Peringatan Hari Kartini 2025 ini Disetting Sederhana Namun Penuh Kesan dan Makna

by Redaksi

GRESIK,SabdaNews.com– Penampilan music tradisional angklung kelas IV dan diiringi nyanyian lagu “Ibu Kita Kartini” menyemarakan peringatan hari kartini 2025 di SD Alam Muhammadiyah Kedanyang (SD Almadany) Kebomas Gresik Selasa (22/4/2025).

Mengambil tema Future Leader, peringatan hari kartini 2025 ini disetting sederhana namun penuh kesan dan makna. Ketua panitia Lilis Setyawati,S.Pd. menyampaikan syukur atas kelancaran kegiata ini, “Alhamdulillah semua rangkaian acara berjalan lancar”ucapnya.

Menurutnya, hal ini tak lepas dari koordinasi dan kerjasama semua panitia. Dari seksi acara yang telah menyiapkan 3 tampilan dari 3 fase SD. Fase A yang terdiri dari siswa kelas I dan II yang menampilkan lagu Ibu Kita Kartini, disusul Fase B dari siswa kelas III dan IV dengan penampilan music tradisional angklung dan iringan lagu dan penampilan terakhir dari Fase C murid siswa V dan VI dengan music seruling dan pianika serta diiringi lagu.

Setelah menunjukkan 3 penampilan yang ciamik, murid SD Alam ini diberikan kesempatan berlomba. “Lombanyapun terbagi dalam 3 Fase” ungkap Lilis. Lomba untuk Fase A mewarnai gambar Ibu Kartini, Lomba menggambar Ibu Kartini untuk siswa Fase B sedangkan siswa Fase C menuliskan biografi Ibu kartini.

Sambutan Ibu Kepsek tentang Perjuangan RA KArtini Dalam sambutannya, Kepala SD Almadany Nur Aini,S.Pd.,M.Pd. menceritakan tentang peran Raden Ajeng Kartini sebagai tokoh emansipasi wanita. “Wanita yang berasal dari Jepara, Jawa Tengah ini dikenal sebagai sosok pemberani, yang semasa hidupnya terus memperjuangkan harkat dan martabat perempuan agar bisa mendapatkan hak yang sama dengan kaum laki-laki”Ungkapnya penuh semangat.

Menurutnya, pada masa perjuangan kemerdekaan, tidak semua perempuan dapat bersekolah. Hanya perempuan bangsawan saja yang memiliki kesempatan mendapat pendidikan, berawal dari situ, RA Kartini terdorong untuk memajukan kaum perempuan pribumi agar tidak dipandang memiliki kedudukan yang rendah.

Nur Aini kemudian menceritakan upaya RA Kartini mendirikan sekolah perempuan. Pernah menjalani masa pingitan sebelum menikah, RA Kartini tidak berdiam diri. Ia tetap belajar mandiri dan menulis surat kepada teman-temannya yang berasal dari Belanda. RA Kartini juga menghabiskan waktunya dengan membaca buku, koran, dan majalah-majalah Eropa, yang kemudian mendorongnya untuk memajukan para perempuan pribumi supaya tidak lagi dipandang rendah.

Peran RA Kartini lainnya – sambung Aini – adalah menggerakkan emansipasi wanita melalui tulisannya. Hidup di masa status sosial perempuan masih dianggap rendah dan dengan hak kebebasan yang sangat terbatas, pemikirannya untuk memperjuangkan emansipasi perempuan membuat RA Kartini terkenal di Indonesia.

RA Kartini bertekad memajukan para perempuan pribumi yang masih terlalu terikat dengan budaya dan adat yang merenggut kebebasan mereka dalam menentukan hidup. Semasa hidupnya, kaum perempuan dilarang berpendidikan tinggi dan hanya diperbolehkan untuk tinggal di rumah untuk mengurus suami dan anak. Berawal dari kondisi ini, RA Kartini ingin menunjukkan bahwa perempuan juga memiliki peranan lebih, bahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pemikiran-pemikiran ini ia tuangkan dalam tulisannya yang sempat beberapa kali dimuat dalam majalah De Hollandsche Lelie. Meskipun jasadnya telah wafat, perjuangan RA Kartini tidak tamat. Setelah wafat, segala tulisan yang berisi pemikiran-pemikirannya dibukukan oleh sahabat penanya, J. H Abendanon, dengan judul “Door Duisternis tot Licht”, yang berarti Habis Gelap Terbitlah Terang. Buku ini menjadi pelopor perubahan pola pikir rakyat pribumi terhadap perempuan.( Penulis Mahfudz Efendi/Red)

You may also like

Leave a Comment