangat penting pada masanya. Sejak tahun 2001-an , diinisiasi para tokoh peduli kesejarahan, terbentuklah PPMP ( Perkumpulan Pelestari Makam Penggede ) yaitu wadah / organisasi yang fokus menjaga, melestarikan, termasuk merawat Makam-Makam Penggede. Seperti Mbah Syayid Khusaini, Mbah Mambang, Mbah Kemedum, dan lainnya.
Pada malam ini, atas dorongan kuat Pemerintahan Desa, Tokoh Peduli Kesejarahan, termasuk para penggerak aliansi Kepemudaan menyelenggarakan Ngaji Kesejarahan di Era Kemerdekaan.Tujuannya, menguak mutiara terpendam, dengan membuka kiprah perjuangan para tokoh atau pahlawan yang asli dari Desa Bedanten.
Hal senada juga disampaikan Tim Melek Industri Aliansi Pemuda Peduli Sejarah, Budaya dan Industri yang dikomandani oleh Lestari Widodo, S.Pd.I, M.Pd.I, M.Si. Kegiatan ini, di dasari oleh Ikhtiar bersama, para Penggerak kepemudaan, yang secara tulus ikhlas, berniat menumbuhkan semangat jiwa nasionalisme dan patriotisme di kalangan generasi muda. (Red)