SabdaNews.com – ‘Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa’ mungkin petikan lagu tersebut sedikit bisa menggambarkan perasaan Calon Gubernur nomor urut 1 Luluk Nur Hamidah saat menziarahi makam ibundanya Hj Zuhairoh di Jombang, Jumat (27/9/2024).
Ditemani suami tercinta, tangis Luluk pecah saat berkirim doa di pusara makam kedua orang tuanya. Apalagi saat ini Luluk sedang berjuang berkontestasi di Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2024.
Sebagai orang tua, almarhumah Hj Zuhairoh sukses membesarkan Luluk hingga saat ini menjadi salah satu tokoh aktivis perempuan, bahkan dipilih PKB untuk dipertarungkan di Pilgub Jatim.
Luluk memang sering bercerita tentang sosok ibundaya. Bahkan ilmu politik pertama kali ia dapatkan dari sosok almarhumah yang jadi juru kampanye nasional di tahun 1977.
Luluk mengenang ibundanya yang sudah menjanda di umur 29 tahun dengan tanggung jawab empat orang anak.
Saat itu, sebagai anak kecil berumur 4 tahun, Luluk bercerita sering menemani ibundanya dalam setiap agenda politik sebagai jurkam.
“Itulah pelajaran politik pertama yang saya jumpain, dikenalkan ibu saya,” kata Luluk saat diundang di Mata Najwa.
Ibundanya, kata Luluk merupakan perempuan luar biasa. Bahkan dengan tanggung jawab 4 anak, ibundanya masih eksis menjadi representasi kaum pesantren yang terjun di dunia politik.
“Menjadi jurkam nasional sebagai representasi santri, digandeng oleh Kiyai Mustain dari Darul Ulum,” cerita Luluk.
Sejarah perjalanan panjang ibundanya itu menjadi salah satu pemicu bagi Luluk dikenal sebagai seorang aktivis perempuan yang getol dan fokal menyuarakan hak perempuan di DPR RI.
Kisah ini semakin menegaskan bahwa perjuangan politik Luluk tidak hanya berakar dari pengalamannya sendiri, tetapi juga merupakan warisan kuat dari sang ibundanya. Maka tidak heran jika dalam pencalonannya ini, hal yang paling disorotinya yakni soal kekerasan perempuan dan anak yang masih tinggi di Jatim.
“Saya secara pribadi untuk mengangkat isu politik perempuan sebagai salah satu hal yang sangat penting untuk diperjuangkan. Karena di Jawa Timur ini angka kekerasan terhadap perempuan dan anak juga cukup tinggi,” ujarnya.
Menurutnya, permasalah perempuan begitu kompleks. Kondisi kejiwaan perempuan sangat rentan rapuh, namun seringkali terbaikan dan dianggap sebagai persoalan yang biasa. Oleh sebab itu, pembangunan di Jatim haruslah ingklusif. “Tidak ada satupun yang kemudian kita tinggalan,” pungkasnya.
Sebagai informasi dalam agenda kunjungannya ke Jombang Luluk Nur Hamidah, melakukan sejumlah kegiatan. Seperti, ziarah ke makam Ki Ageng Corekan, Brodot, Bandarkedungmulyo.
Kemudian, Pasangan dari Lukmanul Khakim pada Pilkada Jatim 2024 tersebut, bertemu dengan Bu Nyai Dewi Mariyam istri dari KH. Masduqi Abdurrahman, Pondok Pesantren Tahfidz Roudhotul Qur’an, Jombang. (pun)