SabdaNews.com – Anggota DPRD Jawa Timur dari Dapil Malang Raya, Puguh Wiji Pamungkas, memberikan apresiasi atas pelatihan ketenagakerjaan yang diselenggarakan oleh Balai Latihan Kerja Singosari (BLK Singosari) bersama Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur.
Pelatihan yang digelar di Kelurahan Mergosono, Kota Malang ini menjadi bagian dari upaya nyata menekan angka pengangguran di kawasan Malang Raya pada Selasa (2/12/2025).
Menurut data terbaru, Badan Pusat Statistik Kabupaten Malang (BPS Malang) mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Malang pada Agustus 2024 sebesar 5,13%, atau sekitar 80.950 orang menganggur.
“Pelatihan ini adalah wujud dedikasi kami sebagai wakil rakyat untuk masyarakat di Malang Raya,” ujar politikus asal PKS pada acara penutupan pelatihan.
“Dengan pelatihan dan sertifikasi kompetensi, warga, terutama ibu-ibu peserta, bisa memulai wirausaha mandiri di rumah atau membuka lapangan pekerjaan sendiri,” kata Sekretaris Fraksi PKS DPRD Jatim.
Program pelatihan BLK yang dihadiri oleh 16 ibu-ibu warga Mergosono ini berlangsung selama 18 hari dan diakhiri dengan uji kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Produk yang dihasilkan berupa kue dengan kualitas baik, dari tampilan, kemasan, hingga rasa, menunjukkan potensi besar bagi usaha rumahan skala kecil hingga menengah.
Puguh menilai pendekatan “jemput bola” ini sangat penting, terutama karena angka pengangguran di Kabupaten Malang meskipun menurun, masih tergolong signifikan.
Pelatihan langsung ke lokasi masyarakat seperti di Mergosono, menurutnya, memperbesar peluang penyerap tenaga kerja lewat wirausaha dan UMKM.
Bukan hanya sebagai upaya mengurangi angka pengangguran, pelatihan ini juga diharapkan membuka peluang ekonomi baru bagi peserta.
Puguh menyebut bahwa hasil produksi ibu-ibu peserta bisa dikembangkan menjadi usaha mikro atau rumahan yang mandiri, bahkan bisa menciptakan pekerjaan baru bagi orang di sekitarnya.
Ia pun menyebut telah bersepakat dengan anggota DPRD Kota Malang untuk membantu jalur distribusi produk agar hasil pelatihan bisa segera dipasarkan secara lebih luas.
Menurut Puguh, pelatihan semacam ini harus didukung dengan sinergi antara pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan pelaku usaha, agar dampaknya maksimal dan berkelanjutan.
“Program ini harus terus digencarkan. Bukan hanya pelatihan sekali dua kali, tetapi jadi bagian dari strategi jangka panjang mengurangi pengangguran serta menaikkan taraf hidup masyarakat,” ujarnya.
Data BPS menunjukkan penurunan TPT di Kab Malang dari 5,70% menjadi 5,13% pada 2024. Tetapi Puguh mengingatkan bahwa penurunan ini bukan alasan untuk berhenti bekerja, justru harus menjadi momentum memperkuat upaya pemberdayaan dan investasi sumber daya manusia.
Dengan pelatihan yang tepat dan akses ke modal serta pasar, Puguh optimis bahwa lebih banyak warga Malang Raya bisa segera bangkit secara ekonomi, menurunkan angka pengangguran, dan memperkuat ekonomi lokal. (pun)
